Sukses

Pengalaman Tak Menyenangkan Kendarai Mobil Ceper

Beberapa pengguna mobil ceper menceritakan pengalaman tidak mengenakannya di forum-forum internet.

Liputan6.com, Jakarta - Salah satu jenis modifikasi yang kerap dilakukan pada mobil adalah membuatnya menjadi lebih ceper. Ini bisa dilakukan dengan cara memotong atau mengganti suspensi dengan produk aftermarket, atau ada pula yang menambahkan body kit agar ground clearance terlihat lebih rendah dari luar.

Jenis modifikasi ini memang membuat mobil terlihat lebih sporty, apapun basis modelnya. Namun demikian, modifikasi ini juga menghasilkan sejumlah kelemahan, yang justru bisa merusak mobil, terutama di bagian bawah atau body kit.

Di beberapa forum internet, ada yang kemudian menceritakan pengalaman buruknya ini. Salah satunya adalah pemilik akun bernama emofreak. Dalam situs modifikasi.com, dikutip Minggu (26/2/2017), ia menceritakan bagaimana mobilnya bahkan sampai mengalami kebocoran oli karena tidak dapat menghindar dari benda semacam plastik.

"Kondisi mobil ceper, ada benda semacam plastik yang saya 'kolongin'. Tahunya benda itu bahaya. Bawah mobil saya terasa nabrak keras sekali. Mobil lain suruh saya berhenti karena oli ternyata bocor," ujarnya.

Ddaru mengalami kejadian yang hampir mirip. Dalam situs serayamotor.com, pengguna Yaris E lansiran 2007 ini mengatakan bahwa di Indonesia sebetulnya menggunakan mobil ceper cukup merepotkan. Pasalnya, infrastruktur jalan di sini masih kurang baik.

Selain itu, ia juga menyebut beberapa "musuh" mobil ceper lainnya di antaranya adalah turunan atau tanjakan tajam, polisi tidur, trotoar, dan jalan rusak.

Mobil ceper akan kesulitan melewati tanjakan atau turunan karena bumper depan bisa kena aspal, apalagi jika mobil dikendarai cepat. Soal polisi tidur, jika diterjang sembarangan, kolong mobil bisa terantuk, suspensi juga jadi rawan patah.

Begitu juga jika mobil dikendarai di jalan rusak. Selain mobil modif, ini juga berlaku pada mobil-mobil yang pada dasarnya memang ceper. Misalnya mobil sport.

Sementara trotoar jadi "musuh" karena ia bisa merusak pintu. "Kalau trotoarnya rada tinggi, bisa kena pintu waktu di buka," ujarnya. Maka dari itu, ia menyarankan agar saat buka pintu harus lebih hati-hati, dan pastikan melihat ketinggian trotoar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.