Sukses

Jokowi Metaaallll... Ahok Goyang Terajanaaa...

Jokowi yang berkarakter tenang dan kalem malah menyukai musik heavy metal. Sedangkan Ahok yang temperamental malah lihai dangdutan.

Selain kinerja, sosok Jokowi-Ahok juga menjadi sorotan. Begitu terbuka, begitu apa adanya. Apalagi pas mendengar musik favorit. Tak ada jaim-jaimnya...

Uniknya selera musik keduanya berbanding terbalik dari penampilan karakternya. Jokowi yang berkarakter tenang dan kalem malah menyukai musik heavy metal. Sedangkan Ahok yang temperamental malah lihai dangdutan.

Jokowi kian dielu-elukan dan didorong-dorong sebagai capres. Sejumlah parpol berupaya meminangnya. Berbagai survei menempatkannya di posisi puncak. Ada juga sekelumit tantangan sumpah pocong dari pengacara Farhat Abbas hingga Lurah Susan nan cantik. Plus 'nasihat' dari Fauzi Bowo alias Foke sang mantan rival Jokowi-Ahok.

Berikut flashback sepak terjang Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau Jokowi dan Wagub Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada bulan kesebelas memimpin DKI Jakarta dalam kurun waktu 15 Agustus hingga 14 September 2013:

Metal-Dangdut

Metallica menggelar konser di Jakarta pada 25 Agustus. Jokowi tak kuasa menahan rasa girang. Teringat bass yang diberikan pembetot bass Metallica Robert Trujillo telah disita KPK dari Jokowi. "Ya kalau dikasih lagi ya diambil. Setahu saya kalau dikasih langsung itu tidak akan disita," kata Jokowi.

Jokowi pun memborong 6 tiket dan yakin konser Metallica tidak akan rusuh. Kostum khusus pun disiapkan Jokowi. "Yang jelas kaosnya warna hitam. Mau kaos apa? Sebut saja! Lamb of God, Megadeth, Metallica, ada semua. Itu kaosnya barang-barang lama semua. Saya itu kalau nonton-nonton konser itu selalu beli. Nonton Lamb of God, beli. Terakhir saya beli waktu nonton Guns N Roses," urai Jokowi.

Bakal moshing saat nonton konser? "Ya ndak apa-apa, tapi masak gubernur disuruh moshing, disuruh head banging, kalau dulu waktu masih muda boleh-boleh saja," seloroh Jokowi. Persiapannya? "Saya ya makan yang banyak, tapi wah... kok disuruh nyanyi?" elaknya.

Beredarlah BBM yang menyebutkan Front Pembela Islam (FPI) sweeping konser Metallica. Namun FPI membantahnya dan menyebut itu isu kacangan! Jokowi yakin pawai ribuan anggota FPI yang bersamaan hari digelarnya konser Metallica tidak rusuh. Polisi pun menerjunkan 2.694 personel untuk mengamankan konser Metallica.

Hari H menonton konser Metallica, Jokowi dikawal ketat. Jokowi yang mengenakan kaos hitam Metallica dan jaket kulit coklat pun 'tersihir' Metallica, larut bareng sederet artis.

"Saya puaasss!" seru Jokowi. Sempat headbanging, Pak? "Ya mau bagaimana, mau jingkrak juga penuh kaya gitu. Mau headbanging ya ndak mungkin." Menurut Jokowi yang tetap menjadi magnet dalam konser, penonton Metallica di Jakarta 'ngerock' tapi santun.

Tidak hanya menghadiri konser musisi internasional, Jokowi juga menjajal jadi backing vocal band tanah air Slank. "Luar biasa banget. Baru kali ini gua liat pejabat daerah yang kayak gini," ujar drummer Slank, Bimbim.

Eits ada 1 lagi... Jokowi main angklung bersama Ahok. Mengayunkan bait-bait nada dalam lagu Munajat Cinta ciptaan Ahmad Dhani. Hasilnya: kompak!

Tapi yang tak kalah heboh tentu yang satu ini. Ahok dangdutan Terajana di atas panggung Lebaran Betawi di Monas. Mengenakan kostum lengkap baju koko Betawi putih, peci hitam, dan syal merah, Ahok yang biasa terlihat marah-marah kali ini asyik bergoyang.

"Pinggul bergoyang-goyang, rasa ingin berdendang... Terajaanaaa...," dendang Ahok dengan suara lantang. Penasaran liat gaya manggung Ahok? Klik videonya di sini.

Capres

Komite Konvensi Capres ingin mengundang Jokowi, tapi Demokrat tidak. PDIP membebaskan Jokowi mengikuti Konvensi Capres Demokrat. Namun Jokowi memastikan tidak ikut. "Saya ini PDIP," tegas Jokowi. Politisi PDIP Rieke Dyah Pitaloka angkat bicara. "Mas Jokowi itu tak gampang tergoda, dan bukan cowok penggoda."

Demokrat menilai Jokowi pasti KO jika berdebat dengan salah satu peserta Konvensi Capres yakni Anies Baswedan. Keduanya dinilai berbeda dan Anies lebih unggul. Demokrat juga yakin 'kejayaan' Jokowi pupus awal 2014.

Meski demikian anggota Komite Konvensi Capres Demokrat Hinca Pandjaitan mengakui mencoba menggoda Jokowi. "Boleh dikatakan tidak etis, tapi tidak melanggar hukum. Tugas kami hanya menggoda," ungkapnya.

Saat menemani Presiden SBY melepas lomba lari `Independence Day Run` di depan Istana, Jokowi bahkan mengalahkan pamor para menteri. Dia dikerubuti warga dan diantre foto bersama. Cocok nih jadi capres? "Ah, saya ndak mikirin gituan," singkat Jokowi.

Rebutan Duet

Banyak yang kepincut berduet maupun dijodohkan dengan Jokowi. Pengamat politik Joko J Prihatmoko menjodohkan Jokowi dengan mantan Wapres Jusuf Kalla. Jokowi-JK dinilai sebagai duet ideal Pilpres 2014. Tanggapan JK? "Lihat saja nanti." Sedangkan Jokowi, "Tanya ke partai (PDIP)." Ketum Aburizal Bakrie alias Ical memastikan Golkar tidak akan menduetkan JK dengan Jokowi.

Ada juga yang menjodohkan Jokowi menjadi cawapres Menteri BUMN Dahlan Iskan. Namun Ahok kurang sreg. "Bukan nggak cocok. Sayang. Masa Pak Jokowi nomor 2? Kalau survei paling tinggi, nomor 1 dong," cetusnya.

Golkar 'kesengsem' Jokowi menjadi cawapres Ical. PAN juga membuka kemungkinan menduetkan Ketum Hatta Rajasa dengan Jokowi. Jokowi diperebutkan 3 parpol yakni Gerindra, Golkar, PAN.

Gerindra mengingatkan kontrak politik Pilkada DKI yang melarang Jokowi nyapres. Ahok membantah itu sebagai langkah menjegal Jokowi. PDIP meminta Gerindra mengurus diri sendiri, apalagi tidak ada kontrak politik seperti itu "Urus Jakarta saja sudah pusing," komentar Jokowi. Gerindra pun dinilai takut jagoannya yakni Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto kalah. Namun Gerindra mengingatkan, Jokowi adalah murid terkenal yang disukseskan sang guru, Prabowo.

Berbagai survei pun senantiasa memunculkan nama Jokowi dengan berbagai hasil. Ada yang menyebut PDIP akan menikmati 'madu' Jokowi. Ada versi Jokowi dikalahkan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Hanura Hary Tanoesoedibjo. Jokowi kandidat tertinggi. Bahkan cara menjatuhkan Jokowi.

Ada juga survei yang menempatkan Prabowo mengalahkan Jokowi. Sampai-sampai Ahok 'curiga'... "Jangan-jangan Surveinya Gerindra?" Lalu ada survei yang menempatkan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri-Jokowi bersaing ketat dengan Ketum Partai Hanura Wiranto-Hary Tanoesoedibjo. Kemudian survei Jokowi teratas, Megawati nomor buncit.

Hingga terungkap fakta sosial: publik ingin Jokowi jadi presiden. Bahkan majalah Inggris menulis: hanya Jokowi capres yang tepat.

Getaran Bung Karno

Rakernas PDIP di Ancol pada 6 September diprediksi bakal mendeklarasikan Jokowi menjadi capres. Namun putra Bung Karno menilai Jokowi belum pantas menjadi presiden. Sedangkan cucu Bung Karno menyatakan Jokowi masuk pertimbangan capres PDIP.

Nama Jokowi memang ditimang-timang dalam Rakernas PDIP. Nama Mega juga masih kuat. Namun PDIP memilih menunggu hasil Konvensi Capres Demokrat. Sementara spanduk 'Jokowi For President 2014' bertebaran. Bahkan tukang becak di Solo mengarak 'Jokowi' capres.

Jokowi diberi panggung dalam Rakernas PDIP. Membacakan 'Dedication of Life' Bung Karno. Sinyal Jokowi capres PDIP? Entahlah, yang jelas bagi Mega, Jokowi mendapat getaran Bung Karno. Bahkan Mega mengklaim Jokowi lahir dari rahim PDIP.

"Kami siapkan pemimpin muda, salah satunya Jokowi," ucap Mega lantang. Pernyataan yang ditangkap sebagai sinyal Mega mencapreskan Jokowi.

Jokowi mengakui telah menerapkan nilai-nilai Bung Karno. Namun soal diberi sinyal oleh Mega, Jokowi berkilah. "Siap... Urusan Jakarta saya siap. Yang mau jadi capres itu siapa? Tunggu rekomendasi DPP." Dari 17 rekomendasi Rakernas PDIP, tak ada disebutkan Jokowi capres.

Pencapresan Jokowi dinilai bakal menjadi preseden buruk karena masa jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta belum selesai. Ahok pun khawatir dengan tingginya elektabilitas Jokowi. Meski demikian Ahok tak mau jadi cawapres Jokowi. "Rugi dong gua!"

Namun Ahok 'keceplosan' menyebut Jokowi mau jadi presiden. "... Kayaknya," ucapnya kemudian. Ahok mengaku belum siap ditinggalkan Jokowi. Ahok ingin Jokowi tetap menjadi bempernya. Namun kemudian Ahok menyatakan siap menjadi Gubernur DKI jika Jokowi nyapres.

"Urus PKL saja masih pusing!" kilah Jokowi. "Saya tak punya tim sukses, ngurus Jakarta aja jumpalitan," tampik Jokowi. Dengan berbagai cara Jokowi 'ngeles' dari topik pencapresan. Namun sebenarnya Jokowi mengalami 'kontroversi hati'.

Foke & Farhat Abbas

Foke memberi peringatan kepada Jokowi. Jakarta sudah termasuk dalam 20 kota besar yang akan tenggelam bila tidak ada langkah taktis untuk menanggulanginya. Ada juga serangkaian kritik Foke untuk Jokowi-Ahok.

Menanggapi Foke, Jokowi pun berjanji mempercepat pembangunan Giant Sea Wall. Kapan mulainya? "Maunya besok pagi!" singkat Jokowi. Sedangkan komentar Ahok, "Dari saya sekolah tahun 80-an, sejak jaman saya sekolah sudah selalu dengar peringatan itu. Jakarta sudah diperingati bakal tenggelam."

Soal warning Foke Jakarta bisa bangkrut, Jokowi menyatakan duit Jakarta banyak, tak seperti Detroit, AS. "APBD bleeding? Nggak akan bangkrut!" cetus Jokowi. Sedangkan Ahok berujar, "Semua negara juga sama, kalau tidak hati-hati, pasti bisa bangkrut. Nabi palsu kalau Jakarta tak bangkrut."

Mengenai warning ledakan kaum urban, Jokowi mengakui harus ada jurus yang jitu, supaya tidak ada yang ke Jakarta lagi. Berikut cara Jokowi-Ahok membalas berbagai kritikan Foke. Klik di sini.

Farhat Abbas menantang Jokowi sumpah pocong. Ada 5 cibiran suami biduanita Nia Daniati ini kepada Jokowi di Twitter. Cek di sini. Namun tak satupun cibiran itu diladeni Jokowi.

Lurah Susan

Warga Lenteng Agung, Jakarta Selatan, menolak Lurah Susan Jasmine Zulkifli yang beragama non-muslim. Ahok naik pitam. "Tolak juga Jokowi dan saya. Malah bapaknya Susan itu muslim lho," cetus Ahok.

Jokowi dengan tegas menyatakan tidak akan mencopot Susan dan belum mau mengevaluasi lurah berparas cantik itu. Lurah Susan pun menjadi kontroversi.

Meski demikian, Lurah Susan punya cara untuk mendekati tokoh agama Lenteng Agung. "Mereka warga saya," ucap Susan. Walikota Jakarta Selatan Syamsuddin Noor ikut membela. "Itu kan yang penting Lurah bisa menjalankan amanah. Kita harap dengan kinerja bagus, masyarakat nanti akan berubah pandangannya," pesan Syamsuddin.

Filsuf dan Komidi Putar

Lagi-lagi sisi lain Jokowi-Ahok. Ahok mengklaim demokrasi Indonesia lebih baik dari AS. Dia bahkan mengutip Teori Lao Tse, filsuf kuno asal China.

"Wong Solo bisa jadi gubernur. Turunan Belitung jadi wagub. Padahal dulu itu, saya pernah minta pindah ke Kanada karena saya frustrasi. Bapak saya marah besar dengar itu. Makanya saya bertahan. Sekarang Jakarta membuktikan. Saya yang katanya muka minyak babi bisa jadi wagub sekarang," curhat Ahok.

Lain lagi curhat versi Jokowi. "Saya ini dari jadi Walikota Solo sampai jadi Gubernur Jakarta banyak yang bilang wajah saya ini wong ndeso, orang desa. Padahal kalau dibanding dengan Dude Herlino, ndak jauh-jauh banget. Tapi itu hanya perasaan saya aja, ndak tahu kata orang lain gimana. Wajah saya ndeso, tetapi ajudan di pinggir saya lebih gagah. Setiap tamu yang datang, yang disalami dia terus. 3 Bulan saya nggak kuat," begitu keluh kesah Jokowi sambil tertawa lebar.

Meski Jokowi ndeso, namun Ahok bangga memiliki Jokowi. "Saya beruntung punya gubernur wong Solo. Halus orangnya. Kalau saya kan kasar. Orang bilang kami berani, tapi sebetulnya dijorokin. Kami berdua tiba-tiba didorong," ucap Ahok yang mengaku hanya beda jam makan dengan Jokowi.

Bagi Ahok, dalam memimpin Jakarta, tidak butuh melatih otak, cuma butuh melatih otot. "Otot jantung, syaraf, agar tidak deg-degan menghadapi banyak orang yang melanggar perda, seperti berjualan di jalan dan membangun rumah di waduk," ujarnya.

Ahok pun memuji Jokowi sebagai pemimpin yang baik. "Saya bisa sampai hari ini karena Beliau kan? Beliau ngarahin gini-gini. Itu baru pemimpin dong. Dia bisa ngatur orang kerja kan pemimpin. Dia bisa ngatur wakilnya kerja buat dia kan berarti pemimpin dong," puji Ahok.

Sementara Jokowi asyik 'kumpul bocah' di Dufan, Ancol, dalam Peringatan Hari Anak Nasional. Naik komidi putar Turangga-rangga bersama seorang anak. Mau lihat senyum Jokowi saat naik komidi putar? Klik di sini. Dia juga membagi-bagi sepeda dan nyanyi bareng ribuan bocah.

Jokowi bahkan menyelenggarakan pertandingan Sumo di Gelora Bung Karno pada 24-25 Agustus. Ini merupakan yang pertama kalinya Sumo dilakukan di luar Jepang. Jokowi pun tampak 'mungil' diapit 2 pesumo.

Jokowi punya uang dolar? "Saya punya dolar, tapi bukan penyimpan. Saya kan eksportir, dolar untuk produksi. Kalau sudah cair, dolarnya tukar lagi jadi rupiah," jelas pria bertubuh kurus yang masih tetap makan tempe meski berukuran kecil ini saat penganan khas Indonesia itu langka. (Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini