Sukses

Kepercayaan Iblis-Iblis Marah di Balik Langit Merah Gorontalo

Meski kebanyakan orang sudah tidak memercayainya, tetapi sebagian masyarakat yang tinggal di pelosok Gorontalo masih kental dengan kepercayaan ini.

Liputan6.com, Gorontalo - Jika matahari dan tempiasan sinarnya yang kemerah-merahan pada waktu sore menjadi buruan para pecinta sunset, tetapi tidak bagi sebagian warga Gorontalo.

Ketika suasana langit tengah berwarna kemerah-merahan, mereka justru memilih masuk rumah. Hal ini lantaran, sebagian warga Gorontalo memercayai matahari berwarna kemerahan pada sore itu pertanda bahwa iblis murka dan mulai keluar.

Meski kebanyakan orang sudah tidak memercayainya, tetapi sebagian masyarakat yang tinggal di pelosok Gorontalo masih kental dengan kepercayaan ini.

Mereka percaya bahwa waktu sore ketika langit berwarna kemerahan ditandai dengan ayam jantan yang tidak henti-hentinya saling menyahut, pada saat seperti itu lah kondisi berbahaya dan berubah mencekam.

Selama langit masih berwarna merah, warga diimbau untuk tidak keluar rumah apalagi anak-anak. Setelah warna merah itu hilang, barulah warga bisa beraktivitas kembali.

Seperti yang dikatakan Saurin Otane (70), warga Kecamatan Tilongkabila, Kabupaten Bone Bolango (Bonebol), bahwa hal itu memang sudah menjadi kepercayaan mereka sejak kecil.

"Saat matahari berubah berwarna merah pada waktu sore, kami tidak diperkenankan keluar rumah karena takut ketabrak iblis yang kala itu juga keluar dan ketika ketabrak maka fatal akibatnya," tutur Saurin kepada Liputan6.com.

Menurutnya, ini memang merupakan petunjuk dari leluluhurnya kala itu. "Leluhur kami bilang seperti itu. Katanya, sejak dulu kepercayaan Gorontalo bahwa iblis itu tidak suka dengan warna merah. Jadi ketika langit berubah berwarna merah, maka mereka pasti murka kemudian keluar dan menyakiti siapa pun yang ditemui," ungkapnya.

Namun seiring perkembangan waktu, sebagian masyarakat sudah tidak memercayai hal ini. Bahkan, saat ini matahari berwarna merah atau ketika sunset malah menjadi buruan.

"Tinggal sebagian saja yang percaya ini, apalagi di daerah perkotaan mungkin matahari berwarna merah menjadi buruan sebagai latar foto selfie, namun kami di sini masih kental dan percaya akan hal itu karena ini pesan orang tua kami dulu dan tidak bisa diabaikan begitu saja," dia menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.