Sukses

Ketika Pasir Lahar Dingin Gunung Agung Dibikin Jadi Patung

Menurut dia, ada kelebihan tersendiri dari pasir lahar dingin Gunung Agung ketika dijadikan bahan membuat patung.

Liputan6.com, Klungkung - Gunung Agung pascaerupsi telah memuntahkan aliran lava dari dalam kawah. Lava atau lahar itu lalu terbawa air hujan dan menjadi lahar dingin. Aliran lahar dingin dari gunung tertinggi di Bali itu melewati Sungai Unda di Kabupaten Klungkung.

Di saat warga lainnya hanya menjadikan lahar dingin sebagai objek swafoto, pria bernama I Dewa Gede Bayuna (54) malah menggunakan lahar dingin sebagai bahan membuat patung.

Dewa Bayuna menggunakan endapan pasir dari lahar dingin yang melintasi Sungai Unda sebagai bahan pembuatan patung. Pria asal Banjar Suka Duka Kali Unda, Lingkungan Lebah, Desa Semarapura Kangin, Kecamatan Klungkung itu menjelaskan, pasir endapan Gunung Agung adalah anugerah Hyang Giri Tohlangkir (Gunung Agung).

"Saya lagi duduk-duduk bersama tetangga di pinggir sungai. Tiba-tiba muncul ide ambil pasir endapan Tukad (Sungai) Unda," ujar dia.

"Saat saya ambil ternyata pasirnya halus sekali. Lalu saya berpikir kenapa tidak saya jadikan bahan untuk membuat sesuatu yang berguna. Akhirnya saya ambil untuk membuat patung," kata dia saat ditemui di rumahnya, Minggu, 3 Desember 2017.

Dirinya mengaku, inisiatif itu terbesit tak terlepas dari hobinya sebagai pematung. Selain itu, pria 54 tahun itu menghargai apa yang diturunkan oleh Tuhan.

"Memang ini bencana kita semua, tetapi bencana ini juga harus kita maknai. Tidak apa saya dikritik karena saya bukan pematung professional, tetapi ini merupakan cara untuk menghargai anugerah tersebut," ujar dia.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Material Pasir Sangat Halus

Menurut dia, pasir tersebut sangat baik digunakan untuk membuat patung, karena tidak perlu dihaluskan lagi. "Karena kebetulan saya sedang memperbaiki rumah jadi bahan-bahannya ada. Tinggal saya buat kerangkanya dan saya mulai membuat patung," katanya.

Pria dua orang anak itu berencana akan mebuat patung berbentuk Bhagawan atau seorang pendeta sebagai simbol Penglingsir atau orang tua yang senantiasa harus dihormati.

"Saya kerjakan pelan-pelan yang penting jadi nanti. Nantinya untuk dipajang di rumah saya sebagai kenangan erupsi Gunung Agung," tutur dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.