Sukses

DKI Gunakan Teknologi AI Urai Kemacetan, Pengamat: Sudah Jadi Kebutuhan Era Saat Ini

Nirwono menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta bersama dengan pemerintah kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) fokus pada penerapan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi menuju pusat kota.

 

Liputan6.com, Jakarta Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, menilai penggunaan teknologi buatan atau kecerdasan buatan (AI - Artificial Intelligence) oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan adalah langkah yang tepat.

"Nalar saya mengatakan bahwa penggunaan teknologi AI seharusnya sudah menjadi kebutuhan di era saat ini, namun kita juga perlu menyadari bahwa AI hanya dapat membantu mengurangi kemacetan," ungkap Nirwono kepada Liputan6.com pada Senin (3/7/2023).

Meskipun demikian, Nirwono menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta tidak hanya mengandalkan AI semata. Menurutnya, upaya lain seperti percepatan pembangunan moda transportasi perlu ditekankan sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan di Jakarta.

"Perlu ditingkatkan konektivitas antarmoda dan biaya tiket yang harus bersaing, dengan harga operasional yang lebih murah dibandingkan pengguna kendaraan bermotor (door to door service)," katanya.

"Selain itu, harus ada peralihan semua angkutan umum dari bahan bakar fosil ke listrik atau hidrogen, bukan memberikan subsidi kepada pembeli mobil atau sepeda motor listrik," tambahnya.

Lebih lanjut, Nirwono menyarankan agar Pemprov DKI Jakarta bersama dengan pemerintah kota-kota penyangga seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) fokus pada penerapan kebijakan pembatasan kendaraan pribadi menuju pusat kota.

"Perluasan area ganjil genap (ganjil genap elektronik) di seluruh wilayah Jabodetabek harus berlaku untuk semua kendaraan pribadi, baik yang menggunakan bahan bakar fosil maupun listrik," ujarnya.

Selain itu, Nirwono juga mengkritisi kebijakan penanganan kemacetan lainnya di Jakarta yang menurutnya juga harus menjadi fokus utama Pemprov DKI.

Beberapa kebijakan tersebut antara lain adalah penerapan parkir elektronik progresif di pusat kota, sistem jalan berbayar elektronik untuk penertiban parkir liar, pelarangan parkir di tepi jalan, penyediaan gedung parkir di pusat kegiatan kota, pusat perkantoran, dan sekolah, serta adanya kewajiban memiliki garasi atau gedung parkir komunal bagi pemilik kendaraan pribadi.

Hitung Real-Time Volume Kendaraan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mengklaim penggunaan teknologi kecerdasan buatan atau AI (Artificial Intelligence) di simpang jalan Ibu Kota mampu menghitung secara aktual volume lalu lintas di persimpangan jalan Jakarta yang dipasang teknologi AI.

"Ini bisa menghitung secara aktual volume lalu lintas di simpang. Sehingga kita bisa mengetahui, visi rasionya sebenernya berapa sih sekarang di jalan," kata Syafrin dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (3/7/2023).

Saat ini, sejumlah simpang di Ibu Kota sudah menggunakan teknologi AI untuk membantu mengurangi kemacetan. Menurut Syafrin, sejauh ini pemasangan AI cukup efektif membantu pihaknya mengurai kemacetan.

"Cukup berpengaruh karena dengan menerapkan intelegent transport system traffic light, maka pertama fungsi adaptif forces itu dijalankan," kata Syafrin.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pantau Kepadatan Volume Kendaraan

 

Dia menjelaskan, AI bakal memantau ruas simpang mana yang tengah mengalami penumpukan atau padat kendaraan sehingga membuat kemacetan. Nantinya, kata dia pada ruas simpang yang padat itu bakal diberi waktu lampu hijau lebih banyak secara otomatis, sehingga kepadatan lalu lintas dapat diurai.

"Kalau selama ini kan pengaturannya manual atau dari control room kita, NOC. Nah sekarang langsung di tempat, begitu misalnya Utara Selatan yang paginya selatannya padat, maka otomatis sistem akan menghitung memberikan waktu paling panjang di kaki sisi selatan karena titiknya menuju ke arah sana," jelas Syafrin.

"Demikian sore hari misalnya, ternyata dari Utara yang padat menuju selatan, maka kaki simpang sisi utara akan di berikan waktu lebih panjang, sehingga antrean di simpang bisa dihindari" sambung dia.

 

Berdasarkan data Dishub DKI Jakarta, berikut simpang jalan di Ibu Kota yang telah dipasang AI:

 

  1. Jl Jembatan 2 Raya - Jl Tubagus Angke
  2. Jl Kyai Tapa - Jl Daan Mogot (Grogol)
  3. Jl S Parman - Jl Tomang Raya
  4. Jl S Parman - Jl KS Tubun - Jl Gatot Subroto (Slipi)
  5. Jl Gatot Subroto - Jl Rasuna Said (kuningan)
  6. Jl Gatot Subroto - Jl.Supomo (Pancoran)
  7. Jl MT haryono - Jl Sutoyo (Cawang Uki)
  8. Jl DI Panjaitan - Jl Kalimalang
  9. Jl Ahmad yani - Jl Utan Kayu (Rawamangun)
  10. Jl Ahmad Yani - Jl Pemuda - Jl Pramuka
  11. Jl Ahmad Yani - Jl H Ten
  12. Jl Perintis Kemerdekaan - Jl Letjen Suprapto
  13. Jl Senen Raya - Jl Kwitang (Senen) Jl Gunung Sahari - Jl Wahidin
  14. Jl Gunung Sahari - Jl Dokter Sutomo (MBAL)
  15. Jl Gunung Sahari - Jl Angkasa - Jl Samanhudi
  16. Jl Gunung Sahari - Jl Mangga Besar (kartini)
  17. Jl Gunung Sahari - Jl Pangeran Jayakarta
  18. Jl Gunung Sahari – Jl Mangga Dua
  19. Jl Perniagaan Raya - Jl Pasar pagi flyover (Jembatan Lima)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.