Sukses

Diberi Skor Rendah Anies dan Ganjar, Prabowo: Saya Berdoa Orang Pinter Itu Sadar dan Insaf

Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyinggung soal skor rendah yang diberikan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, kepadanya saat debat capres.

Liputan6.com, Jakarta Calon presiden (capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto, menyinggung soal skor rendah yang diberikan capres nomor urut 1, Anies Baswedan, dan capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, kepadanya saat debat capres.

Prabowo mengaku sedikit syok atas pemberian nilai rendah kepada dirinya. Sebab, selama mengeyam pendidikan, baik di dalam maupun luar negeri, Prabowo mengaku tidak pernah mendapat nilai rendah.

"Jadi saudara-saudara, saya enggak apa-apa dikasih nilai rendah, enggak apa-apa. Itikad baik saya berbuat baik, kan begitu saja," kata Prabowo saat sambutan di acara deklarasi aliansi advokat Indonesia, Balai Kartini, Jakarta, Jumat (26/1/2024).

"Tapi saya mengakui loh selama hidup saya, saya sekolah di mana-mana, saya pernah sekolah di Inggris, di Jerman, di Swiss, Singapura, Malaysia, Amerika, di Indonesia, belum pernah saya dapat nilai segitu. Jadi waktu itu dalam hati ya, aku bilang dalam hati, kejam kali kau," ujar Prabowo.

Kendati demikian, capres yang diusung Koalisi Indonesia Maju itu mengaku tak masalah dengan nilai yang diberikan oleh Ganjar dan Anies. Prabowo pun berharap agar keduanya sadar dan insaf.

"Jadi saudara-saudara, enggak apa-apa saya agak syok sedikit, agak syok, tapi enggak apa-apa. Yang penting kalau orang Jakarta, bahasa Betawi jawabnya, 'emangnya lu siapa?'," ujar Prabowo.

"Enggak apa-apa, enggak apa-apa, mudah-mudahan saya berdoa orang pinter seperti itu sadar dan insaf," ucap Prabowo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Anies dan Ganjar Beri Prabowo Nilai Sangat Rendah

Saat debat kedua, Ganjar dan Anies kompak memberikan nilai rendah kepada Prabowo atas kinerjanya di Kementerian Pertahanan. Ganjar memberikan nilai 5 dari 10, sementara Anies 11 dari 100.

Berawal ketika Anies Baswedan dan Ganjar menilai kinerja Kementerian Pertahanan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto buruk.

Anies Baswedan bahkan tidak sepakat dengan lawannya, Ganjar Pranowo, yang memberi skor 5 kepada Prabowo.

"Menurut saya skornya justru di bawah 5, Pak Ganjar. Kalau 5 itu ketinggian, Pak Ganjar," kata Anies dalam debat capres pilpres 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (7/1/2024).

Ganjar kemudian meminta Anies untuk blak-blakan soal skornya terkait kinerja Kemhan.

"Mas Anies enggak usah takut, angkanya berapa gitu lho. Kayak saya gitu lho. Jangan di bawah 5, sebut saja angkanya berapa," goda Ganjar Pranowo ke Anies dalam sesi tanya jawab.

"11 Mas... dari 100," jawab Anies seketika sembari tertawa.

 

3 dari 3 halaman

Alasan Anies Kasih Nilai Sangat Rendah kepada Prabowo

Anies menjelaskan kenapa memberi skor lebih buruk dari Ganjar soal kinerja Kemhan di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto. Hal itu bisa dilihat dari kesejahteraan personel TNI-Polri.

Menurut dia, di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), gaji TNI-Polri naik sebanyak 9 kali. Hal ini berbeda dengan yang terjadi di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"TNI, tentara kita, polisi kita, semua bekerja luar biasa di lapangan. Kita harus berikan rasa hormat dan terima kasih karena mereka mengerjakan hal-hal yang sulit, hal-hal yang berat. Tapi sisi kebijakan menurut saya lebih parah, kenapa? Di era SBY kenaikan gaji terjadi 9 kali. Selama era ini hanya terjadi 3 kali, dan akan naik nanti tahun depan karena menjelang pemilu, mungkin naik gajinya," kata Anies Baswedan.

Ditambah lagi dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang tidak mengusahakan kenaikan tunjangan kinerja bagi personelnya.

"Di sisi lain kesejahteraannya tidak dipikirkan dengan serius. Tukin hanya 80 persen. Lihat Kementerian Keuangan, lihat Kementerian PUPR, menteri-menterinya mengusahakan peningkatan tukin di mereka," tutur Anies.

Selain itu, Anies menyoroti soal alat utama sistem persenjataan (alutsista) bekas yang dibeli Kemhan di era Prabowo Subianto. Dia menilai penggunaan alutsista bekas ini taruhannya keselamatan anggota TNI.

"Lalu kita lihat alutsista yang bekas. Itu risikonya adalah keselamatan TNI kita karena mereka bekerja keras menjaga setiap jengkal tanah di negeri ini. Tetapi mereka tidak didukung dengan policy," kata Anies.

 

Reporter: Alma Fikhasari

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.