Sukses

Usai Kampanye, Cabup, Kapolsek, dan 242 Warga Keracunan

Diduga mereka mengonsumsi nasi bungkus yang dibagikan panita kampanye.

Pulang Pisau - Masyarakat Desa Garantung, Kecamatan Maliku, Kabupaten Pulang Pisau (Pulpis), Kalimantan Tengah (Kalteng) geger. Warga yang terdiri atas anak-anak, remaja hingga orang dewasa keracunan, sehingga harus dilarikan ke puskesmas terdekat dan rumah sakit setempat.

Mereka mengalami pusing kepala, mual, muntah hingga sering buang air besar (BAB) sejak Minggu-Senin, 15-16 April 2018. Warga yang jumlahnya mencapai 242 orang itu diduga mengalami keracunan makanan. Karena sebelumnya mereka mengonsumsi nasi bungkus yang dibagikan, setelah mengikuti kampanye Pilkada Pulpis di Desa Garantung, Kecamatan Maliku.

Tidak hanya warga, kapolsek yang ikut mengamankan dan memantau kampanye tersebut sempat mengalami keracunan. Sebab, kapolsek itu sempat mencicipi nasi bungkus dari tim sukses salah satu pasangan calon (paslon) bupati dan wakil bupati yang berkampanye saat itu.

Nasi bungkus itu didapat warga saat kampanye paslon bupati dan wabup Pulpis, Idham Amur dan Ahmad Jayadikarta, Minggu sore, di Desa Garantung, Kecamatan Maliku. Diduga, usai mengonsumsi nasi bungkus tersebut, warga mengalami pusing, mual, muntah hingga merasa ingin terus buang air besar.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Pulpis dr Mulyanto Budihardjo mengatakan, jumlah warga yang diduga keracunan sebanyak 242 orang yang terdata di RSUD Pulpis. Sementara yang di Puskesmas Maliku masih belum tahu jumlah pastinya.

"Namun, sebagian sudah ada yang pulang dan ada juga yang rawat inap," kata Mulyanto dilansir JawaPos.com.

Dijelaskannya, pihaknya masih belum bisa memastikan bakteri jenis apa yang terkandung dalam makanan yang dikonsumsi masyarakat tersebut. Tapi, pihaknya sudah mengambil beberapa sampel dari nasi bungkus itu untuk diuji di laboratorium.

"Seperti bekas muntahan, tempat memasak maupun makanannya. Sudah dikirim ke BPOM Palangka Raya. Mungkin sekitar empat sampai lima hari baru keluar hasilnya," ungkapnya.

Kapolres Pulpis AKBP Dedy Sumarsono melalui Kasatreskrim Polres Pulpis AKP Edia Sutaata mengaku, polisi sudah memeriksa tiga orang dalam kasus dugaan keracunan makanan tersebut. Tiga orang tersebut merupakan orang yang memasak makanan untuk dibuat nasi bungkus dan dibagikan ke warga yang ikut kampanye.

"Masih penyelidikan. Kita mengedepankan asas praduga tak bersalah saja," kata Edia.

Sementara itu, Trinia, 22, warga Desa Garantung yang juga salah satu korban keracunan mengungkapkan, saat itu dia makan nasi bungkus yang didapat saat kampanye tersebut pada malam hari. Kebetulan beberapa anggota keluarganya juga memakan nasi bungkus tersebut.

"Lauknya telur mas. Sama ada sayur urap," kata Trinia.

Dia menyebut, selang beberapa jam usai mengonsumsi nasi bungkus tersebut, kepalanya terasa pusing, disusul mual-mual dan perut terasa sakit. "Akhirnya saya muntah beberapa kali. Bahkan, saya juga BAB terus-menerus. Bahkan, kami di keluarga itu bergantian keluar masuk kamar kecil," tuturnya.

Adit (10), salah satu korban keracunan tersebut juga mengaku perutnya terasa sakit setelah mengonsumsi nasi bungkus tersebut. "Perutnya sakit. Mau berak terus," keluh Adit.

Baca berita menarik lainnya di JawaPos.com dari sini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kapolsek Hanya Mencicipi Makanan

Dalam kampanye dialogis itu, Kapolsek Maliku Iptu Suherman juga ikut menjadi korban keracunan. Padahal, kapolsek hanya memakan sedikit telur dari nasi bungkus itu. Karena dirasa aromanya kurang enak, dia tak mau lanjut memakan.

Bahkan, paslon bupati Pulpis nomor urut 1, H Idham juga diduga mengalami keracunan. Idham juga langsung berobat ke RSUD Pulpis.

"Kami tak mau berpikir macam-macam dulu. Sekarang hanya fokus untuk penyembuhan warga yang sakit," kata Idham saat berada di RSUD Pulpis, kemarin.

Menurut Idham, untuk masakan tersebut, ia menyerahkan kepada masyarakat di desa setempat. Seperti biasa, usai kampanye pihaknya bersama warga menyantap hidangan yang sudah disediakan.

"Tentunya kejadian ini sangat kami sayangkan dan kami juga prihatin. Kami akan bertanggung jawab untuk pengobatan para pasien yang diduga mengalami keracunan," tegasnya.

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.