Sukses

Soal Stunting, BSKDN Kemendagri Minta Pemda Atasi dengan Kerja Sama Banyak Pihak

Tak hanya stunting, tingkat pengangguran yang tinggi semestinya juga memacu Pemda untuk menginisiasi suatu inovasi yang dapat mengurangi angka tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri Kementerian Dalam Negeri (BSKDN Kemendagri) Yusharto Huntoyungo memberikan arahan dalam acara Asistensi Penyusunan Indeks Inovasi Daerah (IID) Provinsi Jambi dan Internalisasi Kegiatan Prioritas BSKDN 2023. Kegiatan berlangsung di Aula Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Jambi pada Kamis, 9 Maret 2023.

Dia menuturkan, berdasarkan Undang-Undang (UU) Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, negara menyerahkan 32 urusan pemerintahan kepada pemerintah daerah (Pemda) yang bersifat konkuren. Permasalahan yang timbul dari 32 urusan tersebut semestinya menjadi motivasi Pemda untuk meningkatkan inovasi daerah.

Dalam arahannya, Yusharto mencontohkan permasalahan yang banyak dihadapi Pemda meliputi penurunan stunting, tingkat pengangguran yang tinggi, dan beragam masalah lainnya. Dia menegaskan, stunting merupakan permasalahan yang kompleks. Sehingga, untuk mengatasinya membutuhkan kerja sama banyak pihak.

"Kita tidak bisa mengatasi stunting hanya dari anak yang kena stunting, tapi jangan sampai nanti ada stunting-stunting berikutnya. Untuk itu, diperlukan intervensi yang lebih luas dari pemerintah, sehingga permasalahan yang muncul bisa (menjadi peluang untuk) melahirkan inovasi," kata Yusharto.

Tak hanya stunting, tingkat pengangguran yang tinggi semestinya juga memacu Pemda untuk menginisiasi suatu inovasi yang dapat mengurangi angka tersebut. Hal itu misalnya inovasi yang mampu menumbuhkan semangat generasi muda dalam berwirausaha. Yusharto menekankan, inovasi tidak melulu sesuatu yang belum pernah ada apalagi harus mahal. Justru, kata dia, inovasi lahir dari permasalahan sehari-hari yang dihadapi.

"Kita harus melihat bahwa inovasi lahir dari keseharian kita, masih banyak dipersepsikan bahwa inovasi itu harus digital, (Padahal) digitalisasi itu menjadi tahap berikutnya setelah kita sukses melaksanakan inovasi-inovasi non digital," tutur Yusharto.

Dalam kesempatan itu, Yusharto berharap inovasi yang ada di setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di wilayah Provinsi Jambi akan memiliki nilai kematangan yang cukup, sehingga bisa mendapatkan nilai IID yang lebih tinggi pada tahun-tahun berikutnya. "Setiap inovasi kami hargai sampai dengan skor 111 apabila tingkat kematangannya sudah cukup," pungkasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Upaya Heru Budi Turunkan Angka Stunting

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono aktif mengunjungi sekolah-sekolah untuk memantau langsung Gerakan Aksi Bergizi sebagai salah satu upaya menurunkan angka stunting di Ibu Kota. Ke depan, dia ingin aksi ini dapat menjangkau seluruh sekolah di Jakarta.

Adapun gerakan ini berupa ajakan kepada remaja putri agar rutin mengonsumsi tablet penambah darah seminggu sekali untuk menjaga daya tahan tubuh. Menurut Heru stunting penting dicegah sejak usia remaja.

Pada Jumat (3/3/2023) ini, kunjungan dilakukan Heru ke SMAN 32, Komplek Setneg Baru Cidodol, Grogol Selatan, Kecamatan Kebayoran Lama, Kota Jakarta Selatan.

“Kegiatan Gerakan Aksi Bergizi ini akan terus kita gaungkan. Tentunya, seluruh lapisan masyarakat bisa membantu untuk menurunkan stunting," kata Heru dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (3/3/2023).

Kepala Sekretariat Presiden (Kasetpres) ini menyampaikan bahwa Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta dan Dinas Pendidikan DKI Jakarta juga telah aktif turun ke sekolah-sekolah, mulai tingkat SMP hingga SMA.

Heru menuturkan bahwa saat turun ke sekolah, pihaknya memberikan vitamin penambah darah. Adapun kegiatan Gerakan Aksi Bergizi, rutin dilaksanakan setiap hari Jumat di sekolah yang berbeda-beda.

"Saya mau kalau ada waktu, semua SMP, SMA dan Puskesmas dikunjungi setiap minggu bergantian," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.