Sukses

Wuling Klaim 747 Unit Air ev Terjual Lewat Subsidi Kendaraan Listrik

Wuling Air ev menjadi salah satu model yang berhak mendapatkan subsidi kendaraan listrik (EV). Bahkan, pabrikan asal Cina ini sudah mengklaim sebanyak 747 unit mobil listriknya terjual dengan bantuan dari pemerintah tersebut

Liputan6.com, Jakarta - Wuling Air ev menjadi salah satu model yang berhak mendapatkan subsidi kendaraan listrik (EV). Bahkan, pabrikan asal Cina ini sudah mengklaim sebanyak 747 unit mobil listriknya terjual dengan bantuan dari pemerintah tersebut.

Dian Asmahani, Brand & Marketing Director Wuling Motors mengatakan, kenaikan penjualan karena subsidi kendaraan listrik lumayan besar. Bahkan, pada Maret 2023 sudah sebanyak 360 unit dikirim ke konsumen.

"Dapat insentif 747 unit. Target sampai akhir tahun sebanyak-sebanyaknya. Air ev sudah terjual 8.000-an unit lebih pada 2022, di 2023 berharap makin banyak lagi," jelas Dian, di PEVS 2023, JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.

Sementara itu, terkait peningkatan penjualan Air ev karena adanya subsidi kendaraan listrik, untuk unitnya tetap ready stock alias tidak ada inden.

"Maret 360 sudah dikirim ke konsumen, yang dapat insentif 747 unit. Udah 80 persen lebih (kenaikan)," tegasnya.

Sebagai informasi, subsidi mobil listrik sendiri, merupakan pemberian diskon Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN-DTP) dari 11 persen hanya menjadi 1 persen.

Adapun pemberian insentif diberikan dengan persyaratan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 40 persen untuk mobil listrik dan TKDN minimal 20% untuk bus listrik.

Sedangkan Wuling Air ev menjadi salah satu yang berhak menerima subsidi, bersama dengan Hyundai Ioniq 5.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Moeldoko Bicara Soal Insentif Kendaraan Listrik yang Direspons Lambat

Mendorong penggunaan dan peralihan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), pemerintah telah memberikan subsidi, baik untuk mobil, motor, maupun bus listrik. Namun, insentif untuk pembelian kendaraan ramah lingkungan ini, dinilai lambat dan tidak mendapatkan respons yang baik di masyarakat.

Dijelaskan Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan (KSP), pemerintah telah melakukan rapat evaluasi kebijakan tersebut, dan di mana letak faktor yang menjadi penghambat berjalannya insentif kendaraan listrik.

"Jadi, karena apa itu subsidi maka itu tidak bisa dinikmati semua. Maka itu, bisa jadi penyebab lambatnya insentif," jelas Moeldoko, pria yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo), di sela-sela PEVS 2023, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (17/5/2023).

Lanjut Moeldoko, faktor kedua, bisa saja karena restitusi. Jadi, dari PPN sebesar 11 persen, 1 persen dibayar oleh konsumen. Namun, dealer menanggung pajak tersebut, dan akan dibayarkan atau digantikan oleh pemerintah.

"Dikhawatirkan Restitusi yang setahun baru dibayar oleh pemerintah, maka itu akan menjadi beban bagi dealer-dealer. Itulah yang menjadi bahan diskusi kita," jelasnya.

Sebelumnya, Moeldoko juga menyampaikan menyebut kebijakan pemerintah terkait pemberian insentif kendaraan listrik optimistis mampu mempercepat pembangunan ekosistem di Tanah Air. Pasalnya, subsidi ini akan membuat industri dan pasar mobil, motor, dan bus listrik akan lebih menggeliat.

"Pemberian insentif PPN tersebut merupakan komitmen pemerintah dalam mengikuti perkembangan dunia akan transisi energi bersih dengan penggunaan kendaraan listrik," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Jawaban Wuling Soal Kritik Anies Baswedan Terhadap Insentif Mobil Listrik

Bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan, Anies Baswedan menyampaikan kritik terhadap pemerintah, salah satunya soal kebijakan subsidi mobil listrik. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini, menyoroti soal insentif roda empat ramah lingkungan yang tidak tepat, dan justru hanya akan menambah kemacetan.

Wuling Motors, sebagai salah satu pabrikan yang menerima subsidi mobil listrik, dengan model Air ev menanggapi terkait kritikan Anies Baswedan tersebut.

Dian Asmahani, Brand & Marketing Director Wuling Motors mengatakan, saat ini tren global sedang menuju keberlanjutan dan penurunan emisi gas rumah kaca yang disebabkan oleh aktivitas manusia.

"Banyak negara di seluruh dunia telah menetapkan target untuk mengurangi emisi gas rumah kaca mereka dan mobil listrik dianggap sebagai salah satu solusi penting untuk mencapai target tersebut," ujar Dian, melalui pesan elektronik kepada Liputan6.com, Selasa (16/5/2023).

Lanjut Dian, banyak negara di seluruh dunia yang mendukung transisi ke mobil listrik dan memberikan insentif untuk membeli mobil listrik.

"Karena emisi dari mobil listrik jauh lebih rendah dibandingkan dengan mobil yang menggunakan bahan bakar fosil sehingga diharapkan dapat memperbaiki kualitas udara," tegasnya.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menanggapi kritikan soal pemberian subsidi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang dinilai kurang tepat sasaran. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.