Sukses

Momen Gibran Angkat Tangan Beri Dukungan ke Prabowo Saat Anies Singgung soal MK

Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengajak pendukungnya menjadi riuh saat capresnya Prabowo Subianto menjawab pertanyaan capres nomor urut 3 Anies Baswedan.

Liputan6.com, Jakarta Cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka mengajak pendukungnya menjadi riuh saat capresnya Prabowo Subianto menjawab pertanyaan capres nomor urut 3 Anies Baswedan.

Momen ini terjadi saat Prabowo menegaskan kepada Anies Baswedan bahwa dia tidak takut kehilangan jabatan.

Mulanya, Anies bertanya ke Prabowo mengenai perasaannya saat mendengar pelanggaran etik oleh Hakim Konstitusi yang diungkap oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK).

"Kemudian di MK dibentuk MKMK, yang hasilnya mengatakan terjadi pelanggaran etika berat yang menyebabkan keputusan yang dibuat MK secara etika bermasalah. Kemudian bapak punya waktu sampai dengan 13 November untuk mengambil karena disitu waktu mengambil keputusan bila ada perubahan," tanya Anies saat debat capres 2024 di kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12).

"Sesudah bapak mendengar bahwa ternyata pencalonan persyaratannya bermasalah secara etika. Pertanyaan saya apa perasaan bapak ketika mendengar ada pelanggaran etika disitu?" sambungnya.

Menjawab itu, Prabowo mengatakan, para pakar hukumnya menyampaikan bahwa dari segi hukum tidak ada masalah terkait pencalonannya. Kemudian, soal masalah pelanggaran etika hakim sudah diambil tindakan dan keputusan.

"Kemudian sudah ada tindakan dan tindakan pun itu masih diperdebatkan karena yang bersangkutan masih memproses. Tetapi intinya adalah bahwa keputusan itu final dan tidak dapat diubah. Ya saya laksanakan, ya," ucapnya.

"Dan kita ini bukan anak kecil Mas Anies. ya. Anda juga paham ya. Sudah lah, ya," ujar Prabowo.

Dia pun tak masalah jika rakyat tidak ingin memilih Prabowo-Gibran. Kemudian, Prabowo menegaskan bahwa dirinya tidak takut kehilangan jabatan.

"Sekarang begini, intinya rakyat putuskan, rakyat yang menilai. Kalau rakyat tidak suka Prabowo dan Gibran, nnggak usak pilih kami saudara saudara sekalian," ujar Prabowo.

"Dan saya tidak takut tidak punya jabatan Mas Anies," tegd Prabowo sambil tunjuk-tunjuk Anies.

Barulah disini, terlihat Gibran berdiri sambil mengangkat-angkat kedua tangannya agar para pendukung memberi semangat.

"Sorry ye. Sorry ye," kata Prabowo.

"Mas Anies, Mas Anies, saya tidak punya apa-apa, saya sudah mati untuk negara ini," tutup Prabowo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jawaban Prabowo Ketika Ditanya Ganjar soal Putusan MK Terkait Batas Usia Capres-Cawapres

Calon Presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, menanyakan kepada Calon Presiden Nomor urut dua, Prabowo Subianto, mengenai keputusan Mahkamah Konstitusi terkait batas usia capres-cawapres. Lalu, apa jawaban Prabowo?

"Mohon maaf pak. Terpaksa sekali saya harus bertanya. Apa komentar Pak Prabowo terhadap keputusan yang melahirkan MKMK itu?" tanya Ganjar dalam acara debat perdana Pilpres 2024 di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta, Selasa (12/12/2023) malam.

 

 

3 dari 3 halaman

Prabowo pun mendapat waktu untuk menjawab pertanyaan Ganjar.

"Mengenai Mahkamah Konstitusi aturannya sudah jelas. Kita juga bukan anak kecil, rakyat kita juga pandai, cerdas, tahu bagaiamana prosesnya. Yang intervensi siapa? Tapi intinya adalah kita tegakkan konstitusi, Undang-Undang, kita perbaiki yang kurang sempurna dan kita patuh komitmen Undang-Undang itu sendiri," jawab Prabowo.

Ganjar Soroti Pentingnya Pendidikan Budi Pekerti: Agar Sejak Awal Mengerti Tentang PerbedaanCalon Presiden Ganjar Pranowo menyoroti tentang pentingnya pendidikan budi pekerti. Menurutnya, pendidikan harus menjadi prioritas utama.

"Ketika kita mengembalikan persoalan potensial yang muncul, disamping pendidikan agama, juga memberikan pendidikan budi pekerti, agar dia mengerti sejak awal bagaimana berbeda dalam Suku agama golongan," ujar Ganjar dalam debat capres di Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023).

Ganjar mengungkapkan, semua tokoh masyarakat akan dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Kalau itu bisa terjadi bangsa ini membangun harkat dan martabatnya.

"Karena kita berbeda tapi kita dipersatukan," tegas Ganjar.

 

Reporter: Genantan Saputra/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.