Sukses

OJK Dorong Milenial Untuk Cerdas Kelola Keuangan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong generasi milenial untuk mementingkan pengelolaan keuangan dibandingkan gaya hidup. Hal penting agar kelak mereka memiliki masa depan yang cerah dan terjamin.

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong generasi milenial untuk mementingkan pengelolaan keuangan dibandingkan gaya hidup. Hal penting agar kelak mereka memiliki masa depan yang cerah dan terjamin.

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Friderica Widyasari Dewi, mengatakan, dalam konteks investasi, pilihan milenial berdasarkan riset masih lebih banyak yang mengutamakan gaya hidup daripada berinvestasi.

"Menurut riset IDN Research tentang Indonesia di tahun 2019 itu menyebutkan hanya 2% dari milenial yang menyisihkan pendapatannya untuk berinvestasi. Mereka lebih banyak menghabiskan penghasilannya untuk kuliner, hiburan dan gaya hidup kekinian," ujar Friderica dalam webinar yang bertajuk Make Money Skills for Millenial Choice.

Kemudian, studi lain menyebutkan bahwa 69% milenial Indonesia tidak memiliki strategi untuk berinvestasi. Melihat fenomena tersebut, Friderica menuturkan bahwa kondisi ini patut menjadi perhatian kita semua agar bagaimana kita mendidik atau paling tidak mengajak untuk menyiapkan masa depan mereka agar sejahtera. Dan salah satunya dengan berinvestasi.

"Pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, investasi dan penyediaan dana darurat menjadi hal yang sangat penting. Tanpa pengelolaan keuangan yang baik dapat menimbulkan stress dan mengurangi produktivitas dalam bekerja," imbuhnya.

Meski begitu, memiliki dana darurat saja tidak cukup, kita harus juga memikirkan adanya faktor inflasi yang mmbuat kita melakukan investasi dengan mencari bentuk-bentuk investasi yang hasilnya bisa mengalahkan inflasi.

Terkait hal itu, Friderica menuturkan, dalam berinvestasi selalu ingat bahwa prinsip utama berinvestasi adalah never put your egg into one basket, jadi kita harus lakukan diversifikasi. Selain emas, milenial juga bisa berinvestasi pada saham atau reksa dana.

"Reksa dana cocok untuk pemula karena dikelola profesional yaitu manajer investasi. jenis reksa dana juga bermacam-macam tergantung profil risikonya.

Selain saham, ada juga obligasi. OJK juga mendorong milenial masuk ke investasi Surat Berharga Negara (SBN) ritel. Menurut Friderica investasi ini cocok untuk investor yang konservatif memiliki profil risiko rendah dan cenderung menghindari risiko.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

YOLO dan FOMO Pengaruhi Milenial

Senada, Kepala Pusat Kebijakan Sektor Keuangan BKF Kemenkeu RI, Adi Budiarso mengatakan, YOLO dan FOMO mempengaruhi pola konsumsi milenial. YOLO atau You Only Live Once adalah nikmati hidup saat ini tanpa perlu mengkhawatirkan masa depan.

Sedangkan FOMO atau Fear of Missing Out adalah ketakutan ketinggalan tren yang tengah berlangsung di komunitas atau peer group. "Kedua hal ini kalau terlalu dibiarkan bisa sangat berbahaya dapat menyebabkan kesulitan finansial bagi milenial," pungkasnya.

Untuk itu, sudah saatnya milenial memiliki investasi. Dalam memilih instrumen investasi, Adi mengungkapkan bahwa yang perlu diperhatikan adalah tentukan tujuan investasi, pahami risikonya, dan pahami instrumen investasi yang akan dipilih.

"Kemudian sesuaikan dengan kondisi keuangan dan lakukan diversifikasi," sambungnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Otoritas Jasa Keuangan atau OJK adalah lembaga yang berfungsi untuk mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan di sektor keuangan.

    OJK