Sukses

Keutamaan, Hukum, dan Niat Menjalankan Puasa Muharam

Keutamaan puasa di bulan Muharam juga sangat banyak. Di antaranya termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia.

Liputan6.com, Jakarta - Puasa Muharam adalah puasa yang dilakukan di bulan Muharram. Bulan ini juga dijuluki pula sebagai bulan Allah lantaran bermakna besar dalam sejarah Islam saat Nabi Muhammad SAW hijrah dari Kota Makkah ke Kota Madinah.

Hukum puasa Muharam adalah sunah, bahkan lebih utama dari puasa bulan Sya’ban yang paling sering dipuasai oleh Nabi Muhammad SAW.

Ada pun puasa sunah di bulan Muharam, yaitu Tasua dan Asyura. Keutamaan menjalankan puasa Tasua dan puasa Asyura adalah menebus dosa pada setahun sebelumnya.

Lantas, mengapa puasa Muharam sangat penting?

Karena Muharram merupakan awal tahun Hijriah, maka sangat pantas dibuka dengan puasa yang merupakan amal paling utama. Imam al-Qurthubi mengatakan:

إِنَّمَا كَانَ صَوْمُ الْمُحَرَّمِ أَفْضَلَ الصِّيَامِ مِنْ أَجْلِ أَنَّهُ أَوَّلَ السَّنَةِ الْمُسْتَأْنَفَةِ، فَكَانَ اسْتِفْتَاحُهَا بِالصَّوْمِ الَّذِي هُوَ أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ

Artinya, "Puasa Muharram menjadi puasa yang paling utama karena Muharram merupakan awal tahun baru, maka pembukaanya adalah dengan puasa yang merupakan amal paling utama."

Keutamaan puasa di bulan Muharam juga sangat banyak. Di antaranya termasuk dalam keutamaan berpuasa dalam bulan-bulan mulia atau al-asyhurul hurum.

Selain itu, puasa sehari dalam bulan Muharam pahalanya sama dengan puasa 30 hari. Seperti diriwayatkan Ibnu Abbas ra:

عَنِ ابْنِ عَبَّاس رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ صَامَ يَوْمَ عَرَفَةَ كَاَن لَهُ كَفَارَةً سَنَتَيْنِ، وَمَنْ صَامَ يَوْمًا مِنَ الْمُحَرَّمِ فَلَهُ بِكُلِّ يَوْمٍ ثَلَاثُونَ يَوْمًا. (رواه الطبراني في الصغير وهو غريب وإسناده لا بأس به)

Artinya: Rasulullah saw bersabda: Orang yang berpuasa pada hari Arafah maka menjadi pelebur dosa dua tahun, dan orang yang berpuasa sehari dari bulan Muharram maka baginya sebab puasa setiap sehari pahala 30 hari puasa." (HR at-Thabarani dalam al-Mu’jamus Shaghîr.

Ketiga, khusus puasa hari Asyura pada tanggal 10 Muharam, maka akan menjadi pelebur dosa setahun yang telah lewat.

Keempat, khusus puasa Tasu’a pada 9 Muharram dan puasa 11 Muharram yang dijadikan pelengkap puasa Asyura pada 10 Muharram, menjadi pembeda umat Islam dengan umat Yahudi yang sama-sama berpuasa di hari Asyura.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tata Cara Puasa Muharam

Lalu, langkah-langkah apa saja yang dapat dilakukan saat menjalankan puasa Muharam? Puasa Muharram secara teknis dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Pertama, niatkan di hati. Niat puasa Muharram, baik secara umum maupun khusus puasa 10 hari awal Muharram, puasa Tasu’a, puasa Asyura, dan puasa 11 Muharram—sebagaimana puasa sunah lainnya—dapat dilakukan dengan niat puasa mutlak, seperti:

"Saya niat puasa," atau "Saya niat puasa Muharram karena Allah ta’âlâ."

Selain niat di dalam hati juga disunahkan dengan mengucapkannya dengan lisan. Sebagaimana puasa sunah lainnya, niat puasa Muharram dapat dilakukan sejak malam hari hingga siang sebelum masuk waktu zawâl (saat matahari tergelincir ke barat).

Dengan syarat belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar atau sejak masuk waktu subuh. (Al-Malibari, Fathul Mu’în, juz II, h. 223).

Kedua, makan sahur. Lebih utama makan sahur dilakukan menjelang masuk waktu subuh sebelum imsak.

Ketiga, melaksanakan puasa dengan menahan diri dari segala hal yang membatalkan, seperti makan, minum dan semisalnya.

Keempat, lebih menjaga diri dari hal-hal yang membatalkan pahala puasa seperti berkata kotor, menggunjing orang, dan segala perbuatan dosa.

Kelima, segera berbuka puasa saat tiba waktu maghrib. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.