Sukses

Polri: Kontak Tembak dengan KKB Papua Wujud Perlindungan Diri, Bukan Menyerang

Meski begitu untuk tetap menjaga keamanan di Papua dan Papua Barat, Polri tetap secara humanis.

Liputan6.com, Jakarta - Aksi teror yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) masih kerap terjadi, terbaru mereka membakar gedung SMP Negeri Serambakom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (14/12/2021) yang disertakan tembakan- tembakan.

Meski begitu untuk tetap menjaga keamanan di Papua dan Papua Barat, Polri tetap secara humanis dengan memakai pola preemtif, preventif dan penegakan hukum yang dijalankan secara bertahap dan situasional

"Kalau sudah terjadi misalnya penembakan segala macam tentu kita melakukan hal itu. Seperti kontak tembak senjata yang terjadi aparat kepolisian itu posisinya diserang, tentu terjadinya kontak tembak karena situasi aparat kita," kata Kabag Penum Divisi Humad Polri Kombes Ahmad Ramadhan kepada wartawan, Kamis 16 Desember 2021.

Sehingga pola humanis yang dilakukan Polri dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas). Dengan menerapkan pola pre-emtif akan terlebih dulu dijalankan, sebagai langkah pencegahan.

"Pola yg dilakukan adalah upaya preemtif , kemudian preventif patroli segala macam, Kemudian penegakan hukum, jadi kalau dia ditangkap akan diproses hukum," katanya.

"Polri kan aparat penegak hukum. Bukan dihajar bukan, tetapi kita proses penegakan hukum terhadap pelaku kelompok kriminal bersenjata tersebut," lanjutnya.

Menurutnya, meski Polri adalah aparat penegak hukum, namun peran melindungi dan melayani masyarakat juga harus dijalankan, termasuk dalam menangani konflik yang terjadi di Papua yang termasuk dalam pola preemtif.

"Mereka kan seorang warga negara yg melakukan Kriminal. tentu prosesnya adalah proses sesuai dengan perbuatan atau tindak pidana yang dilakukan, bukan diperangi, bukan," ucap Ramadhan.

Sementara apabila terjadi kontak tembak dengan KKB di Papua, Ramadhan memastikan hal tersebut adalah langkah pelindungan diri dari anggota, karena menerima serangan dari mereka.

"Jadi kontak tembak itu sebagai wujud perlindungan diri, bukan untuk menyerang. anggota kita tidak menyerang. Tapi ketika kita diserang kita melindungi diri. Tentu kita berusaha bila dia menyerang ditangkap diproses," ujarnya.

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

KKB Diduga Bakar Gedung Sekolah

Sebelumnya, Kelompok bersenjata di Papua kembali berulah. Mereka membakar gedung SMP Negeri Serambakom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, Selasa (14/12).

"Aksi pembakaran yang diduga dilakukan KKB diawali bunyi tembakan, namun personel yang bertugas di wilayah itu tidak merespons," kata Kepala Polres Pegunungan Bintang, AKBP Cahyo Sukarnito, Selasa (14/12/2021).

Cahyo menjelaskan, tak berapa lama kemudian nampak asap hitam yang dari laporan masyarakat merupakan salah satu bangunan yang ada di SMP Negeri Serambakom.

Kebakaran dilaporkan terjadi sekitar pukul 09.00 WIT sehingga tentara dan polisi yang bertugas di Pos Serambakom mendatangi lokasi kebakaran itu untuk memindahkan warga.

Saat sedang memindahkan warga ke gereja Katholik Wambakon, mereka ditembaki kelompok bersenjata sehingga terjadi baku-tembak.

Kontak tembak yang terjadi dari pukul 09.50 WIT hingga 11.15 WIT itu tidak ada korban jiwa, kata dia, seraya menambahkan sekitar pukul 11.45 WIT asap kembali muncul dari sekitar lokasi.

Petugas gabungan di Serambakom masih bersiaga dan personel dari Polres Pegunungan Bintang belum dapat diturunkan ke Serambakom karena rawan gangguan kelompok bersenjata.

Sukarnito menyatakan, sebelumnya pada Minggu lalu (5/12/2021) kelompok bersenjata membakar gedung SMA Negeri 1 Oksibil.

Reporter: Bachtiarudin Alam

Sumber: Merdeka.com -

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.