Sukses

Justice For Audrey, Polisi Beberkan Fakta Pengeroyokan Siswi SMP di Pontianak

Menurut polisi, banyak kabar yang tidak benar beredar mengenai kasus pengeroyokan pelajar SMP di Pontianak.

Liputan6.com, Pontianak - Polisi masih berupaya mendalami motif sebenarnya pengeroyokan terhadap ABZ (15), seorang pelajar SMP di Pontianak, Kalimantan Barat. Adanya keterkaitan masalah asmara pun masih sebatas dugaan motif pengeroyokan itu.

"Motifnya belum bisa kita tahu. Karena korban ini masih dirawat di rumah sakit. Yang ada itu, baru dugaan-dugaan ya," kata Kasat Reskrim Polresta Pontianak Kompol Husni Ramli, kepada Merdeka.com, Selasa, 9 April 2019.

Polisi juga menepis kabar di tengah aksi pengeroyokan, para pelaku juga menganiaya alat vital korban. "Kalau keterangan korban, saat interogasi awal di Polsek (Pontianak) Selatan, itu tidak ada," ujar Husni.

"Kami pastikan, sementara ini, dari keterangan awal korban, itu (penganiayaan alat vital korban oleh pelaku pengeroyokan) tidak ada," tambah Husni.

Selain itu, Husni juga meluruskan kabar yang beredar di media sosial, korban dikeroyok 12 siswi SMA. "Di Medsos, 12 pelaku itu tidak ada. Dalam keterangan korban, cuma 3 orang. Tapi, kita pasti akan meminta keterangan tambahan korban, kita tunggu kondisinya membaik," terang Husni.

Masih dijelaskan Husni, kepolisian sendiri, dalam hal ini tim unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Satreskrim Polresta Pontianak, belum mengetahui pasti penyakit yang diderita korban pengeroyokan itu. "Kita tidak tahu korban sakitnya apa," ungkap Husni.

"Karena, korban membuat aduan di Polsek Selatan, 7 hari setelah kejadian. Kemudian dirawat, setelah dari Polsek. Jadi, seminggu setelah kejadian, korban baru dirawat. Maka dari itu, kita minta rekam medis untuk penyelidikan. Sakit apa sih korban ini," tutup Husni.

 

Reporter: Saud Rosadi

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.