Sukses

Ketum Apdesi: Tidak Ada Niat Demo di DPR Ricuh

Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), Surta Wijaya menyatakan kerusuhan yang terjadi adalah respon spontan saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu 31 Januari 2024.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), Surta Wijaya menyatakan kerusuhan yang terjadi adalah respon spontan saat aksi unjuk rasa di depan Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu 31 Januari 2024.

“Tidak ada itu niat demo ricuh,” kata Surta, dikutip Kamis (1/2/2024).

Sebab, kata Surta, amarah masa yang hadir sempat tidak terbendung. Lantaran, tidak ada pihak legislatif mengindahkan tuntutan dari massa aksi yang berada di depan Gedung DPR/MPR.

“Karena awalnya tidak ada yang menemui para pendemo, akhirnya naik pitam para oknum demo,” tuturnya.

Namun begitu, Surta tetap berterimakasih atas sikap aparat kepolisian yang telah proaktif dalam menjaga aksi unjuk rasa sampai selesai. Meskipun dalam beberapa momen sempat terjadi ketegangan di lapangan.

“Tapi alhamdulilah berkat aparat polisi yang proaktif membantu mengayomi yang demo akhirnya para pendemo bisa pulang dengan tertib dan damai. Saya apresiasi atas nama Ketum apdesi kepada pihak kepolisian yang sudah mengayomi para rekan-rekan kita,” imbuhnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Usut Oknum Pengrusak

Sebelumnya, sejumlah fasilitas milik negara rusak usai unjuk rasa yang dilakukan oleh Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) di Gedung DPR/MPR pada Rabu (31/1). Polisi pastikan mengusut kasus perusakan tersebut.

"Ya pasti (diselidiki)," kata Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Karyoto di Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (31/1/2024).

Karyoto mengatakan, pihaknya akan menelaah bukti-bukti yang dikumpulkan oleh penyidik guna mengidentifikasi wajah pelaku.

"Kita punya dokumentasi tapi kan pelan-pelan ya," ujar dia.

Karyoto mengatakan, pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum. Sebab, tindakan merusak dinilai sudah diluar batas kewajaran dalam menyampaikan pendapat di muka umum.

"Ya sampai saat ini tidak ada, belum ada. Nanti memungkinkan kita melihat kerusakan kita minta pertanggungjawaban karena sudah tidak wajar ketika orang melakukan haknya untuk menyampaikan aspirasi tapi dia membawa alat-alat seperti. Kami akan cari," jelas Karyoto.

Untuk diketahui, aksi unjuk rasa Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (Apdesi), diwarnai kericuhan. Polisi menyita 30 ban bekas sebagai barang bukti.

 

3 dari 3 halaman

Antisipasi Kericuhan

Karyoto mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi kericuhan yang terjadi pada saat unjuk rasa berlangsung. Karena itu, anggota melakukan razia di beberapa titik konsentrasi massa.

"Ada aksi penyampaian pendapat di DPR yang sedikit diwarnai pengerusakan sebagian kecil dari pagar DPR luar, dan kita tahu mereka sudah mempersiapkan, memang dari kemarin. Anggota kami sudah razia sudah dapatkan banyak sekali lebih dari 30 buah,” ujarnya.

Karyoto mengatakan, aksi unjuk rasa yang dilakukan Apdesi menyebabkan beberapa bagian tembok rusak akibat dipukul menggunakan palu. Bahkan, anggota menjadi sasaran kemarahan peserta aksi.

Namun, Karyoto mengatakan kepolisian tetap sabar mengawal dan tidak membalas tindakan tersebut.

"Kami hanya mengimbau terus untuk tidak anarkis dan sambil bertahan menyemprotkan air dan dengan sabar kami menunggu mereka. Kami hanya bertahan, bertahan dengan memakai air," tutupnya.

 

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.