Sukses

Produk Canggih Besutan Mahasiswa Kreatif Medan

Ada 'Talak Suami' yang rupanya mampu mencegah strok. Lho, kok bisa?

Liputan6.com, Medan - Menempuh pendidikan di Universitas Negeri Medan (Unimed) membuat lima orang mahasiswa berpikir kreatif untuk menghadirkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya menjadikan kulit buah nanas menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Kelima mahasiswa Unimed tersebut adalah Nurhikmah Weisdiyanti, Kiki Santoso, Riri Syavira, Liza Karina Otvyanda Pohan, dan Rionaldo Tamba. Mereka berhasil menciptakan bantal cantik anti insomnia dari limbah kulit nanas.

Para mahasiswa yang berasal dari beberapa jurusan tersebut menciptakan mesin yang mampu mengolah daun nanas menjadi bahan baku tekstil. Kemudian diolah menjadi bantal yang bermanfaat bagi kesehatan yang mereka beri nama bantal cantik anti-insomnia.

Ketua Tim, Nurhikmah mengatakan, ide awal untuk menciptakan bantal tersebut berangkat dari dirinya yang merupakan anak seorang petani nanas. Karena sering membantu orangtuanya di kebun nanas, Nurhikmah melihat banyak limbah daun nanas yang terbuang sia-sia.

Selanjutnya, ia mencoba membuat limbah kulit nanas tersebut menjadi hal yang bermanfaat. Bersama empat mahasiswa lainnya, mereka melakukan penelitian dan berhasil melihat karakteristik dari nanas, terutama nanas dari Sipahutar yang cocok untuk bahan baku tekstil.

"Sangat disayangkan jika dibuang begitu saja, ditambah lagi ternyata Sumatera Utara merupakan sentra produksi terbesar di Indonesia. Saya berpikir melihat potensi besar bagi provinsi ini jika bisa memanfaatkannya sebaik mungkin," kata Nurhikmah, Kamis (13/6/2019).

Buah nanas yang mereka gunakan dalam penelitian tersebut adalah nanas dari Sipahutar. Jenis nanas ini memiliki serat halus dan kuat, sehingga cocok untuk dijadikan bahan baku tekstil yang kemudian dikembangkan menjadi kain, tali, juga isi bantal.

Nurhikmah mengaku, sempat bertanya kepada petani nanas Sipahutar. Ternyata, mereka juga kewalahan dengan limbah daun nanas tersebut, meski sebagian sudah dibakar dan dijadikan pupuk, tetapi masih melimpah di Sipahutar.

"Kami berusaha membantu para petani dengan memberikan edukasi. Kami beritahu, daun nanas memiliki potensi sebagai bahan baku tekstil," ujarnya.

Nurhikmah mengakui, kesulitan dalam menciptakan bantal anti insomnia ini berada pada pembuatan alat untuk membuat serat, karena kualitas serat nanas yang dihasilkan bagus atau tidaknya tergantung alat, dan juga proses pengeringan yang membutuhkan waktu lama.

"Bantal cantik anti insomnia ini kami tambahkan aromaterapi. Isiannya terbuat dari serat nanas agar lebih empuk, supaya pemakai bantal lebih mudah tidur," ungkapnya.

Dalam melakukan penelitian, mereka memulainya awal April hingga Juni 2019. Hasil penelitian rencananya akan dikomersilkan, tetapi bukan mereka yang menjalankan, melainkan para petani nanas sebagai mitra yang menjalankannya.

"Karena memang penelitian ini bertujuan untuk memberikan manfaat kepada petani," sebutnya.

Nurhikmah menerangkan, saat ini penelitian mereka juga sedang diikutkan lomba Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), merupakan program karya dan kegiatan ilmiah yang diselenggarakan Kemenristekdikti. Jika lolos, maka akan dibiayai Ristekdikti.

Kegiatan tersebut tidak hanya untuk penelitian, ada lima bidang yaitu penelitian, penerapan teknologi, pengabdian masyarakat, karsa cipta, dan kewirausahaan.

"Kami di bidang penerapan teknologi. Nah, teknologi yang kami buat diterapkan kepada mitra yang dalam hal ini petani nanas," Nurhikmah menandaskan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

'Talak Suami' Pencegah Stroke dari USU

Selain Unimed, mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) juga terus melakukan inovasi. Seperti yang dilakukan mahasiswa USU tergabung dalam Group Seloae Squad. Mereka berhasil menciptakan produk Talak Suami.

Anggota Group Seloae Squad, Muheri Indra Aja Nasution menerangkan, Talak Suami merupakan produk inovasi yang memiliki kepanjangan dari Tahu Kedelai Kelor Saus Susu Kambing Bawang Putih. Ini merupakan produk makanan pencegah strok.

"Ini kami buat dalam upaya menurunkan prevalensi strok di Indonesia," ujar Muheri.

Dia menjelaskan, ide awal membuat produk ini karena grup yang beranggotakan tiga mahasiswa, Muheri Indra Aja Nasution, Muhammad Dava Warsyahdhana, dan Habib Al Kahfi Nasution, hendak mengikuti kompetisi LKTIN Tanjungpura Medical Scientific (TMSC) di Pontianak.

"Saya dan tim bertemu membahas tentang kompetisi tersebut. Ide awal mulanya dari kombinasi yang saya lakukan, namun saat itu belum komplit," terangnya.

Mereka bertiga, yang berasal dari jurusan berbeda, Peternakan, Agroteknologi, dan Pendidikan Dokter mencoba membuat inovasi dengan menggabungkan kemampuan masing-masing. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat makanan tersebut, juga hasil dari kombinasi mereka yang disesuaikan dengan pengetahuan masing-masing.

"Maka, terciptalah Talak Suami ini yang dapat dikonsumsi semua kalangan untuk mencegah strok," sebut Muheri.

Dia mengatakan, Talak Suami masih pada tahap literatur dan jurnal. Namun, akan ditindaklanjuti agar dibuat dengan kemasan yang bagus, selanjutnya akan dilakukan tindakan lanjutan seperti hak paten. Menariknya, sejauh ini tidak ada kendala, karena produk Talak Suami dibuat secara sederhana dengan menggunakan bahan-bahan yang juga sederhana.

"Berkat Talak Suami ini, kami mendapatkan juara pertama pada kompetisi LKTIN Tanjungpura Medical Scientic Competition atau TMSC 2019," ungkapnya.

 

3 dari 3 halaman

Pendaftaran SBMPTN

Untuk diketahui, USU memiliki kuota sebanyak 3.087 orang pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) yang dibuka mulai Senin, 10 Juni dan akan berakhir pada 24 Juni 2019. Proses pendaftaran dilakukan secara online dan pengumuman pada 9 Juli 2019.

"USU memiliki kuota sebanyak 3.087. Kuota tersebut sebagaimana telah diatur oleh keputusan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Permenristekdikti)," kata Humas USU, Elvi Sumanti.

Kuota setiap program studi yang disediakan untuk calon mahasiswa baru yang mengikuti SBMPTN ditetapkan paling sedikit 40 persen dari daya tampung per Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tahun 2019.

Sementara, Universitas Negeri Medan (Unimed) di SBMPTN 2019 ini juga sesuai dengan Permenristekdikti memiliki kuota 45 persen atau memiliki kuota sebanyak 3.941 kuota.

Humas Unimed, M Surip menyebut, semua PTN memiliki kuota sama. Pihaknya mempersiapkan helpdesk untuk bantuan bagi peserta yang mendapatkan kendala.

"Yang lain tidak ada, karena kan tidak ada ujian lagi. Ujian sudah selesai di Ujian Tertulis Berbasis Komputer (UTBK) kemarin," Surip menandaskan.

Tujuan SBMPTN menyeleksi calon mahasiswa yang diprediksi mampu menyelesaikan studi di perguruan tinggi dengan baik dan tepat waktu berdasarkan hasil UTBK saja atau hasil UTBK dan kriteria yang ditetapkan bersama oleh PTN.

SBMPTN juga bertujuan memberikan kesempatan bagi calon mahasiswa untuk memilih dari satu PTN lintas wilayah dan juga memperoleh calon mahasiswa yang diprediksi mampu menyelesaikan studi di perguruan tinggi tujuan berdasarkan nilai akademik saja atau nilai akademik dan prestasinya.

Ketentuan umum SBMPTN 2019 merupakan seleksi yang dilakukan oleh PTN di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) dan seleksi berdasarkan hasil UTBK saja atau hasil UTBK dan kriteria lain yang ditetapkan bersama oleh PTN.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.