Sukses

Penanganan Stunting di Kukar Perlu Riset Agar Lebih Efektif

DP3A juga perlu memetakan lokasi dan sasaran penanganan anak kurang gizi dengan baik agar manfaatnya bisa dirasakan oleh semua pihak.

Liputan6.com, Tenggarong Masalah penanganan stunting pada anak di Kutai Kartanegara (Kukar) belum teratasi sepenuhnya. Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kutai Kartanegara mengakui membutuhkan riset yang lebih dalam untuk mengetahui penyebab dan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah stunting pada anak di Kukar.

Sekretaris DP3A Kukar, Hero Suprayetno, mengatakan bahwa data terkini tentang anak kurang gizi yang dimiliki DP3A perlu divalidasi dan dianalisis lebih lanjut. Menurutnya, riset diperlukan untuk menentukan lokasi, sasaran, dan pendekatan yang sesuai dengan kondisi masing-masing anak dan keluarganya.

“Karena hanya dengan riset kita sudah berhasil menganalisis, jadi data yang disajikan itu berdasarkan analisisnya sehingga nanti bisa ditangani sesuai dengan kondisionalnya,” ujar Hero, Rabu (23/11/2023).

Hero menjelaskan, ada berbagai faktor penyebab anak kurang gizi, mulai dari faktor ekonomi, perilaku, hingga sosial. Oleh karena itu, penanganannya pun harus disesuaikan dengan faktor-faktor tersebut.

“Sebagai contoh, ketika anak itu dikasih makanan ternyata bukan persoalan makanan tetapi faktor perilakunya, jadi pendekatan psikologisnya yang kami lakukan, pendekatan humanis, tetapi yang berkaitan dengan ekonomi ya kita suplai dengan kebutuhan pangan dan sebagainya jadi lebih tepat sasaran berdasarkan kondisi sebenarnya bukan berdasarkan perkiraan-perkiraan saja,” jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlu Petakan Lokasi dan Sasaran Penanganan

Hero menambahkan, DP3A juga perlu memetakan lokasi dan sasaran penanganan anak kurang gizi dengan baik agar manfaatnya bisa dirasakan oleh semua pihak.

“Ini yang perlu kita rumuskan bersama, sehingga lokusnya tepat dan maksudnya juga dapat tersampaikan sehingga manfaatnya itu betul-betul dirasakan oleh semua pihak bukan hanya dari segi kebutuhan-kebutuhan ekonomi yang harus dipenuhi tetapi juga kebutuhan sosial juga harus dipenuhi jadi lebih spesifik lagi,” tuturnya.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini