Sukses

Perhutani-SKK Migas Gandengan Tanam Pohon Buat Perbanyak Serapan Karbon

Targetnya, Perhutani dan SKK Migas menanam ribuan pohon di kawasan Maribaya, Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Simbolisasi penanaman dilakukan sebanyak 100 tangkai pohon.

Liputan6.com, Jakarta - Perum Perhutani bersama Satuab Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperluas lahan penyerapan karbon. Salah satunya melalui penanaman pohon di sejumlah titik.

Direktur Pengembangan dan Perencanaan Perum Perhutani Endung Trihartaka mengatakan, pihaknya sebagai BUMN di sektor kehutanan punya peran penting untuk mengurangi jumlah emisi karbon. Misalnya dengan menjaga kualitas hutan yang ada.

“Dengan menanam pohon di Kawasan hutan, kita dapat menyerap karbon, dalam hal ini 1 (satu) pohon rata-rata 6,8 ton per hektar per tahun. Tentunya dengan melaksanakan penanaman yang berkelanjutan kita dapat mendukung program pemerintah dalam menurunkan emisi karbon pada tahun 2030” ujar Endung dalam keterangannya, Rabu (28/2/2024).

Targetnya, Perhutani dan SKK Migas menanam ribuan pohon di kawasan Maribaya, Parung Panjang, Kabupaten Bogor. Simbolisasi penanaman dilakukan sebanyak 100 tangkai pohon.

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Perencanaan Perum Perhutani Endung Trihartaka menyampaikan pihaknya memiliki komitmen guna menjaga tingkat emisi karbon. Apalagi, sektor migas menjadi penyumbang utama emisi karbon. 

“Selain menghasilkan komoditi minyak dan gas, kami tetap mendukung sustainability agar kegiatan usaha hulu migas ini terus berjalan dan memberikan impact yang nyata  kepada masyarakat dan lingkungan” terangnya.

Dalam kegiatan tersebut dilakukan penanaman bibit pohon jenis Durian, dan Alpukat pada lahan seluas 10 hektar di hutan Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Bogor. Nantinya, pengelolaan pemanfaatan pohon yang ditanam sepenuhnya diserahkan pada Perhutani. 

Lokasi penanaman yang dilakukan dekat dengan Situ Cijantungeun diharapkan akan memperkuat ekosistem daerah resapan air di Parung Panjang, Bogor. Nantinya, teknis perawatan bibit juga akan memberdayakan Kelompok Tani Hutan (KTH) sekitar BKPH Parung Panjang. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Berhasil Jual Gas Rendah Karbon

Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) TIS Petroleum E&P Blora Pte. Ltd. berhasil menyelesaikan Proyek EPF (Early Production Facility) RBG Blok – I di Wilayah Kerja Blora, Provinsi Jawa Timur.

Keberhasilan proyek juga ini menjadi tonggak penting bagi SKK Migas bersama KKKS karena berhasil mengoptimalkan cadangan gas yang memiliki kadar CO2 sebesar 30 persen.

Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas, Hudi D. Suryodipuro menjelaskan, proses komisioning gas ke pembeli telah berhasil diselesaikan pada 12 Desember 2023 dan kemudian diikuti oleh proses kondensat pada tanggal 23 Desember 2023.

Saat ini, Lapangan RBG Blok - I berproduksi sebesar 4 MMSCFD (juta kaki kubik gas per hari) gas dan 35 BCPD (barel kondensat per hari). Keberhasilan dalam melakukan komersialisasi gas dengan kandungan CO2 yang cukup besar memberikan optimisme bagi kami untuk dapat melakukan hal serupa pada lapangan-lapangan lain yang memiliki karakteristik serupa,” kata Hudi dikutip Kamis (11/1/2024).

3 dari 3 halaman

Susun Strategi

Masih ada sejumlah lapangan gas yang belum dioptimalkan karena mengandung kadar CO2 yang cukup tinggi. 

"Kami berencana untuk meyakinkan para investor bahwa tidak perlu khawatir. Kami memiliki pengalaman dalam mengkomersialisasi gas-gas ini sehingga dapat diterima oleh para pembeli di masa mendatang," jelasnya.

Ke depan kapasitas produksi gas dari lapangan Lapangan RBG Blok - I dapat mencapai 10 MMSCFD.

"Kami menyampaikan apresiasi atas pencapaian luar biasa dari KKKS TIS Petroleum E&P Blora Pte. Ltd. dalam menyelesaikan proyek ini. Keberhasilan ini merupakan hasil dari kolaborasi yang erat dan sinergi yang kuat antara SKK Migas, KKKS, dan para pemangku kepentingan, yang bertujuan untuk meningkatkan produksi gas nasional," ujar Hudi.

Nilai investasi dari Proyek EPF RBG Blok – I mencapai USD 7,2 juta atau sekitar Rp 112 miliar. Investasi ini meliputi biaya sewa EPF, pemasangan Custody Meter Package, serta kegiatan re-entry dan komplesi Sumur RBG-3.

"Kami berharap bahwa investasi ini tidak hanya meningkatkan produksi gas nasional, tetapi juga mampu menghasilkan efek berganda dengan adanya pertumbuhan industri hulu migas, khususnya bagi masyarakat yang berada di sekitar wilayah operasi," paparnya

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini