Sukses

3 Fakta Terkait Sejumlah Petugas KPPS Meninggal Dunia saat Persiapkan Pemilu 2024

Pelaksanaan pencoblosan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 telah dilangsungkan pada Rabu 14 Februari 2024. Namun, ada kabar duka dari anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara atau KPPS Pemilu 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Pelaksanaan pencoblosan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 telah dilangsungkan pada Rabu 14 Februari 2024. Namun, ada kabar duka dari anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara atau KPPS Pemilu 2024.

Salah seorang anggota KPPS bernama Hendra Lesmana, pada KPPS 17 di Kelurahan Cibeureum Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Jawa Barat (Jabar) dikabarkan meninggal dunia.

Hal itu dikonfirmasi oleh Ketua KPU Kota Sukabumi Imam Sutrisno. Ia menuturkan, informasi petugas KPPS meninggal dunia tersebut diterimanya pada Sabtu 10 Februari 2024 lalu. Pihaknya memastikan penggantian anggota tersebut dengan mekanisme pemilihan langsung.

"Kami lakukan langsung mengambil mekanisme penunjukan langsung untuk penggantian sudah dijadwalkan terhadap penggantinya. Kemudian adapun hak hak dari almarhum yang bersangkutan yang meninggal itu juga sudah langsung kami urus kami tindaklanjuti," ujar Imam saat dikonfirmasi pada Selasa 13 Februari 2024.

Selain itu, seorang petugas KPPS bernama Rita Setyaningsih (41), warga Maospati, Magetan, dilaporkan meninggal dunia diduga akibat kelelahan setelah mengikuti kegiatan persiapan Pemilu 2024.

Rita meninggal pada Senin 12 Februari 2024, sehari setelah mengikuti rapat KPPS untuk persiapan Pemilu. Dia diketahui memiliki riwayat penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

"KPU mengucapkan belasungkawa dan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhumah Rita Setyaningsih," ujar Ketua KPU Kabupaten Magetan Fahrudin, Rabu 14 Februari 2024.

Berikut sederet fakta terkait sejumlah anggota KPPS yang meninggal dunia saat Pemilu 2024 dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Seorang Anggota KPPS di Sukabumi Meninggal

Salah seorang anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS) 2024 bernama Hendra Lesmana, pada KPPS 17 di Kelurahan Cibeureum Kecamatan Cibeureum Kota Sukabumi dikabarkan meninggal dunia.

Hal itu dikonfirmasi oleh Ketua KPU Kota Sukabumi Imam Sutrisno. Ia menuturkan, informasi KPPS meninggal tersebut diterimanya pada Sabtu 10 Februari 2024 lalu. Pihaknya memastikan penggantian anggota tersebut dengan mekanisme pemilihan langsung.

"Kami lakukan langsung mengambil mekanisme penunjukan langsung untuk penggantian sudah dijadwalkan terhadap penggantinya. Kemudian adapun hak hak dari almarhum yang bersangkutan yang meninggal itu juga sudah langsung kami urus kami tindaklanjuti," ujar Imam saat dikonfirmasi pada Selasa 13 Februari 2024.

Pihak KPU menyampaikan turut berduka atas kabar tersebut. Disinggung soal kondisi atau penyebab kematian, Imam mengungkap, bahwa anggota KPPS meninggal bukan dalam kegiatan bekerja.

"Waktu itu kalau enggak salah beliau ini sore hari berangkat ke pengajian kejadiannya, kalau enggak salah di lokasi pengajian. Tapi yang penting untuk digarisbawahi bahwa kami berbela sungkawa," ujar Imam.

Dia menyampaikan, dalam Pemilu 2024 anggota KPPS di tiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) berjumlah 7 orang. Sebab itu, mekanisme penggantian segera dilakukan dengan penunjukan langsung dengan memperhatikan aspek penting.

"Karena kalau seleksi sudah tidak mungkin. Namun, saya juga mengimbau dalam proses penunjukan langsung ini tetap diperhatikan aspek-aspek penting. Misalnya, perhatikan bahwa calon penggantinya tidak terdaftar dalam sipol, tidak menjadi bagian dari partai politik,harus netral," jelasnya.

Lebih lanjut, pihaknya belum bisa memastikan penyebab meninggalnya salah satu anggota KPPS itu karena perlu diagnosis ahli. Kendati demikian, dia memastikan KPPS tersebut sudah dijamin BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapat santunan.

 

3 dari 4 halaman

2. Petugas KPPS di Magetan Jatim Meninggal Dunia

Seorang petugas kelompok penyelenggara pemungutan suara (KPPS), Rita Setyaningsih (41), warga Maospati, Magetan, dilaporkan meninggal dunia diduga akibat kelelahan setelah mengikuti kegiatan persiapan Pemilu 2024.

Rita meninggal pada Senin 12 Februari 2024, sehari setelah mengikuti rapat KPPS untuk persiapan pemilu. Dia diketahui memiliki riwayat penyakit hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Ketua KPU Kabupaten Magetan Fahrudin menyampaikan belasungkawa mendalam kepada almarhumah dan KPU RI akan memberikan perhatian kepada para petugas penyelenggara pemilu yang jatuh sakit atau meninggal dunia saat bertugas.

"KPU mengucapkan belasungkawa dan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya almarhumah Rita Setyaningsih," ujar Fahrudin, Rabu 14 Februari 2024.

Rita Setyaningsih merupakan anggota KPPS di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 014 Kelurahan Maospati, Kecamatan Maospati, Magetan. Dia juga tercatat aktif sebagai staf di Bagian Umum Sekretariat Daerah Kabupaten Magetan.

Almarhumah sempat mengikuti serangkaian kegiatan persiapan pemungutan suara selama tiga hari berturut-turut, sejak Jumat 9 Februari 2024 hingga Minggu malam 11 Februari 2024.

Pada Minggu malam 11 Februari 2024 sekitar pukul 21.00 WIB, Rita mulai mengeluhkan pusing, tangan sebelah kanan kaku dan tangan sebelah kiri lemas.

Rita kemudian dibawa ke Unit Gawat Darurat RSAU Efram Harsana Lanud Iswahjudi Maospati, Magetan. Namun, pada Senin pagi sekitar pukul 04.00 WIB, Rita dinyatakan meninggal dunia di rumah sakit tersebut.

 

4 dari 4 halaman

3. Ketua KPPS di Banyuwangi Meninggal Dunia

Ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 18 Desa/Kecamatan Singojuruh, Kabupaten Banyuwangi, Rabu 14 Februari 2024 meninggal dunia karena diduga kelelahan melaksanakan tugasnya dalam Pemilihan Umum Serentak 2024.

Anggota PPS Desa/Kecamatan Singojuruh, Abdul Konik, membenarkan kabar meninggalnya Dul Hanan (50) yang merupakan Ketua KPPS.

"Sekitar pukul 16.00 WIB saat itu masih berlangsung proses penghitungan satu jenis surat suara yakni capres-cawapres. Selesai menghitung surat suara, Dul Hanan mengeluh pusing dan sesak nafas. Ia meminta untuk diantarkan periksa ke puskesmas," kata Abdul.

Setelah dari puskesmas, lanjut dia, kondisinya bertambah memprihatinkan dan nafasnya tersengal-sengal, sehingga dirujuk ke RS PKU Muhammadiyah Rogojampi.

Di rumah sakit, Dul Hanan diberikan bantuan oksigen, dan kondisinya sempat membaik, meskipun nafasnya masih sering tersengal.

Tak lama setelah dijenguk, para petugas PPK mendapat kabar bahwa kondisi Dul Hanan kian kritis hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.