Sukses

Polisi Tunggu Hasil Forensik Ungkap Motif Satu Keluarga Bunuh Diri di Apartemen Jakut

Di samping itu, tim dari psikologi forensik juga masih bekerja mengumpulkan data-data terkait latar belakang para korban.

Liputan6.com, Jakarta - Kasus tewasnya satu keluarga yang diduga bunuh diri Apartemen kawasan Pejagalan, Penjaringan Jakarta Utara masih terus didalami pihak kepolisian.

Motif bunuh diri mereka pun masih menjadi misteri. Penyidik Polres Metro Jakut belum menyimpulkan penyebab satu keluarga melakukan aksi bunuh diri.

Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara AKBP Hady Saputra Siagian beralasan, pihaknya menunggu hasil pemeriksaan barang bukti yang ditemukan di lokasi. Pemeriksaan dilakukan oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor).

Di samping itu, tim dari psikologi forensik juga masih bekerja mengumpulkan data-data terkait latar belakang para korban.

"(Untuk motif) belum, kita masih nunggu hasil laboratorium forensik dan psikologi forensik," kata Hady dalam keterangannya, Senin (18/3/2024).

Sebelumnya, disampaikan Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan bahwasanya proses penyelidikan kasus tewasnya satu keluarga yang diduga bunuh diri berkolaborasi dengan Interprofesi.

Beberapa ahli dilibatkan di antaranya ahli untuk melakukan analisis DNA forensik dan pakar psikologi forensik guna membantu mendalami penyebab satu keluarga tersebut nekat melakukan aksi bunuh diri.

"Kita membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, kita butuh pemeriksaan autopsi psikologi yang kemudian secara komprehensif baru nanti bisa kita simpulkan," kata Gidion dalam keterangannya Kamis (14/3/2024) lalu.

Tim Inafis Polres Metro Jakarta Utara bersama jajaran Satreskrim Polres Metro Jakarta Utara kembali melakukan Olah Tempat Kejadian (TKP) ulang pada Rabu, 13 Maret 2024 kemarin.

Kepada awak media, Gidion mengungkapkan alasan melakukan olah TKP kembali yakni untuk mendapatkan benang merah dari sekumpulan fakta-fakta yang diperoleh penyidik.

"Kita melakukan olah TKP ulang jadi membaca lebih detil lagi tentang peristiwa yang telah terjadi. Kita mereview lagi kira-kira apa yang kemudian asumsi-asumsi berkaitan dengan fakta yang ada di TKP," ucap dia.

Dalam kasus ini, Gidion mengaku telah memeriksa sejumlah saksi dari pelbagai latar belakang entah itu lokasi kejadian maupun di lingkungan keluarga.

"Tapi kita masih belum bisa putuskan, belum bisa simpulkan. Nanti menunggu fungsinya adalah pada pemeriksaan forensik DNA kemudian autopsi psikologi," ucap dia.

Disisi lain, proses otopsi terhadap jenazah dinilai telah rampung. Sehingga, jasad keempat korban dikembalikan kepada keluarga.

"(Korban semayamkan) di RSCM. Dari RSCM kemudian dibawa oleh keluarga. sudah (dikebumikan)," tandas dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kontak Bantuan

Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.

Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.icreativelabs.sahabatku

Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.

Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini