Sukses

Bahlil Sebut Kritik Guru Besar ke Jokowi Skenario, Anies: Fokus Urus Investasi Saja

Anies berujar, kemunculan gerakan para guru besar kritik Jokowi harusnya diambil subtansinya saja. Menurut dia, isi kritikan guru besar, yang seharusnya menjadi perhatian utama para elite di pemerintahan.

 

Liputan6.com, Jakarta - Calon presiden (capres) nomor urut satu Anies Baswedan, merespons ucapan Menteri Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia yang menilai, ada skenario di balik kritikan sejumlah guru besar dan sivitas akademika kepada Presiden Jokowi. Anies meminta Bahlil fokus saja mengurusi investasi.

"Ya pada fokus di bidang masing-masing aja lah. Yang ngurusin investasi, fokus investasi. Supaya investasi kita lebih padat karya, daripada padat modal. Kalau nggak semua nanti pada ngurusin pilpres. Republik ini harus jalan," kata Anies kepada wartawan di Gelora Kadrie Oening, Samarinda, Kalimantan Timur, Rabu, 7 Februari 2024.

Mantan gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini menyarankan agar Bahlil fokus menjalankan tugas dan fungsinya sebagai seorang menteri investasi. Menurut Anies, bersuaranya Bahlil justru memperlihatkan sesuatu yang lain.

"Jadi kalau Menteri Investasi (Bahlil) usul saya, biar konsentrasi saja urusan itu (investasi). Kalau tidak malah menggambarkan bahwa sebetulnya selama ini ada rekayasa ya," ujar Anies.

Anies menilai, gerakan para guru besar yang mengkritik pemerintahan Presiden Jokowi tidak layak dipandang sebagai suatu skenario. Bagi Anies, kritikan para guru besar dari berbagai perguruan tinggi terbentuk secara alami.

"Bagi orang yang terbiasa membuat skenario, apapun dipandang punya skenario. Tapi bagi yang tidak biasa pakai skenario, ya alami saja. Jadi kita tidak bisa melarang-larang orang curiga. Kita tidak bisa melarang orang berpikir dengan pikiran apa pun. Kita tidak bisa ngatur pikiran orang kan," ucap Anies.

Anies berujar, kemunculan gerakan para guru besar kritik Jokowi harusnya diambil subtansinya saja. Menurut dia, isi kritikan guru besar, yang seharusnya menjadi perhatian utama para elite di pemerintahan.

"Ini kan karena kondisi, dan kondisi lah yang menyebabkan situasi ini terjadi, direspons aja substansinya. Jangan terlalu banyak membahas soal siapa, bergerak di mana, kampus apa, isinya lah yang direspons. Jangan siapanya dan bagaimana," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Muhadjir Sebut Kebebasan Akademik

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Muhadjir Effendy menanggapi soal sejumlah sivitas akademika yang mengkritik pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurutnya, kampus punya kebebasan berpendapat yang merupakan bagian dari mimbar akademik.

"Kampus itu kan punya jaminan kebebasan namanya kebebasan akademik dan kebebasan mimbar akademik. Kebebasan akademik itu hak yang diberikan kepada sivitas akademika untuk mengekspresikan, menyampaikan gagasan secara terbuka sesama sivitas akademika," kata Muhadjir di Kantor Kemenko PMK, Jakarta Pusat, Rabu (7/2/2024).

Sebagai mantan rektor, Muhadjir menghormati kritikan atau saran dari forum akademik. Dia memandang, pernyataan-pernyataan kolega-kolega dari kampus bagian dari bentuk dari kebebasan mimbar akademik.

"Dan itu sangat kita hormati, sangat kita hargai apalagi saya juga bagian dari mereka," ujar Mantan Mendikbud ini.

"Saya kan pernah jadi rektor cukup lama 16 tahun. Insyaallah di antara menteri-menteri ini saya yang paling paham karena saya jadi rektor 16 tahun. Jadi itu hal yang biasa," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini