Sukses

Belajar dari Kecelakaan Jordi Onsu, Ini yang Harus Dilakukan Saat Ban Mobil Pecah

Jordi Onsu mengalami kecelakaan tunggal di Tol Cipali pada Sabtu (29/7/2023) pukul 06.16 WIB. Kecelakaan terjadi akibat pecahnya ban belakang kanan mobil yang dikendarainya, sehingga mobil hilang kendali dan menabrak pembatas jalan.

Liputan6.com, Jakarta Jordi Onsu mengalami kecelakaan tunggal di Tol Cipali pada Sabtu (29/7/2023) pukul 06.16 WIB. Kecelakaan terjadi akibat pecahnya ban belakang kanan mobil yang dikendarainya, sehingga mobil hilang kendali dan menabrak pembatas jalan. 

“06.16 Tiba" pecah ban belakang kanan dan mobil lgsg hilang kendali menghantam pembatas jalan. Lumayan sempet zig-zag planting kanan kiri. Untung nya @zadal1995 bawa nya lagi santai sekitar 85-90km/jam. Airbag ga keluar karena hantaman kiri kanan samping,” tulis Jordi Onsu di Instagram-nya pada Minggu (30/7/2023).

Tentu tidak ada yang ingin mengalami pecah ban mobil saat berkendara. Menurut Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), terdapat beberapa langkah yang bisa dilakukan jika mengalami hal tersebut.

Menurut Sony dikutip dari Oto.com, haram hukumnya menginjak pedal rem. Sebab bisa menambah beban pada ban yang pecah itu semakin besar. Apalagi jika lingkar kemudi ditarik ke arah ban yang pecah, bisa berakibat fatal seperti sliding bahkan mobil terbalik. Anda juga tidak dianjurkan menginjak kopling. Alasannya, justru membuat kendaraan meluncur dan fungsi perlambatan dari engine brake tidak bekerja.

Masih ada lagi. Pengemudi dilarang memindahkan gear ke posisi rendah (down shift). Mungkin maksudnya kecepatan kendaraan melambat. Tapi perlu diingat, hitungannya dalam sepersekian detik. Dilarang pula menambah kecepatan sedikit pun, karena bisa berakibat kendaraan bertambah liar (oversteer atau understeer).

Pecah ban depan adalah kondisi saat kendaraan sangat sulit diprediksi dan dikontrol. Pada kecepatan berapapun, pengemudi harus memastikan keseimbangan kendaraannya dapat dikuasai dengan benar. Kita tidak pernah tahu kapan itu terjadi.

“Pada saat Anda mengemudi di jalan tol dengan kecepatan di atas 100 km/jam, tanyakan dalam hati: Bila ban depan pecah, apakah Anda mampu mengontrol? Jawaban yang bijaksana adalah kurangi kecepatan 30 sampai 40 km/jam. Lakukan mengemudi dengan benar agar selamat sampai tempat tujuan dengan aman,” terang Sony.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

4 Tips Mencegah Ban Mobil Pecah

Namun, baiknya perlu antisipasi agar tak terjadi ban pecah depan atau belakang. Berikut empat langkah sederhana yang disampaikan oleh Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI):

1. Merawat Ban

Lakukan pengecekan dan perawatan ban mobil secara berkala. Misalnya setiap pagi atau sebelum kendaraan bergerak bisa Anda periksa. Utamanya pastikan kondisi ban masih layak pakai sesuai umur yang direncanakan. Jaga tekanan angin ban dan jangan sampai kurang. Isi angin sesuai dengan anjuran yang tertera pada Tire Placard. Lalu gunakan ban sesuai peruntukannya. Anda juga wajib mengetahui Speed Index ban mobil.

2. Gunakan Safety Belt

Pengemudi memastikan bahwa dirinya harus pada posisi tertahan oleh safety belt di tempat duduk. Artinya, setelah buckle up, shoulder belt-nya harus ditarik kembali ke atas. Anda juga harus memastikan pengecekan pada seluruh penumpang, sudah menggunakan safety belt dengan baik.

3 dari 3 halaman

3. Kecepatan Sesuai Rambu

Laju kecepatan kendaraan harus sesuai rambu yang dianjurkan. Misalnya 60 km/jam pada sisi kiri dan 80 km/jam pada saat menyusul. Jangan mengemudi dengan kecepatan rendah pada lajur kanan di jalan tol. Selain mengganggu pengendara lain, ini juga membahayakan Anda. Ada potensi tertabrak dari belakang.

Jangan lupa senantiasa lakukan teknik defensive driving. Misalnya saat Anda mengemudi, agar mampu mengidentifikasi semua bentuk potensi bahaya. Dari bentuk visual lalu disampaikan ke dalam kata-kata jika kondisi mendesak. Ini memberi tahu penumpang yang lain.

4. Berkendara dengan Tenang

Mengemudilah dengan santai, namun selalu waspada. Usahakan pandangan jauh ke depan, mata selalu bergerak, komunikasi dengan pengguna jalan lain dan jaga kecepatan kendaraan. Usahakan sediakan ruang untuk menghindar. Berapa jaraknya? Usahakan Anda berjarak empat detik dari kendaraan di depan.

Mungkin Anda bertanya, kenapa harus empat detik. Begini simulasinya. Satu detik pertama digunakan mata untuk melihat kendaraan. Satu detik kedua memberi respons pada otak. Satu detik ketiga, otak menyuruh kaki mengerem atau menekan pedal rem. Dan satu detik terakhir respons rem pada ban mobil. Jadi semakin kencang kecepatan Anda, semakin jauh pula jarak dengan mobil di depan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.