Sukses

Diancam Bos Geng, 2 Siswa SMP Gasak Sepeda Motor Jemaah Masjid

Kedua siswi SMP pencuri sepeda motor itu diupah Rp 100 ribu per sekali beraksi.

Liputan6.com, Gorontalo - Aksi pencurian kendaraan bermotor (curanmor) di wilayah Bone Bolango (Bonbol) tak hanya membuat warga was-was, tetapi polisi juga tak bisa tidur. Setelah penyelidikan intens, polisi mengungkap keterlibatan dua siswa SMP dalam kasus curanmor itu.

Kedua tersangka yang masih di bawah umur itu berinisial RA (14) dan AM (14). Mereka berdua tercatat berdomisili di Desa Huluduotamo, Kecamatan Suwawa, Bonbol. Keduanya mengaku sudah dua kali beraksi dan semuanya dicuri di masjid saat pemilik sepeda motor sedang salat berjemaah.

"Kami masih terus melakukan pengembangan," kata Kapolres Bonbol AKBP Wahyu Tri Cahyono melalui Kasat Reskrim AKP Rudi Hartono di kantornya, Sabtu, 6 Mei 2017.

Kedua siswa SMP itu terakhir kali mencuri sepeda motor Yamaha Xeon milik Fadel (11) di Masjid Al Munawarah, Desa Dutohe, Kabila. Dari tangan keduanya, polisi mengamankan tiga buah sepeda motor.

Berdasarkan pengakuan mereka kepada penyidik, aksi nekat kedua siswa SMP itu dipengaruhi oleh rekan satu geng berinisial EK (22). Menurut keduanya, mereka awalnya hanya dibujuk, tetapi kemudian dipaksa dan diancam akan dipukul habis-habisan jika menuruti perintah EK.

"Torang dua ini (kami) dikasih uang Rp 100 ribu (sebagai upah). Kalau tidak, te bos mo kasih pica-pica torang dua (dipukul,red)," ujar RA yang diamini AM kepada Liputan6.com.
 
Dalam beraksi, kedua pelajar SMP itu bertugas menyeret sepeda motor. Dari dua aksi yang dilakukannya, sama-sama berhasil. Setelah itu, sepeda motor hasil curian dibawa ke dekat rumah RA dan disembunyikan di semak-semak.

Si otak curanmor, EK pun belum berhasil menjual hasil jarahan dua anak buahnya itu setelah polisi berhasil mengungkap kasus tersebut lebih dulu. Baik RA maupun AM mengaku sama-sama menyesal atas perbuatan mereka.
 
Saat ini, polisi masih mengejar tersangka EK yang menjadi otak curanmor. "Kalau dari keterangan sementara, mereka masih tergolong baru. Inisiatif diduga muncul dari EK. Mereka ini satu geng atau satu kelompok di desa mereka. Tapi keterangan ini masih akan terus dikembangkan lagi," kata Rudi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini