Sukses

Grup Facebook Pelajar Penyuka Sesama Jenis Resahkan Warga Garut

Sekitar 1.200 orang lebih pelajar SMP dan SMA di Garut, Jawa Barat diduga bergabung menjadi anggota grup Facebook pelajar sesama jenis di Garut.

Liputan6.com, Garut Kemunculan grup Facebook penyuka sesama jenis di Kabupaten Garut, Jawa Barat, saat ini tengah menjadi perbincangan warga Kota Intan. Mereka resah lantaran akun tersebut berisikan siswa SMP dan SMA dengan jumlah anggota mencapai 1.000 orang lebih.

Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Kabupaten Garut, Rahayu mengatakan, lembaganya pertama kali memperoleh informasi itu sekitar dua hari yang lalu, dari grup media sosial.

"Bukan hanya kaget, tapi juga sangat prihatin sekaligus miris," ujar dia, Minggu (7/10/2018).

Dalam waktu singkat, rangkaian penyebaran isu itu sudah beredar luas melalui Whatsapp. Tak ayal ragam ungkapan penyesalan dan keprihatinan langsung muncul.

Bahkan setelah dilakukan penelusuran masuk ke dalam akun "Kumpulan Barudak Gay SMP/SMA Garut" itu, ditemukan tiga grup penyuka sesama jenis yang beredar. Pertama dikhususkan untuk anak sekolah SMP dan SMA.

"Sedangkan dua grup lain untuk beberapa wilayah kecamatan," ujar dia.

Dia menandaskan, kemunculan akun tersebut sangat menyedihkan. Selain tidak pantas juga membahayakan generasi muda ke depan. Untuk itu, lembaganya berencana melaporkan ke Polres Garut.

"Pemerintah harus berikan tindakan hukum kepada pembuat grup dan para pelaku agar jera," pinta dia.

Keluhan serupa disampaikan Ketua Garut Education Watch (GEW), Sony Mulyadi Supriadi. Menurutnya, kemunculan ini harus segera mendapat perhatian serius dari semua pihak terutama pemerintah daerah.

"Ini merupakan tanggung jawab bersama dan semua harus turun tangan untuk mengatasinya," kata dia.

Ia mengatakan, kemunculan akun penyuka jenis itu menunjukkan lemahnya pengawasan semua pihak atas gejala sosial yang terjadi di masyarakat. Meskipun mayoritas anggotanya terdiri dari pelajar SMP dan SMA, bukan berarti tanggung jawab hanya dipikul sekolah dan dinas pendidikan.

"Semua elemen yang ada, mulai ulama/tokoh agama, aparat penegak hukum dan juga masyarakat, harus turun langsung (mengatasi)," katanya. 

Namun khusus lembaga pendidikan terutama sekolah, lembaganya meminta peranan guru Bimbingan Konseling (BK) lebih aktif mengawasi dan memberikan bimbingan siswa didiknya.

"Yang jelas sangat prihatin, bahkan dari informasi yang kami peroleh, jumlah anggotanya sudah mencapai 1.200 orang," ungkap dia.

Kapolres Garut, Ajun Komisaris Besar Budi Satria Wiguna, mengaku lembaganya telah menerima informasi adanya grup penyuka sesama jenis melalui akun Facebook. Untuk itu, lembaganya akan segera melaukan penyelidikan. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini