Sukses

2 Jemaah Haji Dirawat di KKHI Sejak Hari Ketiga Kedatangan di Madinah

Jemah haji yang rawat inap mengalami keluhan pada sesak. Dan diagnosanya yaitu bronkitis kritis dengan dehidrasi sedang.

Liputan6.com, Jakarta - Lebih kurang 20 kelompok terbang atau kloter jemaah haji dari lima embarkasi sudah tiba di Madinah, Arab Saudi. Jemaah haji akan berada di Madinah sampai lebih kurang sembilan hari ke depan setelah ketibaan.

Selama menjalani ibadah di Madinah, jemaah haji selalu mendapat pendampingan dari tim kesehatan haji Indonesia (TKHI). Tim ini terus memantau dan memastikan layanan kesehatan bisa didapat jemaah yang membutuhkan.

"Misi utama Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) itu terdiri dari promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif," kata Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), dr Enny Nuryanti, kepada Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja (Daker) Madinah, Arab Saudi, Senin (6/6/2022).

Untuk petugas yang mobile ke sektor atau bandara disebut dengan emergency medical team (EMT). Sementara di KKHI, penanganan bila mana diperlukan tindakan kuratif dan rehabilitatif pada kesehatan jemaah.

Enny memastikan tim kesehatan yang ada di Madinah sangat siap melayani jemaah baik di sektor maupun di KKHI. Meskipun, dia sangat berharap jumlah pasien sedikit. Yang artinya, semua jemaah diberikan kesehatan selama menjalankan ibadah di Madinah.

"Kalau berhasil Insya Allah pasien sedikit atau kalau bisa tidak ada," harap Enny.

Sampai hari ketiga sejak kedatangan jemaah haji, tercatat empat jemaah mendatangi KKHI. Dua orang harus dirawat, sementara dua lainnya rawat jalan.

"Rawat inap keluhannya sesak, kita diagnosa bronkitis kritis dengan dehidrasi sedang. Kedua, keluhan nyeri kepala. Yang rawat jalan masus kaki melepuh dan sudah kita pulangkan ke sektor. Satu lagi kasus jamur karena pemakaian baju terlalu lama."

Di sektor, tim kesehatan terdiri dari satu dokter dengan dua perawat. Serta dilengkapi satu ambulans. Sementara di KKHI, terdapat 76 petugas kesehatan dengan rincian 15 dokter umum, 15 dokter spesialis, 20 perawat dan sisanya tenaga kesehatan lainnya. Selain itu, KKHI juga memiliki ruang perawatan, IGD, farmasi dan ICU.

"Dengan peralatan yang mendukung, Insya Allah kita siap," tegas Enny.

Dia menambahkan, ada sejumlah kategori untuk menentukan tindakan yang diberikan pada jemaah. Hijau untuk pasien penyakit ringan, kuning pasien dengan penyakit komorbid dan merah dengan kasus yang mengancam jiwa seperti gangguan napas.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pertolongan Pertama Saat Kaki Melepuh

Jemaah haji diminta tidak coba-coba beraktivitas di luar ruangan tanpa alas kaki, baik sandal maupun sepatu. Mengingat cuaca di Madinah, Arab Saudi, cukup panas dengan suhu rata-rata 40-43 derajat Celsius.

Kepala Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah, dr Enny Nuryanti, mengimbau jemaah haji Indonesia benar-benar memperhatikan kesehatan dan keselamatannya sekalipun berada di lingkungan Masjid Nabawi. Jika nekat tidak menggunakan sendal atau sepatu, kulit telapak kaki akan menjadi korban.

Memang, seolah telapak kaki tidak merasakan apa-apa saat berjalan tanpa alas, tetapi sesudahnya justru membahayakan kesehatan.

"Kita tahu lantai Nabawi berbeda dengan Masjidil Haram, di luarnya panas. Jadi kasus kaki melepuh banyak di Madinah," kata dr Enny di Klinik Kesehatan Haji Indonesia, Madinah, Arab Saudi, Senin (6/6/2022).

Kasus telapak kaki melepuh biasanya terjadi karena jemaah memaksakan kembali ke hotel setelah pasrah sandal dan sepatunya tidak ketemu seusai salat arbain di Masjid Nabawi. Padahal sandal ada, hanya saja lupa posisinya.

Enny mengimbau, jemaah yang tidak menemukan sandal dan sepatunya saat keluar Masjid Nabawi bisa mendatangi posko petugas. Di sana, tersedia sandal pengganti yang bisa dipakai jemaah.

Namun jika sudah telanjur dan durasi berjalan tanpa alas kaki belum terlalu lama, jemaah haji bisa menyiramkan dengan air. Tujuannya agar kaki tidak melepuh.

"Guyur saja pakai air, kemudian bisa pakai pelembab untuk kaki," sambungnya.

Reporter: Lia Harahap/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.