Sukses

PDIP Sebut Gibran Membangkang, Ini Kata Kubu Prabowo

Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, menghormati pendapat PDIP. Namun yang jelas, dia mengatakan, niat Gibran Rakabuming Raka baik.

Liputan6.com, Jakarta PDIP menilai Gibran Rakabuming Raka sudah membangkang lantaran tidak patuh kepada keputusan Ketum Megawati Soekarnoputri yang menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres dari partai banteng merah tersebut. Alih-alih mendukung keputusan itu, Gibran justru memutuskan maju menjadi cawapres Prabowo Subianto.

Ketua Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran, Rosan Roeslani, menghormati pendapat PDIP. Namun yang jelas, dia mengatakan, niat Gibran Rakabuming Raka baik, yakni membangun Indonesia bersama Prabowo.

"Saya rasa itu silakan dinyatakan kembali. Saya kira yang penting dari kita niatnya nawaitunya baik, dari Pak Gibran ingin berjuang bersama Pak Prabowo," kata Rosan di Djakarta Theater, Jakarta Pusat, Sabtu (28/10/2023).

Dia pun memuji duet dari Prabowo-Gibran. Menurut dia, pasangan ini saling melengkapi dan bisa menyerap semua aspirasi dari kalangan manapun.

"Ini pasangan lengkap, dari semua unsur, dari junior sampai senior ada, pasangan ini bisa serap semua aspirasi yang ada. Karena kalau anak muda ngomong dengan anak muda pasti lebih nyambung," ucap Rosan soal omongan PDIP.

Dia juga mengapresiasi acara Deklarasi Penerus Negeri: Pemuda Penerus untuk Indonesia di Djakarta Theater, Sabtu 28 Oktober 2023. Dia semakin optimistis anak-anak muda mau ikut berjuang mewujudkan cita-cita bangsa.

"Ini salah satu saya di TKN apresiasi acara hari ini. Ini memberikan kita semangat optimisme kalau anak muda ikut berjuang bersama apa yang kita cita-cita kan akan terwujud," tutup Rosan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

PDIP Sebut Gibran Membangkang

Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Ahmad Basarah bicara mengenai kejelasan status Gibran Rakabuming Raka di PDIP usai menjadi cawapres Prabowo Subianto. Basarah yakin putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu sudah memahai aturan di PDIP.

"Ketika beliau menjadi elitenya PDIP, maka saya yakin Mas Gibran sudah membaca anggaran dasar partai, anggaran rumah tangga partai dan mekanisme partai lainnya dalam mengambil keputusan," kata Basarah di sekolah partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Sabtu (28/10).

Basarah menjelaskan, dalam konteks pemilu dan pilpres, kongres PDIP sudah memutuskan memberikan mandat kepada Ketum Megawati Soekarnoputri. Salah satunya, Megawati diberi wewenang penuh untuk memutuskan siapa bakal capres da cawapres yang akan diusulkan atau diusung PDIP.

Kini, lanjut Basarah, Megawati sudah menggunakan hak konstitusionalnya itu yang diberikan kongres untuk memutuskan Ganjar Pranowo - Mahfud MD sebagai capres dan cawapres. Dengan hal ini, seluruh kader wajib mematuhinya.

"Termasuk Mas Gibran wajib hukumnya mematuhi, untuk mendukung dan mensukseskan keputusan Ibu Megawati Soekarnoputri itu," ujarnya.

Maka, Basarah menegaskan, bila ada kader yang mencalonkan di pilpres di luar garis keputusan partai, maka hal itu adalah pembangkangan.

"Bahkan mencalonkan diri sebagai bakal cawapres di luar garis keputusan partai, maka secara konstitusi partai, secara aturan partai dia telah melakukan pembangkangan, telah melakukan sesuatu yang berbeda dengan garis keputusan partai. Maka dengan sendirinya, di atas hukum ada etika politik," tuturnya.

3 dari 4 halaman

Sengaja Ingin Keluar

Basarah menilai, dengan keputusan Gibran mencalonkan cawapres, maka secara etika politik ia sudah keluar dari PDIP. Sehingga, tak perlu lagi bicara surat resmi pemberhentian Gibran dari PDIP.

"Bukan hanya keluarga besar PDIP, bahkan rakyat banyak pun telah menilai bahwa Mas Gibran dengan sengaja ingin keluar dan atau bahkan telah keluar dari keanggotaan PDIP sendiri," ujarnya

"Jadi tanpa adanya surat resmi pemberhentian Mas Gibran dari DPP, maka sesungguhnya secara etika politik dari dalam hatinya dan dari penilaian publik, Mas Gibran sudah keluar dari PDIP itu sendiri," tambahnya.

Sehingga, Basarah melanjutkan, kini PDIP menunggu etika politik dari Gibran untuk mengundurkan diri dari PDIP atau mengembalikan Kartu Tanda Anggota partai.

"Maka etika politik itu kami tunggu untuk kita menerima KTA PDIP. Kalau meminjam istilah Mas Rudy Solo, kalau orang Timur itu datang tampak muka, kembali tampak punggungnya, nah saya kira sesederhana itu bagi kami tentang Mas Gibran hari ini," ungkapnya.

4 dari 4 halaman

Tunggu Etika Baik

Basarah menunggu etika baik Gibran kepada Megawati Soekarnoputri. Dia pun mengungkit soal Presiden Jokowi, Gibran hingga Bobby Nasution yang telah dilahirkan dan dibesarkan PDIP.

"Kita tunggu niat baiknya untuk menunjukkan etika politik beliau kepada Ibu Mega, kepada keluarga besar partai yang telah melahirkan, membesarkannya, dan menjaganya, selama 22 tahun Pak Jokowi sejak Wali Kota Solo dua periode, Gubernur DKI," tutur Basarah.

"Presiden Republik Indonesia hampir dua periode, juga melahirkan, menjaga Mas Gibran sebagai Wali Kota Solo, dengan seluruh sela orde partai yang ada di sana, termasuk fraksi PDIP di DPRD Kota Solo, juga melahirkan, menjaga Mas Bobby sebagai Wali Kota," pungkas dia.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini