Sukses

DBS Asian Insights Forum, Potensi Indonesia Menjadi Motor Ekonomi di Asia Tenggara

Mengangkat tema “Indonesia’s Pivotal Role to ASEAN Economy”, DBS Asian Insights Forum 2023 menggarisbawahi peran penting Indonesia dalam kepemimpinannya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2023.

Liputan6.com, Jakarta Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) memiliki peran penting di kawasan Asia Tenggara. Persahabatan dan kolaborasi sepuluh negara di dalamnya memberikan optimisme pertumbuhan di kawasan. Tahun ini, Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan para pemimpin negara Asia Tenggara atau Konferensi Tingkat Tinggi (KTT ASEAN/ASEAN Summit). Menyoroti KTT ASEAN pada bulan Mei mendatang, Bank DBS Indonesia menghadirkan Asian Insights Forum (AIF) dengan tema “Indonesia’s Pivotal Role to ASEAN Economy”.

Kegiatan ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan, Ekonom dan Mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia Chatib Basri, Executive Director of Indonesian Political Indicator Burhanudin Muhtadi, serta Chief Economist and Managing Director DBS Bank Taimur Baig.

President Director PT Bank DBS Indonesia Lim Chu Chong menyampaikan, “Dalam rangka mendukung Indonesia sebagai ketua ASEAN, Bank DBS Indonesia dengan bangga menghadirkan Asian Insights Forum bersama berbagai pakar yang membagikan pandangannya mengenai kondisi ekonomi dan politik Indonesia dan Asia Tenggara. Kami berharap acara ini dapat berkontribusi positif terhadap kebangkitan ekonomi nasional dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan visi Bank DBS Indonesia untuk menjadi Best Bank for a Better World di mana kami berusaha memberikan kontribusi positif untuk dunia yang lebih baik.”

 

ASEAN memiliki total Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar US$3,3 triliun pada 2021, menjadikannya berada di posisi kelima di antara negara-negara adidaya seperti Amerika Serikat, Tiongkok, Jepang, hingga Jerman. Pada 2022, pertumbuhan PDB riil ASEAN memperlihatkan iklim ekonomi yang cukup bergeliat, yakni menyentuh 5,2%.

Setelah pandemi mereda, kondisi riil PDB telah kembali ke trennya, dengan tingkat pertumbuhan yang diperkirakan mencapai rata-rata 5% pada tahun ini dan tahun depan - kembali ke rata-rata lima tahun sebelum COVID-19. Pada tahun 2023, laju pertumbuhan Indonesia kemungkinan akan menjadi salah satu yang terkuat di antara negara-negara ASEAN-6 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam), bersama dengan Filipina dan Vietnam. Pertumbuhan ini juga disokong oleh program hilirisasi industri pemerintah. Berkaca pada saat Indonesia masih mengekspor bijih nikel, Indonesia menerima US$1,1 miliar atau sekitar Rp17 triliun. Sejak beralih ke produk olahan nikel, Indonesia mendapatkan keuntungan sebesar US$33 miliar atau Rp450 triliun.

Setelah keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan G20 di Bali tahun 2022 lalu, yang meraup investasi senilai Rp125 triliun, perhelatan KTT ASEAN seyogyanya turut memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia Luhut Binsar Pandjaitan menyinggung kebangkitan ekonomi Indonesia, “Hilirisasi industri dan proses digitalisasi sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Dengan digitalisasi, pemerintah bisa melakukan efisiensi sampai dengan 30%.”

Chief Economist and Managing Director DBS Bank Taimur Baig menilik potensi ekonomi Indonesia di kawasan dan global, “Sistem finansial, perbankan, perekonomian, dan rendahnya ketergantungan pada perdagangan global secara komprehensif membuat ekonomi [Indonesia] lebih tangguh. Oleh karena itu, di saat kita resah akan prospek global, kami yakin Indonesia mampu menunjukkan perbedaannya dalam skala global karena memiliki tingkat ketahanannya sendiri di sisi ekonomi makro dan keuangan. Menjadi ketua ASEAN membantu memantapkan sistem perdagangan sesuai rule-based (rule-based system). Saya pikir, menjadi ketua ASEAN merupakan langkah penting dan saya berharap Indonesia dapat memajukan ASEAN di 2023 dan seterusnya.”

Indonesia merupakan negara dengan ekonomi terbesar kesepuluh di dunia berdasarkan paritas daya beli (Purchasing Power Parity atau PPP) dan termasuk dalam 20 besar dunia dalam hal nominal PDB. Menjadikannya sebagai indikasi bahwa Indonesia memiliki pengaruh besar di panggung internasional. Mencermati peran Indonesia di ASEAN, Ekonom dan Mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia Chatib Basri mengatakan, “Secara global, posisi Indonesia masih berjalan baik. Menurut International Monetary Fund (IMF), Indonesia masih akan tumbuh 4,6% pada 2023 dan ini masih jauh lebih baik daripada negara Asia lainnya. Ini disebabkan oleh good policy respon pemerintah.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini