Sukses

Dukung Anak Muda Jadi Pemimpin, Pengamat: Tidak Ada Lagi Politisi Senior di 2033

Ujang menilai kesempatan tersebut perlu dipersiapkan oleh generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan. Untuk itu, kata Ujang, anak muda tidak boleh lagi menjadi penonton yang apatis terhadap politik.

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin mendukung anak muda menjadi pemimpin di Indonesia. Menurut dia, kaum muda harus mengambil peluang dari putusan Mahkamah Konstitusi (MK) soal batas usia capres-cawapres untuk mengambil peran bagi kemajuan Indonesia di Pemilu 2024.

Hal ini disampaikannya saat berbicara dalam webinar bertema "Anak Muda dan Kekuasaan" yang diselenggarakan oleh Apahabar Community, Rabu 15 November 2023. Selain Ujang, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin hingga Ketua BEM Universitas Gajah Mada, Gielbran Muhammad Noor juga menjadi pembicara.

"Kita sepakat bahwa ada peluang besar peran anak muda yang positif dan baik bagi bangsa. Putusan MK bagi pemimpin muda harus dilihat sebagai peluang anak muda untuk bergerak mengambil peran dan tempat di mana pun," jelas Ujang dikutip dari siaran pers, Kamis (16/11/2023).

"Karena pada tahun 2033 sudah alih generasi, dan tidak ada lagi politisi senior. Dan mereka sudah menjadi king maker," sambungnya.

Dia menilai kesempatan tersebut perlu dipersiapkan oleh generasi muda untuk menjadi pemimpin masa depan. Untuk itu, kata Ujang, anak muda tidak boleh lagi menjadi penonton yang apatis terhadap politik.

"Peluang ini yang harus kita upayakan. Karena anak muda itu cenderung pasif dan apatis. Mereka tidak mau aktif dalam politik karena menganggap bahwa politik itu tidak berdampak pada dirinya. Padahal peluang tadi, undang-undang memberi ruang untuk menjadi walikota, bupati, gubernur, menteri dan pejabat lain. Dan sudah saatnya diisi anak muda," tutur dia.

Sementara itu, Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin mengatakan generasi muda perlu berpartisipasi dalam upaya bersama untuk membangun bangsa dan negara secara progresif. Dia ingin anak muda ikut membangun Indonesia sebagaimana semangat yang dimiliki Bung Karno.

"Suatu bangsa bukan sekedar ada wilayah dan rakyatnya. Harus ada kesamaan cita-cita dan kesamaan nasib. Jadi siapapun generasi pemegang kekuasaan selanjutnya, harus mengingat itu. Bagaimana kita memperjuangkan kesamaan nasib dan cita-cita yang dikelola secara inklusif adil dan makmur," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Anak Muda Jangan Mau Jadi Objek Politik

Mochamad Nur Arifin sendiri memulai karirnya sebagai Wakil Bupati di usia muda yakni, 25 tahun itu. Dia melihat generasi muda punya potensi lebih dengan kemampuan yang mereka miliki di tengah perkembangan zaman yang sangat cepat.

"Kekuasaan itu harus menjadi amanah. Bagaimana melanjutkan perjuangan berdarah-darah para pejuang, yang mungkin sekarang kita tinggal beradu gagasan, kita tinggal memastikan semua talenta dan skill yang kita punya, untuk membangun bangsa lebih cepat dan sustainable," kata dia.

Ketua BEM Universitas Gajah Mada, Gielbran Muhammad Noor mengungkapkan isu pemimpin muda sangat menarik saat ini, karena mayoritas konstituen Pemilu 2024 adalah anak muda.

Menurut dia, suara anak muda yang lebih dari 50 persen perlu memainkan peran dalam kontestasi Pemilu saat ini.

"Kalau dilihat dari angka secara objektif pemilih muda menjadi mayoritas pemilih. Lebih dari 50 persen. Nah, siapa yang tahu kebutuhan anak muda, ya anak muda sendiri. Jadi saya sepakat anak muda perlu didorong karena sekarang perubaan zaman akselerasinya sangat cepat, dan kurasa anak muda yang tahu," ungkapnya.

Ia juga meminta agar suara anak muda tidak hanya menjadi objek politik nihil peran. Sehingga mereka perlu mengambil peran lebih dengan menjadi bagian dari kontestasi Pemilu 2024.

"Jangan mau menjadi objek politik saja. Artinya mengingat suara kita sangat besar angkanya dan akan sangat seksi bagi politisi, jangan hanya jadi objek politik dan menjadi ceruk suara tapi hanya menjadi objek politik. Kita harus berani berkontestasi atau minimal memeriahkan agenda politik ala anak muda yang intelektual dan kekinian," pungkas Gielbran.

3 dari 5 halaman

Generasi Muda Suka Pemimpin Berkarisma, Prabowo Dinilai Jadi Capres Pilihan Utama

Direktur Survei dan Polling Indonesia (SPIN), Igor Dirgantara menyatakan generasi muda Indonesia saat ini menyukai pemimpin yang berkarisma. Karenanya, Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto menjadi pilihan utama dari generasi muda dalam mencari pemimpin Indonesia selanjutnya.

“Anak muda itu suka dengan Prabowo karena punya karisma, apalagi dia orang militer,” kata Igor dalam keterangannya, Jum’at  3 November 2023.

Tingginya kesukaan anak muda terhadap menteri pertahanan itu terlihat dari survei Polling Institute periode 25-28 Oktober. Berdasarkan hasil survei tersebut Prabowo bersama pasangannya yakni Cawapres Gibran Rakabuming Raka menjadi pilihan utama generasi muda Indonesia.

Terbukti di segmentasi pemilih di bawah umur 21 tahun Prabowo – Gibran mendapatkan dukungan sebesar 46 persen. Dukungan tersebut melebihi pasangan Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar di angka 24,5 persen dan koalisi PDI Perjuangan (PDIP) Ganjar Pranowo – Mahfud MD sebesar 23,7 persen.

Hasil tak jauh berbeda terlihat dari temuan survei pada kelompok rentan umur 22-25 yang memperlihatkan Prabowo – Gibran tetap unggul dengan perolehan 46,8 persen. Sementara Ganjar – Mahfud memperoleh 33,7 persen dan Anies – Muhaimin 15,2 persen.

Dia mengatakan tingginya dukungan dari anak muda tersebut membuat peluang Prabowo memenangkan Pilpres 2024 mendatang sangat besar. Anak muda dinilai akan menjadi penentu siapa presiden berikutnya.

Jika menilik data KPU pemilih anak muda akan mendominasi Pilpres 2024. Sebab, persentase pemilih muda sebesar di 53 hingga 55 persen.

“Anak muda nanti bakal menjadi penentu kemenangan karena jumlah pemilihnya sangat besar,” pungkas Igor.

4 dari 5 halaman

Mampu Hadapi Tantangan Global

Duet Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka dinilai mampu membawa Indonesia menghadapi tantangan global. Pasangan Prabowo dan Gibran mempunyai kompetensi sangat komplit untuk mengawal Indonesia menjadi terus maju ke depannya.

Pengamat Politik Universitas Airlangga Suko Widodo mengatakan sosok Prabowo-Gibran ini sebagai pemimpin yang mampu menjawab ekspektasi publik terhadap tantangan zaman. Ini menjadi bukti konkret keduanya sangat merepresentasikan kemajuan Indonesia.

"Saat ini era transformasi teknologi dan sosial, pada posisi ini pasangan Prabowo - Gibran saya lihat mampu untuk hadapi itu," kata Suko, Jumat (3/11/2023).

Menurutnya, Prabowo-Gibran ini memiliki kemampuan dan visi yang mampu menghadapi berbagai tantangan zaman dan membawa Indonesia ke masa depan yang lebih baik. Hal itu didukung dengan adanya program terkait penguatan pendidikan, sains dan teknologi, serta digitalisasi.

 

5 dari 5 halaman

Perkuat Kemandirian Bangsa

Program tersebut masuk ke dalam prioritas bagi pasangan Prabowo-Gibran untuk memperkuat kemandirian bangsa. Ini nantinya dilakukan melalui pengembangan dana abadi pendidikan, dana abadi pesantren, dana abadi kebudayaan, dan dana abadi lembaga swadaya masyarakat (LSM).

Dengan begitu, masyarakat nanti dapat meningkatkan kualitas hidup untuk bisa bersaing dari negara-negara lain. Sebab kunci utama kemajuan negara berada pada Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

Suko menambahkan langkah itu mampu menjadikan Indonesia negara hebat dan maju sehingga berpotensi menjadi negara pesaing di dunia. Oleh karena itu tak heran jika pasangan Prabowo - Gibran ini mendapatkan dukungan besar dari kelompok masyarakat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.