Sukses

Tuan Guru Bajang Tak Masuk Simulasi Cawapres, Relawan TGB Protes Survei Poltracking Indonesia

Hasil survei terbaru Poltracking Indonesia terkait simulasi capres dan cawapres mendapat protes dari Koordinator Nasional Relawan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhamad Zainul Majdi.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil survei terbaru Poltracking Indonesia terkait simulasi calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) mendapat protes dari Koordinator Nasional Relawan Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi. Alasannya, dalam survei tersebut nama TGB Muhamad Zainul Majdi tidak termasuk dalam simulasi cawapres pada Pemilu 2024.

Protes tersebut disampaikan Koordinator Nasional Relawan TGB se-Indonesia, Nanang Firdaus Masduki. "Kami memprotes lembaga survei Poltracking karena tidak memasukan nama TGB Muhammad Zainul Majdi pada simulasi Cawapres dalam rilis survei terbarunya. Padahal, dirilis survei yang sama, TGB Muhammad Zainul Majdi masuk dalam simulasi Capres dengan perolehan 0,3 %. Yang mana angka itu setara dengan perolehan Puan Maharani dan Zulkifli Hasan," katanya, Senin 1 Mei 2023.

 

Nanang juga mempertanyakan hasil survei Poltracking Indonesia yang tidak memasukkan nama TGB Muhammad Zainul Majdi daalam daftar simulasi Cawapres pada rilis terbarunya. Ia menegaskan, perolehan elektabilitas TGB pada simulasi 20 Capres pilihan publik lebih tinggi dibandingkan beberapa nama kandidat lainnya, seperti Yahya Cholil Tsaquf, Luhut Binsar Panjaitan, Tito Karnavian, dan Muhammad Mardiono.

Menurut Nanang, keputusan lembaga survei Poltracking Indonesia untuk mengeliminasi nama TGB Muhamad Zainul Majdi dalam survei tersebut merugikan seluruh relawan TGB di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, ia menuntut klarifikasi dan penjelasan secara metodologis dari lembaga survei tersebut.

Nanang Firdaus berharap Poltracking Indonesia dapat memberikan penjelasan yang masuk akal, sehingga pihaknya dan masyarakat dapat memahami metode yang digunakan dalam survei Pilpres 2024 tersebut. "Apabila penjelasan lembaga survei Poltracking bisa diterima secara metodologis ilmiah, maka kami akan menerima dengan lapang dada. Tapi sebaliknya, bila dianggap tidak fair, maka lembaga survei Poltracking diminta untuk minta maaf."

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanggapan Pihak Poltracking Indonesia

Menanggapi protes Relawan TGB, Peneliti Poltracking Indonesia Masduri membantah pihaknya menyingkirkan nama TGB dalam survei terbarunya. Ia menjelaskan, nama TGB belum pernah masuk dalam simulasi sebagai Cawapres pada survei Poltracking maupun lembaga survei lainnya.

Dalam survei Poltracking, TGB justru masuk dalam daftar simulasi Capres 2024 "Kami hendak mengukur potensi elektabilitasnya (TGB) dan levelnya tinggi. Kami memasukkan sebagai capres. Bukan cawapres," ungkap Masduri, Selasa (2/5/2023).

Menurutnya, saat TGB masuk dalam survei Poltracking pada April 2023, elektabilitasnya hanya sebesar 0,3 persen, sehingga tidak dianggap potensial. "Jadi secara analisis kualitatif dan kuantitatif tidak ada alasan untuk mendalami nama tersebut lagi. Dalam survei, peneliti selalu mempertimbangkan nama-nama yang masuk dalam simulasi."

Ia menegaskan, Poltracking Indonesia selalu objektif dan netral dalam mengolah dan menyajikan hasil survei, dan tidak ada tendensi untuk menyingkirkan nama-nama kandidat. "Murni pertimbangannya tren politik terakhir atau potensi namanya di elite," Masduri memungkasi.

 

3 dari 3 halaman

Infografis Simulasi Duet Capres-Cawapres 2024 Versi Terkini Lembaga Survei

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.