Sukses

Jateng Kekeringan, Sudah Haus Ada Kebakaran

Jutaan liter air didistribusikan, ratusan hektare hutan terbakar. Tetapi, kemarau panjang belum berlalu.

Liputan6.com, Semarang - Dampak kekeringan ekstrem mengharuskan Badan Penanggulangan Bencana Provonsi Jawa Tengah bertindak antisipatif. Hingga Kamis, 30 Agustus 2018, hampir 30 juta liter air atau tepatnya 28.985.000 liter air telah didistribusikan ke 612 desa dari 181 kecamatan di 28 kabupaten.

Menurut Kepala BPBD Jateng, Sarwa Pramana, jutaan liter air itu distribusi terbanyak ke Purbalingga. Untuk kabupaten itu sudah lebih dari 5 juta liter didistribusikan. Distribusi itu diharapkan bisa membantu mengatasi masalah kekeringan, meski tidak permanen.

"Distribusi menggunakan 1.064 tangki kapasitas 5.000 liter," kata Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jateng, Sarwa Pramana.

Distribusi tertinggi ke dua, untuk Kabupaten Kebumen. Ada 2,88 juta liter air didistribusikan ke 38 desa di 11 kecamatan. Sedangkan, 2,52 juta liter air disalurkan ke Kabupaten Sragen.

"Blora, Grobogan, Temanggung dan Pemalang dropping air berkisar 1,5 juta telah dikirim sejak kekeringan hingga saat ini," kata Sarwa.

* Update Terkini Jadwal Asian Games 2018, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Asian Games 2018 dengan lihat di Sini

Simak video pilihan berikut di bawah:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebakaran Hutan

Kemarau panjang kali ini bukan hanya berdampak pada masalah kekurangan air. Kebakaran hutan juga menjadi kewaspadaan masalah lain. Sarwa mengaku menerima laporan kebakaran lahan hutan negara milik Perhutani lokasi di Petak 68 RPH Dawungan, BKPH Purwantoro tepatnya di  Dusun Guno Kidul, Desa Guno, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri.

"Titik api terlihat sekitar pukul 12.30 Wib. Jarak api dengan permukiman warga saat itu berkisar 1 kilometer," kata Sarwa.

Kepala Perum Perhutani Divisi Regional Jateng Bambang Catur menjelaskan, hingga Agustus 2018 ada 105 kebakaran hutan yang terjadi. 

"Kebakaran di 105 petak hutan membakar 359,20 hektare hutan," kata Bambang.

Akibat kebakaran itu, kerugian mencapai Rp 523.942.750. Angka ini termasuk kecil jika melihat luasan yang terbakar.

"Mayoritas yang terbakar adalah lantai hutan berupa tumbuhan bawah dan seresah daun," kata Bambang.

Dalam proses pemadaman hutan itu, petugas Perhutani banyak dibantu BPBD kabupaten/ kota, Basarnas, Pemadam Kebakaran Kabupaten, Masyarakat Peduli Api, LMDH, Relawan, TNI dan Polri, masyarakat sekitar hutan, dan LSM peduli lingkungan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.