Sukses

Anak Penjaga Makam Jadi Lulusan Terbaik SMKN Jateng dan Lanjutkan Kuliah di UI

SMKN Jawa Tengah, terangnya, benar-benar akses pendidikan gratis bagi siswa kurang mampu, mulai dari biaya pendidikan, seragam, makan hingga asrama.

Liputan6.com, Semarang Sevolana Bondan Sirait adalah salah satu dari 258 lulusan SMKN Jawa Tengah yang dinobatkan sebagai lulusan terbaik kampus Purbalingga. Berkat usaha dan kerja kerasnya dalam menempuh pendidikan, Turiman, sang ayah mengaku sangat bangga karena putranya bisa menyelesaikan sekolah dengan nilai tertinggi. 

"Saya sangat senang dan bangga karena anak saya lulus dan menjadi lulusan terbaik di SMKN Jawa Tengah di Purbalingga," ujar Turiman usai menyaksikan putranya di wisuda, pada Kamis (25/5).

Ya, Turiman yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga makam itu tak mampu menyembunyikan rasa bangga atas prestasi yang diraih anaknya. Dalam acara wisuda dan pelepasan itu dihadiri langsung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo serta lebih dari 30 petinggi perusahaan dalam negeri.

Warga Desa Kedungwringin, Kecamatan Jatilawang, Kabupaten Banyumas itu bahkan tidak bisa menggambarkan perasaan hatinya, saat menyaksikan Gubernur Ganjar memberi penyematan lulusan terbaik kepada anaknya.

"Saya tidak bisa berbicara apa-apa. Saya senang dan bangga," kata Turiman. 

Lebih lanjut dia menceritakan, SMKN Jawa Tengah telah membukakan pintu kesempatan bagi anaknya itu untuk meraih cita-cita dan masa depan yang baik. Sebab, tanpa SMKN Jawa Tengah, dia tidak akan mampu menyekolahkan anaknya. 

"Kalau tidak ada SMKN Jateng, mungkin anak saya hanya lulusan SMP. Karena saya hanya penjaga makam di desa, tidak ada biaya untuk sekolahkan anak," ujarnya. 

SMKN Jawa Tengah, terangnya, benar-benar akses pendidikan gratis bagi siswa kurang mampu, mulai dari biaya pendidikan, seragam, makan hingga asrama.

"Sekolahnya gratis, semuanya gratis. Seragam, sepatu, alat tulis, makan sampai asrama gratis."

Ia juga mengaku bahwa sikap dan perilaku putranya mengalami perubahan positif sejak bersekolah di SMKN Jawa Tengah. Anaknya menjadi lebih sopan, disiplin, dan sayang kepada orangtuanya.

Sementara itu, Bondan menambahkan, di SMKN Jawa Tengah selain mempelajari kompetensi, siswa juga dibekali pendidikan karakter dan diajarkan disiplin.

"Saya mendapatkan banyak hal di SMKN Jateng. Saya lebih bisa disiplin, ya terutama pendidikan karakter," katanya.

Keseriusannya menempuh pendidikan di sekolah rintisan Gubernur Ganjar itu, kini Bondan mendapat kesempatan melanjutkan studi di Universitas Indonesia (UI).

"Alhamdulillah mendapat beasiswa melanjutkan di UI Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik," ujar Bondan. 

Usai acara, Ganjar Pranowo mengaku senang dan terharu karena lulusan SMKN Jawa Tengah menjadi rebutan perusahaan-perusahaan dalam merekrut tenaga kerja. Selain itu, juga mampu menembus seleksi masuk perguruan tinggi.

"Senang ya, karena lulusan SMKN Jateng sudah 70% terserap di dunia kerja. Bahkan ada beberapa yang zooming karena sudah bekerja. Ada juga yang ke Jerman dan juga diterima di perguruan tinggi," tuturnya.

Ditambahkannya, siswa SMKN Jawa Tengah berlatar belakang dari keluarga kurang mampu. Sehingga, dengan penyerapan tenaga kerja setelah lulus tersebut dapat menjadi solusi pengentasan kemiskinan.

"Jadi, mulai bulan ini mereka bisa mengirimi (uang) kepada orangtuanya. Membantu mengentaskan kemiskinan," ujar Ganjar. 

Dari data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, wisuda dan pelepasan diikuti siswa lulusan dari tiga kampus SMKN Jawa Tengah, yaitu 118 siswa lulusan SMKN Jawa Tengah kampus Semarang, 92 siswa lulusan SMKN Jawa Tengah kampus Purbalingga, dan 48 siswa lulusan SMKN Jawa Tengah kampus Pati.

Selain Bondan, ada Nadila Yuli Asmara lulusan terbaik SMKN Jawa Tengah kampus Pati, dan Moh Irkham Baihaqi lulusan terbaik SMKN Jawa Tengah kampus Semarang. Untuk diketahui, hingga saat ini SMKN Jawa Tengah telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa. Terdiri dari SMKN Jawa Tengah kampus Semarang 825 lulusan, SMKN Jawa Tengah kampus Pati 336 lulusan, serta 676 lulusan SMKN Jawa Tengah kampus Purbalingga. 80 persen di antaranya telah terserap di dunia kerja.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.