Sukses

Film Sexy Killers Disebut Picu Golput, Ini Kata Moeldoko

Moeldoko mengingatkan agar tak ada masyarakat yang golput.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menanggapi film dokumenter "Sexy Killers" yang dinilai sebagai kampanye golput. Moeldoko menegaskan, Presiden Jokowi sejak awal selalu meminta masyarakat menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu 2019.

Menurut dia, pesta demokrasi lima tahun ini memakan biaya yang cukup banyak yaitu, sebesar Rp 24,7 triliun. Untuk itu, Moeldoko mengingatkan agar tak ada masyarakat yang golput.

"Presiden Jokowi selalu sampaikan bahwa pemilu ini diselenggarakan dengan. biaya yang sangat tinggi. Maka beliau selalu anjurkan untuk tidak golput, untuk tidak tetap tinggal di rumah," jelas Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/4/2019).

Sementara itu, Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) Jaleswari Pramodhawardani menilai bahwa masyarakat dibebaskan untuk menentukan hak pilihnya pada Pemilu 2019, sebagaimana diatur dalam Undang-undang. Hal itu, kata dia, asal tidak memobilisasi lainnya untuk golput.

"Asal seseorang itu tidak memobilisasi berdasarkan kekerasan maupun politik uang. Itu yang dilarang dan ada sanksi pidananya. Jadi sepanjang orang itu tidak ingin menggunakan haknya karena satu dan lain hal itu silakan saja. Hak kita dilindungi untuk itu," jelasnya.

"Jadi kalau dikatakan kalau ada yang ingin golput lihat film sexy killers, UU juga melindungi tentang hak itu," sambung Jaleswari.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.