Sukses

Kabur dari Kejaran Satpol PP Saat Membolos, Siswa SMA Malah Tenggelam

Saat razia Satpol PP itu, siswa SMA itu dan teman-temannya, lari ke hutan menuju daerah Ramba Goring-goring. Mereka kemudian menyeberang Sungai Sibuluan menuju Sibuluan Nauli.

Liputan6.com, Tapanuli Tengah - Seorang pelajar Sekolah Menengah Atas (SMA) tenggelam di Sungai Sibuluan, Pandan, Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara saat razia pelajar yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP).

Informasi diperoleh Liputan6.com, pelajar tersebut merupakan siswa SMA Negeri 1 Sibolga bernama MT. Pelajar berusia 17 tahun ini warga Poriaha, Kecamatan Tapian Nauli, Kabupaten Tapteng. MT beserta sejumlah rekannya diketahui bolos sekolah.

"Saat dirazia Satpol PP, mereka langsung kabur. Mereka bolos saat jam pelajaran, dan korban bolos dari sekolah menuju Hutadolok, Kelurahan Sibuluan Nalambok," kata Bintara Pembina Desa (Babinsa) setempat, S Waruwu, Kamis (15/11/2018).

Dia menjelaskan, saat razia itu, mereka, termasuk korban, lari ke hutan menuju daerah Ramba Goring-goring. Mereka kemudian menyeberang Sungai Sibuluan menuju Sibuluan Nauli. Namun, saat hendak menyeberang sungai, korban tenggelam.

"Sampai saat ini belum ditemukan," jelasnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tenggelam di Jalur PLTA

Informasi tersebut langsung dikonfirmasi ke petugas gabungan TNI, Polri, SAR, dan masyarakat supaya dilakukan upaya pencarian terhadap korban. Koordinator Pos Pencarian dan Pertolongan SAR Sibolga, Beni Setiawan mengatakan, saat ini pencarian masih terus dilakukan.

"Kita lakukan penyisiran dial atas permukaan sungai. Kita lakukan pencarian terus," ucapnya.

Tim gabungan yang sudah dibentuk melakukan pencarian dengan mengerahkan perahu karet hingga alat selam. Namun, tim mendapat kesulitan, sebab aliran Sungai Sibuluan merupakan jalur dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sipansihaporas Sibolga.

"Air masih tenang, karena bendungan Sipansihaporas belum terbuka," ungkap Beni.

Pencarian terhadap korban dilakukan hingga sore hari tadi, dan diberhentikan malam hari. Karena jika dilakukan malam hari, pencarian tidak efektif disebabkan kurangnya pencahayaan.

"Pencarian kita hentikan, dilanjutkan pencarian esok hari," Beni menandaskan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.