Sukses

Dua Jenazah Korban Bom Bali Dikremasi

Enam jenazah sudah dikenali keluarga. Dua jenazah dikremasi dan bakal disusul upacara perabuan buat korban lainnya. Seluruh jasad korban akan dilarung di Pantai Sanur, besok.

Liputan6.com, Denpasar: Upaya mengenali kerabat yang menjadi korban Bom Bali rupanya belum berakhir. Setelah sekian lama, dua jenazah kasus peledakan di Jalan Legian, Kuta, Denpasar, Bali bernama Ketut Sumerawat dan Made Martana, akhirnya benar-benar dikenali keluarganya. Usai penemuan itu, kedua jenazah langsung dikremasi di Krematorium Mumbul, Kamis kemarin. Sedianya, prosesi perabuan akan kembali dilakukan terhadap empat jenazah lainnya pada Jumat (24/1) ini, sebelum dilarung di Pantai Sanur. Acara perabuan tersebut akan diawali dengan upacara Pralina, atau pengembalian unsur senyawa membentuk manusia, di halaman Kamar Jenazah Rumah Sakit Sanglah, Denpasar.

Prosesi tersebut diikuti seluruh keluarga dan kerabat dekat korban dan dipimpin Ida Pedanda Wayahan Bun. Acara perabuan ini adalah simbol penghormatan terakhir keluarga, setelah dikenali pihak keluarga akhir Desember silam. Selanjutnya, upacara diteruskan dengan perabuan jenazah di Makam Umum Mumbul, Nusa Dua. Sebenarnya, kedua keluarga korban telah menggelar acara adat.

Empat jenazah korban Bom Bali yang juga sudah dikenali keluarganya adalah Kadek Ngartina, Nyoman Mawa, Made Sujaya, dan Gede Badrawan. Direncanakan, keempat jasad akan diperabukan Jumat ini juga. Prosesi tersebut akan dilanjutkan dengan upacara pelarungan abu jenazah seluruh korban di Pantai Sanur, Sabtu besok.

Hingga catatan terakhir, jumlah korban jiwa peledakan Bom Bali mencapai 184 orang [baca: Korban Tewas Tragedi Bali 184 Jiwa]. Sedangkan korban yang berhasil diidentifikasi telah mencapai 48 orang. Saat itu, WNI yang selamat diharapkan bisa menjadi saksi kunci. Namun sayang, belakangan Kadek Alit Margarini dipulangkan ke Tanah Air dalam bentuk abu hasil kremasi yang disimpan dalam kotak plastik [baca: Abu Jenazah Kadek Tiba di Bali]. Kematian saksi kunci ini sempat menimbulkan kontroversi.(BMI/Fransambudi dan Prihandoyo)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.