Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan keterlibatan anak muda dalam politik sangat penting. Namun, menurut dia meraih suara anak muda tidak cukup jika hanya dilakukan lewat sosial media.
"Kendati kita sekarang punya Twitter Space, kita punya forum atau platform media sosial lainnya, ada Instagram, ada Facebook, ada yang lain-lain. Tetapi saya merasa dan menilai tidak ada yang menggantikan pentingnya pertemuan tatap muka," kata AHY dalam diskusi daring melalui Twitter Space @RabuBiruPDS14P, Rabu (24/5/2023).
Baca Juga
AHY menyatakan kedekatan emosional dapat dijalin ketika pertemuan tatap muka dilakukan. Hal ini, kata dia yang tidak dapat diperoleh jika interaksi hanya dilakukan lewat sosial media (sosmed).
"Setiap saat saya berupaya untuk menyapa generasi muda secara langsung, dialog secara langsung itu penting," kata dia.
Kendati demikian, AHY tidak mempersoalkan pendekatan kepada anak muda yang dilakukan para tokoh politik melalui sosial media. Terlebih, ujar dia Indonesia yang luas tak mudah dijangkau dalam kurun waktu yang cepat.
"Memang benar kita tahu bahwa ada kalanya generasi muda kita harapkan benar-benar aktif berpartisipasi terlibat secara langsung dalam proses politik," ucap dia.
Menjawab pertanyaan wartawan, seputar calon pendamping capres koalisi perubahan, Anies Baswedan, Surya Paloh menyatakan, AHY pantas dan cocok sebagai cawapres. Namun keputusan sepenuhnya diserahkan pada Anies Baswedan.
Patahkan Asumsi Keengganan Anak Muda Terjun ke Politik
AHY menuturkan, ke depan Partai Demokrat ingin mematahkan beragam asumsi negatif yang menjadi penyebab enggannya anak muda untuk terjun ke dunia politik.
"Karena dianggap politik itu ya hanya milik mereka yang ingin mendapatkan kekuasaan, bahkan lebih buruk lagi ada yang beranggapan bahwa dalam politik itu semua hal dihalalkan, semua dibolehkan, yang tidak boleh kalau kalah," katanya.
"Nah ini semua adalah persepsi yang harus bisa dipatahkan dan tanggung jawab kita semua para politisi termasuk Demokrat punya tanggung jawab secara moral untuk mematahkan asumsi itu, persepsi itu, stigma itu, yang menempel pada diri politisi, yang menempel pada diri partai politik, siapapun," lanjut dia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement