Sukses

HEADLINE: Rencana Pertemuan Megawati dan Tokoh-Tokoh Politik, Matangkan Hak Angket Pemilu 2024?

Di tengah bergulirnya usulan hak angket Pemilu 2024, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan akan bertemu dengan tokoh politik yang ada di kubu pasangan Anies-Muhaimin.

Liputan6.com, Jakarta - Tepat pukul 23.00 WIB, pada Kamis 22 Februari 2024, real count KPU telah memasukkan suara 619.579 TPS dari 823.236 TPS atau 75.26%. Hasilnya menunjukkan, perolehan suara pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar sebanyak 24.06%, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka 58.89%, dan Ganjar Pranowo-Muhaimin Iskandar 17.05%.

Namun, sudah hampir 1x24 jam, situs pemilu2024.kpu.go.id tidak memperbarui datanya. Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengaku melakukan koreksi data yang ada pada Sistem Informasi Rekapitulasi atau Sirekap KPU itu.

Menurut Ketua KPU Hasyim Asy’ari, pihaknya saat ini terus melakukan perbaikan antara data yang tidak sinkron dengan formulir C hasil plano dengan yang ditampilkan oleh Sirekap. "Berdasarkan data terbaru yang kami terima, data tidak sinkron sudah dilakukan perbaikan. Untuk Pilpres yang sudah dilakukan perbaikan ada sebanyak 74.181 TPS," kata Hasyim saat jumpa pers di Kantor KPU RI Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Sirekap KPU ini belakangan menuai polemik. Calon Presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo menilai Sirekap telah gagal lantaran telah banyak menimbulkan kegaduhan serta ketidaksinkronan data perhitungan manual. Namun hingga kini, KPU tidak kunjung ada pernyataan maaf.

Salah satu contoh yang dikatakan Ganjar yakni sistem Sirekap di Singapura yang telah diakui pihak IT-nya memang ada masalah. Namun dari pihak KPU RI mengkalim tidak ada masalah.

Dari fenomena tersebut ia menegaskan salah satunya dengan mendorong hak angket di DPR RI yang tugas fungsinya juga sebagai pihak pengawas.

"Penggunaan hak pengawasan hak konstitusi dari DPR untuk kemudian membuat penyelidikan itu paling bagus, paling fair. Jadi enggak perlu takut. Ini biasa saja kok, dan pernah terjadi. Dengan cara itu, nanti ada data, fakta, saksi, bukti, ahli, dan semuanya bisa dibuka dan publik bisa melihat. Nanti coba siapa yang benar, jadi angket menurut saya cara yang paling pas lah," imbuh Ganjar.

Gayung bersambut, Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyambut baik wacana hak angket di DPR RI yang diusulkan Ganjar sebagai sikap atas adanya dugaan kecurangan pada Pemilu 2024.

"Ketika kita mendengar akan melakukan (hak angket) kami melihat itu ada inisiatif yang baik," kata Anies.

Anies juga optimistis dengan kekuatan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai partai politik (parpol) terbesar di parlemen. Oleh sebab itu, dia meyakini parpol yang tergabung dalam Koalisi Perubahan yakni Partai NasDem, PKB, dan PKS juga siap mengambil bagian.

Hak angket, lanjut dia, bakal membuka peluang dugaan kecurangan Pemilu 2024 dapat berproses lebih lanjut hingga Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI. Anies berujar, Tim Nasional Pemenangan Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) siap terlibat bersama untuk memberikan data-data penunjang.

Di tengah bergulirnya usulan hak angket Pemilu 2024, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan akan bertemu dengan tokoh politik yang ada di kubu pasangan Anies-Muhaimin. Antara lain, mantan wakil presiden Jusuf Kalla dan Ketua Umum Partai Nadem Surya Paloh.

"Saya pikir mudah-mudahan tidak terlalu lama lagi. Mudah-mudahan. Barangkali apakah Mbak Mega sudah barangkali mempunyai waktu, pikiran, kondisi yang tepat, itu terserah Mbak Mega aja," kata Paloh di Wisma Nusantara, Jakarta Pusat, Jumat (23/2/2024).

Paloh mengatakan, pertemuan bersama Megawati tidak menutup kemungkinan untuk mematangkan wacana penggunaan hak angket Pemilu 2024. Sebab, wacana hak angket Pemilu 2024 ini pertama kali diusulkan Ganjar Pranowo. 

