Sukses

Panen Padi di Subang Capai 9 Juta Ton Per Hektare, Jokowi: Tambah Cadangan Beras, tapi Masih Kurang

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengapresiasi panen padi di Desa Ciasem Girang, Ciasem, Subang, Jawa Barat, yang mencapai 9 juta ton per hektare.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengapresiasi panen padi di Desa Ciasem Girang, Ciasem, Subang, Jawa Barat, yang mencapai 9 juta ton per hektare. Padahal, biasanya musim panen tinggi berlangsung di awal tahun yakni, sekitar Maret hingga April.

"Ya ini memang dalam satu tahun di semester pertama itu memang biasanya panennya tinggi karena panen besar biasanya di bulan-bulan maret april yang tinggi. Di semester kedua turun," kata Jokowi kepada wartawan usai meninjau panen padi di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Minggu (8/10/2023).

"Ini kita senang melihat hasilnya. Saya kira ini satu hektare bisa 9 ton memang. Padet sekali saya lihat," sambungnya

Menurut dia, fenomena El Nino yang menyebabkan kekeringan memberi dampak negatif pada produksi panen padi. Namun, Jokowi berharap panen padi mampu menambah cadangan beras di Bulog yang saat ini 1,7 juta ton.

"Kita harapkan dari panen-panen inilah pasokan beras bisa menambah cadangan kita. Tapi memang masih kurang sehingga dari stok yang ada di Bulog saat ini 1,7 juta ton masih menambah lagi, sampai akhir tahun kira-kira 1,5 juta ton," jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dampak El Nino

Jokowi menyebut jumlah panen padi di Indramayu, Jawa Barat juga diperkirakan lebih besar. Hanya saja, memang produksi panennya masih kurang karena dampak El Nino.

"Ya ini di Kabupaten Subang bagus. Mungkin minggu depan saya mau lihat di Indramayu. Kelihatannya juga lebih luas lagi panennya," ucap dia.

"Tapi sekali lagi, karena El Nino produksinya tetap menurun, tetap berkurang. Tapi enggak ada masalah, cadangan kita di Bulog juga makin banyak. 1,7 juta ton," imbuh Jokowi.

3 dari 4 halaman

Harga Beras Masih Tinggi, Jokowi Sebut Akibat Super El Nino di 7 Provinsi

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengungkapkan, kenaikan harga beras di pasaran diakibatkan oleh fenomena super El Nino yang terjadi di tujuh provinsi Indonesia. Hal ini mengakibatkan pasokan beras dari petani menjadi berkurang.

"Problemnya karena pasokan dari petani, pasokan dari penggilingan itu kurang karena ada super El Nino di tujuh provinsi," kata Jokowi saat meninjau harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Merdeka, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, Kamis (21/9/2023).

Menurut dia, pemerintah tengah menambah cadangan beras melalui impor. Jokowi berharap upaya ini dapat menutup kekurangan produksi sehingga harga beras dapat kembali stabil.

"Ya kita memperbesar cadangan strategis lewat impor karena untuk menutup kekurangan produksi yang ada," ujarnya.

4 dari 4 halaman

Kebutuhan Pokok Masih Terkendali

Jokowi menyampaikan, harga sejumlah kebutuhan pokok di Pasar Merdeka, Kota Samarinda masih terkendali dengan baik. Dia menjelaskan bahwa sejumlah komoditas pokok bahkan mengalami penurunan harga, diantaranya adalah cabai dan juga bawang.

"Bahkan cabai harganya juga turun, kemudian bawang putih harganya juga turun, bawang merah harganya juga turun," tutur Jokowi.

Namun, harga beras yang ada di pasar tersebut masih tergolong tinggi dan belum mengalami penurunan. Kendati begitu, Jokowi menyebut saat ini beras SPHP dari Bulog sudah mulai disalurkan ke pasar tersebut.

"Kita harapkan dengan operasi pasar yang dilakukan Bulog, harga juga bisa turun—beras ya," ucap dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.