Sukses

Kunjungi Gunung Tangkuban Parahu, Menteri ESDM Imbau Waspadai Gas Berbahaya

Jonan mengatakan, gas-gas tersebut keluar bersamaan dengan erupsi-erupsi kecil Gunung Tangkuban Perahu yang berstatus waspada itu.

Liputan6.com, Bandung - Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengingatkan warga maupun pengunjung untuk mewaspadai gas berbahaya seperti hidrogen sulfida (H2S) dan sulfur dioksida (SO2) dari dalam kawah Gunung Tangkuban Parahu. Hal itu disampaikan Jonan saat mengunjungi Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) tersebut di Subang, Jawa Barat, Selasa (27/8/2019).

Jonan mengatakan, gas-gas tersebut keluar bersamaan dengan erupsi-erupsi kecil gunung api yang berstatus waspada itu.

"Gasnya itu H2S dan SO2. Ini kan gas yang tidak ramah terhadap makhluk hidup makanya dikasih pembatasan di radius 1,5 kilometer dari kawah di Gunung Tangkuban Parahu. Kawah Ratu yang punya aktivitas cukup tinggi sekarang," kata Jonan.

Dalam kesempatan tersebut, Jonan juga melihat secara langsung pemantauan Gunung Tangkuban Parahu yang saat ini masih berstatus waspada.

"Ya jadi ini kan kira-kira sudah sebulan (pasca erupsi freatik). Kalau per kemarin itu peningkatan statusnya menjadi waspada jadi ya kegiatan aktivitas gunung berapi atau kawah ini sudah kurang lebih sebulan sejak 26 Juli sampai sekarang," katanya.

Jonan mengatakan, kunjungannya ke pos pengamatan untuk memastikan apakah status waspada Gunung Tangkuban Parahu sudah bisa diturunkan atau belum.

"Kami lihat lagi apakah mau diubah statusnya atau dicabut. Karena sekarang statusnya level dua atau waspada, ternyata kalau dari laporan aktivitasnya kurang lebih sama," ujarnya.

Dia mengatakan, erupsi itu tidak bisa diprediksi kapan terjadinya. Pihak Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi terus akan melakukan pemantauan selama 24 jam dan akan terus dievaluasi.

"Jadinya kita memberi pembatasan, jadi tetap statusnya waspada dan juga radiusnya 1,5 kilometer," katanya.

Sejauh ini, kata Jonan, peralatan yang ada di PGA sudah komplet, mulai dari alat monitoring, GPS, seismograf, pemantau gas, dan sebagainya.

"Kalau aktivitasnya mereda dalam jangka waktu yang kita prediksi tidak akan timbul lagi baru kita menurunkan statusnya. Tapi sekarang tidak bisa diturunkan statusnya," kata Jonan.

Sementara itu, berdasarkan informasi PVMBG Kementerian ESDM, visual kawah Gunung Tangkuban Parahu, pada 27 Agustus 2019 pukul 06.06 WIB, tampak asap kawah putih tebal dengan tinggi sekitar 200 meter dan tinggi kolom abu sekitar 15 meter dari dasar kawah.

Simak video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.