Sukses

Dilarang Bawa Kantong Plastik ke Telaga Warna Puncak, Ada Gerombolan Monyet

Monyet-monyet ekor panjang berkeliaran bebas di Telaga Warna Puncak yang menjadi tempat konservasi sekaligus daerah resapan air yang vital.

Liputan6.com, Bogor - Pengunjung yang akan berwisata ke Telaga Warna di Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, diminta tidak membawa bungkusan atau kantong plastik karena akan menjadi incaran para monyet ekor panjang (Macaca fascicularis) yang mendiami kawasan tersebut.

"Monyet-monyet di sini tidak menyerang, tapi kalau ada yang bawa plastik pasti disamperin, mereka tahu ada makanannya," kata salah satu petugas penjaga Telaga Warna, Kamis, 5 April 2018, dilansir Antara.

Menurut petugas tersebut, monyet-monyet ekor panjang terbiasa diberi makanan oleh pengunjung yang datang. Biasanya makanan itu tersimpan dalam kantong plastik sehingga ketika ada pengunjung yang membawa plastik langsung didatangi.

Akan tetapi, jika pengunjung menyimpan makanan di dalam tas, maupun tas ransel, monyet-monyet tersebut tidak akan mendekati. "Karena mereka tidak bisa membuka tas, tahunya plastik aja," kata dia.

Telaga Warna merupakan kawasan konservasi yang berfungsi sebagai daerah resapan air hulu Puncak. Objek wisata ini dihuni sejumlah monyet ekor panjang dan lutung.

Monyet-monyet ini berkeliaran bebas di kawasan Telaga Warna. Ketika memasuki gerbang menuju lokasi Telaga Warna, mereka duduk di atas atap, dan berkeliaran di dalam kawasan telaga.

Salah satu monyet yang tadinya duduk di atas atap pos masuk Telaga Warna, turun mendatangi sepeda motor milik pengunjung yang terdapat plastik. Di plastik tersebut, pengunjung menyimpan sepotong kue yang tersisa dari perjalanan menuju Puncak.

"Mereka tahu mana plastik yang ada makanan dan tidak," kata petugas.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Favorit Turis Arab

Kepala Resort Telaga Warna Oyong Herlan menyebutkan rata-rata per hari pengujung Telaga Warna berkisar antara 100 sampai 200 orang. Setahun mencapai 10 ribu.

Ia mengatakan Telaga Warna buka setiap hari dari pukul 08.00 sampai pukul 17.00 WIB. "Kalau cuaca hujan tetap buka, tetapi pengunjung sih yang tidak ada," katanya.

Menurutnya, pengunjung Telaga Warna datang dari berbagai daerah, baik Jabodetabek maupun luar Pulau Jawa, bahkan mancanegara.

"Kalau wisatawan mancanegaranya bukan bule, tapi wisatawan Arab Timur Tengah. Bule jarang," kata Oyong mendefinisikan bule sebagai wisatawan Eropa.

Telaga Warna berada di kawasan wisata seluas 5 hektare. Khusus telaga, luasnya 3/4 hektare. Keberadaannya terkenal karena menjadi daerah resapan dan tempat tinggalnya monyet ekor panjang serta lutung.

"Telaga Warna hanya penamaan saja, telaga warnanya biasa saja tidak ada berubah warna," katanya.

Telaga Warna ini dikelilingi hutan alam yang ditumbuhi tanaman endemis puspa, rasamala, kibangkong, saninten, dan lainnya. Jika mengunjungi objek wisata ini di hari kerja, pengunjung domestik dikenai tiket masuk Rp 5.000, sedangkan akhir pekan Rp 7.500. Untuk wisman di hari kerja Rp 100 ribu, dan Rp 150 ribu di akhir pekan.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.