Sukses

Mampukah Kita Manfaatkan Peluang Sampah Plastik dengan Terapkan Ekonomi Sirkular?

Permasalahan sampah plastik yang bisa mengganggu keberlanjutan lingkungan hidup pun harus diatasi secara holistik.

Liputan6.com, Jakarta Seiring perkembangan zaman, isu sampah plastik pun semakin berkembang pula. Materi plastik yang seharusnya dapat membantu manusia, apabila pasca pemakaian tidak dikelola dengan baik, bisa mengganggu keberlanjutan lingkungan hidup. Hal ini harus pun harus diatasi secara holistik.

Sebagaimana diketahui, plastik merupakan material yang sangat fleksibel, bahkan sangat berguna bagi kehidupan manusia. Setiap sisi kehidupan kita tak lepas atau sangat bergantung dari yang namanya plastik. Akan tetapi, gaya hidup kita ini juga yang dapat menyisakan permasalahan tersendiri. 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 (Ditjen PSLB3) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada tahun 2021 menyebutkan bahwa volume sampah di Indonesia tercatat 68,5 juta ton dan tahun 2022 naik mencapai 70 juta ton. Tak hanya itu, terdapat 24 persen atau sekitar 16 juta ton sampah yang tidak dikelola.

Dari data tersebut menunjukkan bahwa pengelolaan sampah plastik di Indonesia masih belum terintegrasi dengan baik sehingga ada sampah yang tidak dikelola dan berpotensi mencemari lingkungan yang kita tinggali.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jurus Jitu: Ekonomi Sirkular?

Permasalahan pengelolaan sampah tersebut disorot oleh banyak pihak dan pakar. Mereka meyakini bahwa jurus jitu dalam mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan ekonomi sirkular. 

Hal tersebut merupakan solusi untuk permasalahan sampah plastik dengan menggunakan kembali plastik pasca pakai menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi. Pasalnya, pengolahan sampah plastik bisa diolah menjadi BBM dan aspal plastik.

Karena permasalahan tersebut adalah permasalahan bersama, guna mewujudkan ekonomi sirkular, dibutuhkan peran berbagai pihak secara linear seperti konsumen, produsen, asosiasi, serta pemerintah, terkhusus pemerintah daerah. 

Selain untuk membentuk budaya masyarakat dalam pengumpulan, pemilahan, dan pengelolaan sampah plastik, pemerintah daerah juga memiliki peranan untuk mengatur ekosistem melalui kebijakan sektoral.

Potensi ekonomi sirkular sampah plastik di Indonesia terbilang cukup besar. Berdasarkan data Kemenperin, ekonomi sirkular sampah plastik berpotensi menaikkan kapasitas  produksi industri daur ulang plastik sebesar 2,22 juta ton. 

Bahkan, Potensi ekspor hasil olahan sebesar 800 juta dolar Amerika (sekitar lebih dari Rp8,5 triliun). Sementara nilai investasi mencapai Rp20 triliun dan penyerapan tenaga kerja sebesar 100 ribu tenaga kerja.

3 dari 3 halaman

Mampukah Petik Manfaat dari Sampah Plastik?

Dengan melihat peluang serta potensi penerapan ekonomi sirkular dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di Indonesia, apakah kita dapat memetik manfaat dari sampah plastik pasca pakai lewat sinergitas ekonomi sirkular? 

Temukan jawabannya secara detail dalam Inspirato Sharing Session bersama Chandra Asri yang bakal disiarkan secara streaming di Instagram Liputan6 dan Vidio pada Kamis (15/12/2022) pukul 15.00 WIB. 

Narasumber yang akan memberikan penjelasan secara rinci dalam acara tersebut adalah Director of Legal External Affairs and Circular Economy PT Chandra Asri Petrochemical Edi Rivai, Dosen Teknik Sipil dan Teknik Lingkungan Universitas Indonesia Dr. Eng Astryd Viandila Dahlan, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, S.E, M.Si. 

So, untuk tahu jawaban atas segala pertanyaan tersebut, jangan lewatkan Inspirato Sharing Session bersama Chandra Asri ya!

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini