Sukses

Erupsi Gunung Agung Tak Akan Ganggu Rencana Pertemuan IMF di Bali

Menurut Kepala PVMBG Kasbani, situasi erupsi tergantung arah angin yang membawa abu vulkanik Gunung Agung.

Liputan6.com, Bandung - Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meyakini erupsi Gunung Agung tidak akan mengganggu forum pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali, pada Oktober 2018 mendatang.

Kepala PVMBG Kasbani menyampaikan hal itu menyusul erupsi Gunung Agung yang terletak di Kabupaten Karangasem, Bali, pada Rabu siang tadi sekitar pukul 12.20 Wita. 

"Untuk pertemuan itu (IMF-World Bank) sampai saat ini belum ada indikasi. Mudah-mudahan tidak ada potensi erupsi besar," ucap Kasbani di Bandung, Rabu (4/7/2018). 

Namun, Kasbani mengakui, antisipasi kemungkinan terburuk dengan aktivitas vulkanik Gunung Agung seperti erupsi pada pekan lalu yang sampai mengganggu lalu lintas penerbangan.

"Kalau erupsinya seperti hari ini masih aman," tegasnya.

Menurut dia, situasi erupsi gunung api tergantung pada arah angin yang membawa abu vulkanik Gunung Agung. Pada erupsi terakhir, arah angin ke arah barat.

"Tergantung arah angin dan aliran angin, kemudian ukuran partikel kalau halus bisa lama di udara," paparnya.

Adapun data pemantauan Pos Pengamatan Gunung Api Agung menunjukkan saat erupsi siang tadi terjadi ketinggian awan panas mencapai sekitar 2.500 meter atau 2,5 kilometer dari atas puncak Gunung Agung.

Erupsi tersebut terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 24 mm dan durasi kurang lebih satu menit 58 detik. Kolom abu hasil erupsi tersebut, terpantau berwarna kelabu dan bergerak condong ke arah barat.

Sebelumnya, juga terjadi dua kali erupsi di Gunung Agung, yakni pada pukul 03.25 dan 05.06 Wita. Kedua erupsi tersebut teramati dengan ketinggian kolom abu sekitar 1.000-2.000 meter.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tak Berdampak ke Denpasar

Kasbani juga menyampaikan, aktivitas Gunung Agung masih berada dalam kondisi yang dinamis dan tren aktivitas dapat berubah sewaktu-waktu. Ia menyatakan abu vulkanik akibat letusan Gunung Agung bergerak ke arah barat.

Secara visual, Kasbani menuturkan, aktivitas permukaan gunung masih didominasi oleh kejadian erupsi maupun embusan. Adapun erupsi yang terjadi bersifat efusif, yaitu berupa aliran lava ke dalam kawah maupun eksplosif, yaitu berupa lontaran batu atau lava pijar maupun pasir dan abu.

"Penyebaran abu ke arah barat mengikuti arah angin," ujarnya.

Ia menjelaskan, erupsi Strombolian terbesar terjadi pada 2 Juli 2018 pukul 21.04 Wita. Disertai suara dentuman dengan kolom abu tebal setinggi 2.000 m di atas puncak dan lontaran lava pijar keluar area kawah secara radial sejauh 2 kilometer dari kawah Gunung Agung.

Ancaman bahaya yang dapat membahayakan jiwa secara langsung seperti lontaran lava pijar masih terlokalisasi dalam radius 4 kilometer.

Disinggung soal penyebaran abu vulkanik, Kasbani menyebutkan partikel tersebut tidak sampai ke Denpasar.

Ia menjelaskan, bahaya langsungnya tidak sampai Denpasar. Bahaya langsung itu yang berpotensi terkena dampak pada jiwa sampai 4 kilometer.

"Kalaupun yang sampai Denpasar hanya potensi abu vulkanik. Jika arah anginnya ke sana dan erupsinya tinggi dan abu materialnya cukup lama di udara," paparnya.

Selama beberapa kali erupsi pun, abu vulkanik tidak menyentuh wilayah Denpasar.

"Pantauan saat ini di Denpasar tidak ada, karena arah angin ke barat, daerah Kintamani," tuturnya.

Di sisi lain, Kasbani mengungkapkan, berdasarkan data pemantauan citra satelit termal, mengindikasikan bahwa aktivitas erupsi efusif masih berlangsung dengan volume pertumbuhan kubah lava pada kisaran 4-5 juta meter kubik dalam satu minggu terakhir ini.

Volume kubah lava lama sendiri berkisar 23 juta meter kubik, sehingga volume total kubah lava 2017-2018 sekitar 50 persen dari volume kosong kawah.

"Volume pertumbuhan lavanya masih jauh dibandingkan dengan 2017. Waktu 2017 itu dalam 10 hari sampai 20 juta meter kubik, kalau yang seminggu ini 4-5 juta kubik," ujarnya.

Ia menambahkan, PVMBG terus melakukan pemantauan Gunung Agung 24 jam setiap hari tanpa hari libur.

Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak panik terhadap aktivitas Gunung Agung saat ini. "Namun, terus mengikuti perkembangan terkini aktivitas Gunung Agung, mematuhi rekomendasi dan mengikuti arahan dari pemerintah," ucapnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.