Sukses

Sampah-Sampah di Bawah Laut Kepulauan Seribu

Para penyelam tak juga terdorong untuk menjaga lingkungan bawah laut.

Liputan6.com, Jakarta - Alam bawah laut menyimpan sejuta pesona. Tak heran banyak orang menyelam guna mencecap sensasi bawah laut. Masalahnya, dewasa ini lingkungan bawah laut tak luput dari ancaman pencemaran. Kini bertambah lagi materi di bawah laut yang mengancam kehidupan bawah laut, yakni sampah.

Sebagai kampanye menjaga kampanye lingkungan bawah laut sekaligus upaya menncari solusinya, 20 penyelam dari Tim Divers Clean Action, HobbyDive, dan Mazu Divers melakukan aksi menyelam dengan misi memungut sampah yang teronggok di dalam laut Kepulauan Seribu. Aksi itu dilakukan pada 15 September 2018 lalu. Aksi itu bertepatan dengan momentum International Coastal Clean-Up Day&World Ocean Clean- Up Day.

Dari kegiatan tersebut, apa yang mereka temui? Ternyata, sudah banyak sampah yang bertebaran di dasar laut. Jumlah sampah bawah laut di area 100 meter persegi di kawasan Pulau Panggang yang dibersihkan mencapai 29, 228 kilogram. Beragam jenis sampah yang dipungut, paling banyak adalah sampah sachet plastik.

"Jumlah sampah bawah laut terbanyak yang terangkat masih didominasi oleh kemasan sachet yang mencapai 836 pcs," kata kata aktivis Divers Clean Action, Swetenia Puspitasari.

Dia menambahkan, pihaknya juga melakukan sampling rutin area pantai dan mengangkut sampah sebanyak 23 kg di area pantai Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun.

Dari area pantai 21 meter persegi yang tercemar sampah jaring bekas. Temuan itu telah dilaporkan kepada Sudin LH Kepulauan Seribu agar dilakukan pengangkatan karena sulitnya mengangkut sampah jaring yang telah menyatu dengan pantai.

Sampah-sampah itu dipilah, sebagian sampah didaur ulang. Tenia menjelaskan, yang terpenting adalah, semua sampah itu akan jadi data penelitian. Volume dan ragam sampah dipetakan untuk nantinya digunakam sebagai bahan perumusan kebijakan pengelolaan sampah.Aksi Menyelam Bersih Laut World Cleanup Day di Kepulauan Seribu (Foto: Hobby Dive)Dari catatan Suku Dinas Lingkungan Hidup Kepulauan Seribu, kabupaten kepulauan ini menghasilkan rata-rata 40 ton sampah per hari yang berasal dari sampah kiriman, sampah warga Kepulauan Seribu, dan sampah wisatawan. Dari sejumlah itu, 60 persen merupakan sampah kiriman. Sebagian besar sampah tersebut adalah sampah plastik.

Pemerintah setempat telah melakukan dua langkah untuk mengurangi jumlah sampah plastik di Kepulauan Seribu. Langkah pertama adalah penanganan dan pengolahan melalui penerapan bank sampah di setiap RW dan composing atau daur ulang sampah.

Kepedulian Peselam

Antonius dari Hobby Dive mengatakan, dalam kegiatan selam, para peselam kini tak hanya berorientasi sekadar menikmati keindahan bawah laut saja. Mereka juga menyelam dengan membawa misi menjaga laut. Salah satu langkah kecil yang dilakukan adalah membiasakan diri memungut sampah di bawah laut yang ditemukan.

Melihat antusiasme dan kepedulian para penyelam, kata dia, aksi penyelaman dengan misi kepedulian akan digelar rutin di berbagai dive spot yang tersebar di Indonesia.

"Banyak peselam yang ingin partisipasi," kata Antonius yang bersama istrinya rutin menginisiasi trip selam keliling Indonesia.

Warga Tangerang Selatan, Olivia Sandjaja, misalnya, mengaku siap ikut dalam kegiatan selam dengan misi kepedulian. "Bawah laut Indonesia itu indah dan menakjubkan, mari kita jaga bersama," kata pemilik salon hewan yang hobi selam ini.

Perincian sampah yang dikumpulkan dari bawah laut Kepulauan Seribu:

1. Sachet 5,949 kg/20.3%

2. PP 0,362 kg/1.3%

3. PET (botol plastik) 0,707kg/2.4%

4. Fishing Gear (peralatan memancing) 0,344 kg/1.2%

5. HDPE 0,88 kg/3%

6. Plastik keras 0,074 kg/0.3%

7. Kresek 0,719 kg/2.5%

8. Karung 1,76 kg/6%

9. Masker 0,19 kg/0.7%

10. Tekstil 5,399 kg/18.4%

11. Sol Sepatu 0,074 kg/0.3%

12. Selang karet 0,44 kg/1.5%

13. Melamin 0,46 kg/1.6%

14. B3 elektronik 3,355 kg/11.5%

15. Kaca 7,476 kg/25.5%

16. Kaleng 0,623 kg/2.1%

17. Keramik 0,204 kg/0.7%

18. Kardus 0,209 kg/0.7%

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini