Sukses

Fakta Lain soal Najib, Nelayan Karawang yang Disebut Sandiaga Uno dalam Debat

Polemik kasus Najib bergulir di media massa setelah cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, menyebutnya dalam debat pertama pilpres.

Liputan6.com, Karawang - Polemik kasus Najib bergulir di media massa setelah Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno, menyebut ada seorang nelayan asal Karawang yang dipersekusi dan tidak mendapatkan pertolongan dari pemerintah.

Hal itu disampaikan Sandiaga di dalam debat Capres dan Cawapres putaran pertama di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan beberapa waktu lalu.

Kepala Desa Sukajaya, Abdul Gafur Astra, membenarkan adanya insiden antara Najib dan Pokmaswas bernama Sahari, tetapi peristiwa tersebut sudah ditangani pihak kepolisian setempat dan kasusnya sudah dilimpahkan ke Mapolres Karawang.

Gofur menjelaskan, sebelumnya Najib mengaku menjadi korban persekusi. Kasus itu pada 28 September 2018, telah dilakukan upaya mediasi keduanya di kantor desa setempat, tetapi tidak ada titik temu yang akhirnya Najib melaporkan ke kepolisian.

"Sempat dilakukan mediasi oleh pemerintah desa, namun karena tidak ada titik temu akhir naik ke ranah hukum, "kata Gofur, Senin (21/1/2019).

Sahari, Sekretaris Pokmaswas Pesisir Pantai Pasir Putih yang dilaporkan Najib menjelaskan insiden tersebut. Dia mengaku kasus itu bermula dari adanya pengambilan pasir secara berulang kali oleh Najib. Pada saat insiden terjadi, Najib menyuruh orang mengambil pasir untuk menguruk halaman rumah, ditegur tidak terima, akhirnya Najib melakukan pemukulan.

"Jadi bukan sebaliknya, sesuai pengakuan Najib dipukul. Pada peristiwa tersebut justru Najib yang pertama memukul namun selalu ditangkis, mungkin ia tidak terima ditegur karena mengambil pasir pantai," kata Sahari.

Sahari mengatakan, tidak ada pengeroyokan dalam kasus tersebut, yang ada sebaliknya, kalaupun Najib melaporkan insiden tersebut, itu hak dia dan dirinya mengaku kooperatif saat mengikuti proses hukum.

"Dia yang memukul, saya dilaporkan ke polisi. Saya ikuti prosesnya," dia menegaskan.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.