Sukses

BYD Dolphin EV Jadi Mobil Listrik Hatchback Terlaris di China Selama 19 Bulan Berturut-turut

Sejak peluncurannya pada Agustus 2021 lalu, kini BYD Dolphin EV sudah mencapai 500 ribu produksinya setelah SUV elektriknya yaitu ATTO 3 telah mencapainya belum lama ini.

Liputan6.com, Jakarta - Sejak peluncurannya pada Agustus 2021 lalu, kini BYD Dolphin EV sudah mencapai 500 ribu produksinya setelah SUV elektriknya yaitu ATTO 3 telah mencapainya belum lama ini.

Tak hanya itu, mobil listrik hatchback asal negeri panda ini juga telah menjadi mobil terlaris di China selama 19 bulan berturut-turut untuk segmen mobil kelas A0. Mobil inipun juga dipasarkan pada pasar global seperti Eropa , Brazil, Selandia Baru, Australia, Thailand , Singapura , dan Malaysia.

Mobil ini ditawarkan dalam dua varian, yaitu Dynamic Standard Range dan Premium Extended Range, kedua varian ini memiliki baterai Blade lithium iron phosphate (LFP) dan motor listrik penggerak roda depan. 

Untuk Dynamic Standard Range, kapasitas energi baterainya sebesar 44,92 kWh  dengan jarak tempuh 410 km. Varian ini juga memiliki total output sistem sebesar 95 PS dan torsi 180 Nm.

Kemudian Premium Extended Range memiliki jarak tempuh sejauh 490 km dengan kapasitas baterai yang lebih besar yakni 60,48 kWh. Varian ini memiliki output yang lebih tinggi, dengan motor listriknya mobil ini menghasilkan tenaga 201 hp dan torsi 310 Nm.

Dolphin EV ini merupakan mobil BYD pertama yang menggunakan e-Platform 3.0, yang dilansir carnewschina.com, platform ini memiliki powertrain listrik 8-in-1 pertama di dunia yang BYD produksi sendiri. 

Komponen-komponen ini termasuk motor, pengontrol motor, peredam, pengisi daya onboard, konverter DC, kotak distribusi tegangan tinggi, pengontrol kendaraan, dan BMS.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Investasi BYD di Indonesia Tunggu Aturan Insentif Pajak Impor Mobil Listrik

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, realisasi perusahaan otomotif asal China, BYD tengah menunggu aturan insentif pajak impor mobil listrik. Aturan yang dimaksud, adalah revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 55 Tahun 2019 soal kendaraan listrik.

Dalam regulasi yang baru ini, nantinya investor dipersilahkan masuk ke Indonesia, dengan melakukan impor mobil listrik dalam keadaan utuh atau completely built up (CBU). Namun, ada komitmen terkait perakitan kendaraan secara lokal.

 "Kami berharap peraturannya bisa keluar bulan ini. BYD saya kira nanti kalau peraturannya sudah selesai, di Perpresnya keluar, Insya Allah akan segera," ujar Menko Luhut di Jakarta, belum lama ini.

Hal senada juga sempat dilontarkan Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita. Ia berharap kebijakan pengenaan bea masuk atau pajak impor untuk CBU mobil listrik 0 persen bisa dikeluarkan tahun ini.

Harapan itu dipupuk lantaran pajak impor CBU mobil listrik 0 persen bakal turut mendatangkan investor-investor besar produsen mobil listrik, semisal Tesla hingga BYD.

Komitmen Pemerintah

Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita menyampaikan, Indonesia bakal memberi keringanan bebas pungutan bea masuk tersebut hingga 2026. Hasilnya, ia mengaku sudah ada sederetan investor besar yang siap masuk ke Tanah Air.

"Maunya tahun ini, karena kita mau secepat-cepatnya investor masuk. Karena program insentif ini kalau di negara-negara lain sampai 2025, kalau di Indonesia sampai 2026. Kita mau mereka segera masuk berbondong-bondong," ujarnya beberapa waktu lalu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini