Sukses

Tarif Integrasi Transportasi Umum Diterapkan, Dishub DKI Pastikan Tak Minta Tambahan Subsidi

Menurut Syafrin tarif integrasi untuk tiga moda transportasi (MRT, LRT, dan Transjakarta) cukup dibiayai dengan menggunakan anggaran Public Service Obligation (PSO).

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan pihaknya tidak akan mengajukan penambahan subsidi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta untuk tiga moda transportasi massal, setelah tarif terintegrasi Rp10 ribu diterapkan. 

"Saat kita lakukan simulasi, tetapi mencermati besar subsidi saat ini tidak  akan ada penambahan subsidi. Jadi setelah tarif integrasi ini kemudian tiba-tiba saya minta DPRD minta penambahan subsidi, tidak," kata Syafrin kepada wartawan, Rabu (31/8/2022). 

Pasalnya, menurut Syafrin tarif integrasi untuk tiga moda transportasi (MRT, LRT, dan Transjakarta) cukup dibiayai dengan menggunakan anggaran Public Service Obligation (PSO).

"Karena keseluruhan itu besar PSO tahun ini itu cukup untuk membiayai secara keseluruhan," ujar Syafrin.

Syafrin menerangkan anggaran PSO cukup membiayai tarif integrasi tiga moda transportasi selama tahun pertama dan tahun kedua pemberlakuan tarif integrasi.

Sehingga, Dishub memastikan tak akan ada penambahan subsidi sampai tahun pertama 2023.

"Tahun pertama kemudian juga tahun depan sudah dihitung," ucap dia. 

Kendati demikian, Syafrin tak menampik terjadi peningkatan besaran subsidi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Syafrin mengacu pada data jumlah penumpang yang menggunakan layanan angkutan umum massal di tiga moda transportasi secara keseluruhan. 

"Jadi memang dari hitungan kami awal berdasarkan data jumlah penumpang khususnya yang gunakan layanan angkutan umum massal lebih satu moda, memang ada koreksi terkait besaran subsidi," jelas Anies.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ada Koreksi Subsidi

Syafrin menuturkan berdasarkan data 2019, angkanya sekitar Rp 14 miliar untuk tiga moda.

Kemudian, jika menggunakan data 2020 kisarannya sekitar Rp 4 miliar dan 2021 ada Rp 6 miliar. Dari data itu, kata Syafrin koreksi besaran subsidi mungkin saja terjadi.

"Artinya, tahap awal memang akan ada koreksi dari sisi besaran subsidi, tapi jangka panjang dari hitungan konsultan akan ada peningkatan ridership, dengan pola ini tentu juga akan ada peningkatan pendapatan dari operator," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.