Sukses

Penampakan Puing-Puing Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di JICT 2 Tanjung Priok

Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi 74 kantong bagian tubuh korban Sriwijaya Air SJ 182, 16 kantong serpihan kecil pesawat, dan 24 potongan besar puing pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Tim Search and Rescue (SAR) gabungan masih terus melakukan operasi pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu.

Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara menjadi titik transit temuan korban dan serpihan puing-puing pesawat Sriwijaya Air PK-CLC itu sebelum ditangani lebih lanjut.

Pantauan Liputan6.com, Selasa (12/1/2021), puing-puing pesawat dengan beragam ukuran masih berada di pinggir dermaga. Ukuran paling besar tampak seperti salah satu bagian mesin pembakaran pesawat.

Tampak juga bagian berbentuk seperti gir dan lempengan badan pesawat. Sejumlah kantung juga masih berada di lokasi diduga berisi serpihan puing kecil pesawat yang disatukan agar tidak berserakan.

Tim KNKT mengidentifikasi turbin pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (10/1/2021). Potongan mesin jenis pesawat Boeing 737-500 yang ditemukan di perairan Kepulauan Seribu itu diangkat menggunakan crane milik KRI Cucut 866. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Aktivitas tim SAR gabungan mencari pesawat dan korban Sriwijaya Air SJ 182 sudah terpantau sejak pagi. Sekitar pukul 08.00 WIB, dua kapal karet bertenaga motor bergerak disusul satu kapal besar.

Direktur Operasi Basarnas, Rasman menyampaikan, belum ada perubahan data temuan sejak Senin malam 11 Januari 2021.

"Untuk data terakhir yang kita sampaikan masih sama seperti tadi malam. Bagian tubuh atau body part 74 kantong, serpihan kecil pesawat 16 kantong, potongan besar 24. Itu data yang terakhir," tutur Rasman di Dermaga JITC, Jakarta Utara.

Sejauh ini, anggota tim yang dikerahkan sebanyak 3.600 orang lebih dengan berbagai tugas dan fungsinya.

"Kita fokuskan di LKP (Last Know Position) untuk pertolongan dan pencarian," kata Rasman.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kendala Pengangkatan Blac Box

Sebelumnya, Tim Search and Rescue (SAR) TNI Angkatan Laut menyampaikan, puing-puing pesawat padat di bawah air menjadi kendala pencarian kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kabupaten Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

"Volume pesawat yang begitu besar dan impact ke permukaan laut yang begitu besar sehingga barang itu masih ketimbun oleh bongkahan pecahan itu sendiri," ujar Komandan Satuan Tugas Laut Operasi SAR (Dansatgasla Ops) Sriwijaya Air 182, Laksamana Yayan Sofyan di Dermaga JICT II Tanjung Priok Jakarta, Senin malam 11 Januari 2021, seperti dikutip Antara.

Rencananya, lanjut dia, pada Selasa, (12/1/2021) operasi SAR akan mengurai material pesawat untuk memudahkan pencarian kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ 182.

"Penguraian diselami oleh penyelaman Angkatan Laut, baik itu Denjaka, Kopaskal, Dislambair. Kemudian diselami satu per satu bongkahan dibuka dibawa ke permukaan," papar dia.

Ia menambahkan, sinyal pancaran kotak hitam Sriwijaya Air SJ 182 sudah menjurus ke satu lokasi. Tim operasi SAR sempat mendengar bunyi ping sebanyak dua kali di sekitar lokasi pencarian.

"Penyelam bawa ping locator, dia dengarkan. Misalnya didengarkan di situ, makin nyata. Kemarin sudah ditemukan ada dua ping dan sudah dilokalisir. Artinya bukan berarti black box itu sudah ketemu tapi sudah dilokalisir," kata Yayan.

Pesawat Sriwijaya Air bernomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 pukul 14.40 WIB dan jatuh di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.

Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 nautical mile di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11.000 kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13.000 kaki.

Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal tersebut mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB. Penundaan keberangkatan karena faktor cuaca.

Berdasarkan data manifest, pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri atas, enam kru aktif dan enam kru ekstra.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.