Sukses

Ini Kelebihan Jok Bahan Fabric Dibanding Kulit Sintetis

Pandemi Covid-19 mengubah alur bisnis Java Seat yang merupakan workshop retrim jok mobil di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Kini mereka dikenal sebagai spesialis retrim jok mobil berbahan kain atau yang dikenal dengan sebutan fabric.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 mengubah alur bisnis Java Seat yang merupakan workshop retrim jok mobil di kawasan Bekasi, Jawa Barat. Kini mereka dikenal sebagai spesialis retrim jok mobil berbahan kain atau yang dikenal dengan sebutan fabric.

Stefaan Ardino, Owner Java Seat menyampaikan, usaha retrim jok miliknya sudah berjalan sejak 2004. Namun baru saat masa pandemi, bisnis yang ia lakoni fokus pada retrim jok berbahan fabric.

"Main fabric ini sebenarnya karena bosan retrim kulit sintetis, dan saya ingin yang beda. Karena kalau bisnis sama semua, ujung-ujungnya cuma saingan harga saja," terang Stefaan saat ditemui Liputan6.com belum lama ini di Grand Galaxy City, Bekasi, Jawa Barat.

Memanfaatkan sosial media sebagai sarana promosi, upaya yang dilakukan Java Seat pun mendapat respon positif. Retrim jok fabric pun kebanjiran order dari seluruh Indonesia.

"Animo besar memang ada di masa Covid. Peminatnya kebanyakan dari pengguna mobil lama. Salah satunya dari para pemilik Suzuki Katana, karena kami punya bahan OEM-nya," ujar Stefaan.

Dibanding kulit sintetis, pelapis jok dengan bahan fabric memiliki sejumlah keunggulan.

"Fabric ini bahannya bernafas sehingga lebih adem. Kalau mobil parkir di luar panas-panasan, terus kita masuk dan duduk, panasnya tidak terlalu lama. Beda dengan kulit sintetis yang bisa bikin panas kulit," ujar pria berkacamata itu.

"Dari segi motif, fabric ini sudah kuat. Jadi tidak perlu lagi main jahitan-jahitan yang potongannya banyak atau yang meliuk-liuk yang sebetulnya merusak bahan," tambahnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Harga

Dari segi pengerjaan, retrim jok fabric ini membutuhkan ketelitian lebih ketimbang kulit sintetis. Terutama untuk material yang bermotif.

"Dari segi pengerjaannya, agak ribet saat proses pola jok. Misal, membuat pola dengan motif kotak-kotak, itu tidak bisa sembarangan. Harus serasi dan presisi. Kotak ketemu kotak, atau garis ketemu garis, jadi tingkat kesulitannya itu melebihi retrim menggunakan bahan kulit," jelasnya

"Tapi kalau soal penjahitan dan pemasangan jelas lebih enteng karena tidak kesat seperti kulit dan bahannya tidak seberat kulit," sambungnya.

Soal material fabric yang ditawarkan, Stefan mengakui beberapa bahan yang ada merupakan produksi lokal. Namun ada pula material yang diimpor dari dari Thailand dan Malaysia.

Ia pun menjamin bahan fabric ini kuat sampai usia pemakaian 5-6 tahun, tergantung pemakaiannya itu sendiri.

"Kalau pemakaiannya rapi, tidak kena abu rokok, tidak makan di mobil, tidak ketumpahan cairan, dan tidak kena benda tajam, bisa kuat sampai 5 tahun," urainya.

Terkait harga, untuk mobil jenis LCGC mulai dari Rp 2,5 juta. Tapi itu berlaku saat masa Covid. Sekarang Java Seat mematoknya mulai dari Rp 3,5 juta untuk mobil jenis LCGC.

"Kalau seperti BMW E36 yang cukup sering masuk di kami, untuk jok dan door trim di angka Rp 4,5 juta. Setelah covid semua material naik harga, tidak cuma kainnya, tapi juga busa, lem, kawat, dan lain-lainnya," tutup Stefan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini