Sukses

Polda Metro Reka Ulang Penculikan yang Libatkan DPRD Wonosobo

Rekonstruksi digelar di 3 tempat berbeda yang semuanya berada di wilayah Bekasi, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.

Polda Metro Jaya menggelar rekonstruksi kasus penyekapan dan penculikan seorang pengusaha asal Yogyakarta, Hendro Atmoko, yang menyeret nama pimpinan DPRD Wonosobo, Jawa Tengah. Rekonstruksi digelar di 3 tempat berbeda yang semuanya berada di wilayah Bekasi, Jakarta Timur, dan Jakarta Selatan.

Salah satu lokasi tempat reka ulang berada di Terminal Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/20013). Reka ulang dilakukan penyidik dari Unit Kejahatan dan Kekerasan Polda Metro Jaya.

Pantauan Liputan6.com, rekonstruksi pertama digelar di Terminal Lebak Bulus, lokasi Hendro dan para tersangka bertemu. Di lokasi itu pula, awal penyekapan dimulai.

Reka ulang di terminal menghadirkan 4 tersangka, yakni Kayun Setiyo Wibowo alias Budi Sutrisman Hadi alias Yoyo, Subiyantoro, Latif Rochman. Sedangkan, korban Hendro diperankan oleh peran pengganti.

Salah satu lokasi di terminal yang menjadi tempat reka ulang yakni di masjid. Masjid di dalam terminal ini diduga dijadikan tempat bertemunya Hendro dan para tersangka.

Setelah itu, Hendro dipaksa masuk ke mobil Toyota Altis hitam bernopol B 2002 AH lalu berpindah ke lokasi lainnya. Selain di Terminal Lebak Bulus, pelaku juga membawa Hendro ke beberapa tempat seperti kawasan Bekasi dan hotel di Jakarta Timur.

Hendro diduga melarikan uang Rp 4,93 miliar untuk pemenangan Bupati Wonosobo Abdul Kholiq Arif --kini bupati-- pada Pemilukada 2010 lalu. Akibat tuduhan itu, Hendro diculik selama 6 hari dan disekap di berbagai tempat.

Namun dari jumlah miliaran itu, hanya Rp 500 juta yang diterima oleh bawahan Abdul Kholiq yang juga pimpinan DPRD Wonosobo berinisial AA. Saat disekap, Hendro sempat bertemu dengan AA.

Uang Rp 4,93 miliar didapat Hendro dari ST, PNS Wonosobo di bidang lingkungan hidup. Uang itu berasal dari Asosiasi Jasa Konstruksi Wonosobo yang diberikan untuk menjadi 'pelicin' proyek sebesar Rp 100 miliar. (Ism/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.