"Jangankan Mas Ganjar yang calon presiden, kamu sebagai reporter, sebagai jurnalis menggagas itu hak konstitusional yang ada di negeri kita ini. The idea itu yang paling penting bagi kita," kata dia.

"Kemudian itu masuk enggak dalam common sense kita, saya pikir hak hak konstutisional itu jalan yang mau kita tempuh. Sayang sekali kalau itu diabaikan. Sayang 1.000 kali sayang," Paloh menegaskan.

Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno, menilai wacana pertemuan antara Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Jusuf Kalla merupakan upaya dalam merespons perkembangan dinamika politik khususnya yang berkaitan soal dugaan kecurangan pemilu hingga isu soal hak angket.

"Pasti publik menanggap rencana pertemuan ini sebagai upaya merespons situasi politik yang berkembang. Misalnya soal kecurangan pemilu yang massif, terstruktur dan sistematis, cawe-cawe presiden, mobilisasi kekuasaan termasuk soal hak angket yang belakang bergulir cukup kencang," kata Adi kepada Liputan6.com, Jumat (23/2/2024).

Menurut Adi, baik JK maupun Megawati keduanya merupakan elite yang memiliki peran sentral di barisan kubu 01 dan 03 selama Pemilu 2024, maka wajar apabila rencana pertemuan keduanya erat dikaitkan dengan isu sensitif yang belakangan ini terjadi, khususnya terkait persoalan pemilu.

"JK inikan dianggap sebagai salah satu elite politik yang mendukung kubu AMIN, sementara di kubu nomor 3 mesin politik terbesar ada di PDIP dan Megawati. Jadi wajar kemudian pertemuan dua tokoh ini dikaitkan dengan isu sensitif soal hak angket, kecurangan dan seterusnya," ucap Adi.

Lebih lanjut, Adi melihat bergulirnya rencana pertemuan Megawati-JK juga tampak sudah melalui sejumlah proses prakondisi. Hal ini terlihat dengan adanya pernyataan serius yang ditunjukkan oleh kubu 01 terkait hak angket Pemilu.

"Oleh karena itu wajar kemudian prakondisi-prakondisi untuk mengajukan hak angket butuh pertemuan lanjutan yang membutuhkan elite-elite kunci di masing-masing kubu (Termasuk Megawati dan JK)," ungkapnya.

"Dan harus diakui juga, bahwa persoalan hak angket itu domain ketua umum partai, tapi setidaknya pembicaraannya antar elite dulu untuk bisa mewakili, siapa tau ada penjajakan-penjajakan yang lebih serius yang bisa mempengaruhi ketua umum partai," lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Aljabar Strategic Arifki Chaniago menilai, rencana pertemuan Megawati dan Jusuf Kalla merupakan langkah untuk menyatukan soliditas antara kubu 01 dan 03 di tengah dinamika proses Pemilu 2024.

"Saya rasa dengan rencana pertemuan Pak JK dan Bu Mega lebih kepada agenda bagaimana mensolidkan antara kubu 01 dan 03. Ini yang menurut saya akan menjadi isu yang cukup menarik dalam perbincangan politik kedepan, karena memang JK secara tidak langsung punya hubungan baik dengan Bu Mega" kata Arifki kepada Liputan6.com, Jumat (23/2/2024).

Ia pun meyakini, pertemuan Megawati dan JK bisa membuka ruang soal soliditas kubu 01 dan 03. Hal ini dikarenakan JK dan Megawati  memiliki peran yang signifikan di masing-masing kubu khususnya sebagai king maker.

"Kalau JK dan Megawati bertemu tentu ada ruang bahwa solidnya antara 01 dan 03, karena mau nggak mau semua orang tahu king maker dari kubu 01 dan 03 inikan salah satunya Pak JK dan Bu Mega, dan saya rasa isu ini akan lebih kepada bagaiman antara JK dengan Mega ini punya kepentingan yang sama," ujarnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Konsolidasi Pasca-Pilpres 2024

Di sisi lain, Pengamat Politik sekaligus Direktur Riset Populi Center Usep S Achyar, berpandangan wacana pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Jusuf Kalla menjadi sinyal terjadinya konsolidasi politik pasca-Pilpres 2024. Menuruntnya, semua aktor politik butuh mengkonsolidasikan kekuatannya, terlebih dalam merespons dinamika politik usai Pilpres 2024.

"Semua aktor politik saya kira butuh mengkonsolidasikan kekuatannya, masing-masing punya agenda politik. Dalam hal ini misalnya soal hak angket, terkait perubahan itu di antara tokoh perlu melakukan konsolidasi. Begitu juga soal pertemuan-pertemuan itu sudah diawali sebelumnya. Misalnya Surya Paloh dan Jokowi sudah melakukan itu," ujar Usep kepada Liputan6.com, Jumat (23/2/2024).

Usep memandang, persoalan hak angket pemilu kemungkinan bisa menjadi salah satu faktor pendorong terjadi pertemuan elite-elite politik senior, termasuk Megawati-JK.

"Memang hak angket ini tidak menyatakan sah atau tidaknya pemilu, tapi dalam kerangka ini saya melihat bisa mendorong adanya pertemuan-pertemuan tokoh politik besar untuk mengkonsolidasikan kekuatan," ujarnya.

Bahkan, kata dia, persoalan ini juga bisa membuka peluang hadirnya koalisi baru di antara elit-elit politik maupun partai pasca-Pilpres 2024.

"Saya melihat mungkin akan muncul koalisi berbeda dengan koalisi berbeda dengan yang di Pilpres, karakter koalisi kita ini kan tidak tahan lama hanya dalam jangka pendek lalu kemudian berubah," ucap Usep.

Sementara itu, Pengamat Politik Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin melihat, wacana pertemuan Megawati dan Jusuf Kalla merupakan hal positif pasca-Pilpres 2024.

Menurut Ujang, pertemuan tersebut bisa menjadi angin segar terjadi proses demokrasi yang baik setelah unggulnya pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024 versi quick count dan real count sementara KPU.

"Saya sih melihatnya bagus-bagus saja tokoh yang belum beruntung di Pilpres 2024 itu bertemu, itu bagus dan positif untuk misalkan mengawal proses jalannya pemerintahan di luar pemerintahan," kata Ujang kepada Liputan6.com, Jumat (23/2/2024).

"Jadi misalkan tokoh-tokoh oposisi bertemu bersilaturahmi dan bergabung itu hal yang positif dan bagus saja agar demokrasi ini kan sehat, ini tidak larang di republik ini asal kepentingannya mengawal proses demokrasi di luar pemerintahan. Jadi saya sih melihatnya positif dan bagus-bagus saja untuk menyehatkan demokrasi," lanjutnya.

3 dari 5 halaman

Timnas Amin Upayakan Pertemuan Megawati dengan JK Terealisasi

Ketua Umum PDI Perjuangan atau Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dikabarkan bakal bertemu empat mata dengan Wakil Presiden (Wapres) ke-10 dan ke-12 RI Jusuf Kalla (JK).

Menanggapi hal tersebut, Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menyebut, komunikasi antar elit bukan suatu hal yang mustahil dilakukan. Termasuk, kata dia, antara Megawati dan Jusuf Kalla.

"Semua komunikasi bisa dilakukan para elite politik bisa bisa aja toh mereka, mereka sudah berkawan," ujar Sahroni di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 22 Februari 2024.

Meski begitu, lanjut dia, perihal waktu pertemuan hanya diketahui elit yang hendak bertemu. Dia mengaku, rencana pertemuan para elit terkadang tak pernah diketahui secara pasti para jajarannya di bawahnya.

"Kapan mereka mau ketemu kapan mereka mau komunikasi mereka yang tahu kita kita di bawah sama sekali tidak tahu," tandas Sahroni.

Sementara itu, Co-Captain Tim Pemenangan Nasional Anies-Muhaimin (Timnas AMIN) Sudirman Said menyebut telah banyak pihak yang mengupayakan agar pertemuan Megawati dengan JK terealisasi.

"Terkait pertemuan kedua tokoh (Mega - JK) saya juga membaca di media. Tapi memang kita tahu memang ada usaha-usaha untuk membuat keduanya bertemu,” ujar Sudirman kepada awak media, Jumat (23/2/2024).

Bahkan, Sudirman memandang pertemuan antara keduanya akan menghasilkan pembahasan yang substansial untuk bangsa. Bukan sekedar membahas hasil elektoral Pemilu 2024.

“Saya melihatnya benefitnya, lebih dari sekedar mengurusi elektoral tahun ini. Tapi dua orang senior itu pasti me-review perjalanan dua tokoh bangsa ini, sejarah, dinamika politik dari waktu ke waktu untuk mengambil pelajaran,” kata dia.

“Pasti akan muncul kebijaksanaan-kebijaksanaan atau wisdom dari para tokoh itu untuk mencari solusi bagi bangsa ini,” tambah dia.

Sudirman pun berharap pertemuan keduanya bisa segera berlangsung untuk memberikan sebuah solusi sebagai salah satu negarawan.

“Jadi kita berdoa mudah-mudahan, kedua pemimpin senior itu diberikan kesehatan. Diberikan, kekuatan terus untuk menjaga bangsa ini, karena makin hari, kita merasa makin kekurangan negarawan,” tuturnya.

Sebab, lanjut Sudirman, pertemuan negarawan yang akan membahas isu-isu krusial bangsa akan selalu terjadi. Ketika bangsa Indonesia menghadapi permasalahan politik yang rumit untuk memberikan sebuah solusi jalan keluar.

“Kita ingat tokoh moral itu selalu, secara alamiah saling bertemu ketika keadaan memang begitu rumit. Dan sekarang tanda-tanda kesana mulai muncul, jadi mudah-mudahan itu bisa terjadi,” tuturnya.

 

4 dari 5 halaman

4 Fakta Terkait Kabar Ketum PDIP Megawati Akan Bertemu JK

Berikut sederet fakta terkait terdengarnya kabar akan bertemunya Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan Wapres ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla (JK) dihimpun Liputan6.com:

1. Disampaikan Politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus

Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Sitorus mendengarkan ada rencana ketua umumnya Megawati Soekarnoputri akan bertemu dengan Wapres ke-10 dan 12 RI Jusuf Kalla. Meski demikian, dia belum tahu pasti kapan pertemuan itu digelar.

"Saya dengar ada rencana, (Megawati bertemu JK), saya kira tidak hanya Pak JK, saya kira banyak tokoh juga yang pengen ngobrol lah tentang situasi Indonesia hari ini," kata Deddy kepada wartawan, Kamis 22 Februari 2024.

Dia menyebut, kedua tokoh itu pasti akan membahas situasi merosotnya demokrasi akibat cawe-cawe kekuasaan. Menurutnya, para tokoh ingin mengembalikan marwah institusi negara yang porak-poranda.

"Ya pasti bicara apa yang sekarang jadi paling urgent kan, tentang merosotnya kualitas demokrasi kita akibat cawe-cawe kekuasaan dan bagaimana mengembalikan marwah institusi negara yang porak-poranda karena berbagai penggunaan kekuasaan yang ugal-ugalan kan kira-kira seperti itu," ungkap Deddy.

2. Jubir TPN Ganjar-Mahfud Juga Membenarkan

Terpisah, Juru Bicara Tim Pemengan Nasional (Jubir TPN) Chico Hakim mengakui ada kabar Megawati akan bertemu JK.

Menurutnya, pertemuan antar tokoh itu perlu disambut secara positif.

"Memang beredar kabar seperti itu. Bila memang Bu Mega akan bertemu dengan Pak Jusuf kalla, saya rasa ini suatu hal yang harus kita sambut dengan positif. Baik kami dari PDI Perjuangan dan juga dari TPN Ganjar Mahfud dan juga rakyat secara umum," tegas Chico.

3. Adian PDIP Pastikan Pertemuan Megawati dengan JK Bakal Terjadi

Politikus PDIP Adian Napitupulu memastikan, pertemuan itu akan segera terjadi. Namun ia enggan menyebutkan tanggal pastinya.

"Pasti terjadi lah (pertemuan Mega-JK)," kata Adian di kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (23/2/2024).

Menurut Adian, pihaknya akan mengikuti dan menyimak apabila pertemuan itu benar terjadi.

"Kita denger aja, kita ikuti," tegas dia.

4. NasDem Sebut Bukan Hal yang Mustahil

Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menyebut, komunikasi antar elit bukan suatu hal yang mustahil dilakukan. Termasuk, kata dia, antara Megawati dan Jusuf Kalla.

"Semua komunikasi bisa dilakukan para elite politik bisa bisa aja toh mereka, mereka sudah berkawan," ujar Sahroni di NasDem Tower, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis 22 Februari 2024.

Meski begitu, lanjut dia, perihal waktu pertemuan hanya diketahui elit yang hendak bertemu. Dia mengaku, rencana pertemuan para elit terkadang tak pernah diketahui secara pasti para jajarannya di bawahnya.

"Kapan mereka mau ketemu kapan mereka mau komunikasi mereka yang tahu kita kita di bawah sama sekali tidak tahu," tandas Sahroni.

5 dari 5 halaman

Infografis Ragam Tanggapan Megawati Akan Bertemu Tokoh-Tokoh Politik

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini