Sukses

Mendikbud Nadiem: Kita Bukan Mau Anak-anak yang Jago Menghafal

Selama setahun ini, menurut Nadiem, dirinya mengeluarkan sejumlah program guna mengasah produktivitas siswa.

Liputan6.com, Jakarta - Telah banyak terobosan yang ditelurkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim dalam satu tahun menakhodai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Menurutnya sejumlah langkah itu dilakukan demi mendapatkan anak-anak yang bisa produktif bagi masyarakat.

"Kita bukan mau anak-anak yang jago menghafal atau anak-anak yang jago dapat angka tinggi. Kita ingin anak-anak yang bisa produktif dan berkontribusi di apa pun bidang dia pada saat dia keluar dari sistem pendidikan kita," tegas Mendikbud dalam acara Indonesia Bicara yang disiarkan melalui kanal Youtube Media Indonesia pada Kamis (5/11/2020).

Selama setahun ini, menurut Nadiem, dirinya mengeluarkan sejumlah program guna mengasah produktivitas siswa. Sebut saja Merdeka Belajar di mana salah satu programnya ialah meniadakan Ujian Nasional (UN) dan menggantikannya dengan Asesmen Nasional.

Di perguruan tinggi, program andalan Nadiem adalah membebaskan mahasiswa untuk belajar di luar kelas selama satu semester. Dan itu tetap dihitung dalam kredit semester.

"Satu semester dia bisa melakukan proyek sosial, riset, magang di Industri, mengerjakan project entrepreneurship dan lain-lain. Ada berbagai macam kemerdekaan, guru-guru dimerdekakan dari RPP yang berpuluh-puluh halaman, hanya butuh satu halaman saja untuk menunjukkan rencana pembelajaran dia," papar Nadiem.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Asah Kemampuan Berkolaborasi

Berbagai program itu, kata Nadiem, tentu saja guna memicu produktivitas siswa kala mereka keluar dari lembaga pendidikan. Selain untuk mengasah kemampuan mereka dalam berkolaborasi.

"Itu beberapa kemerdekaan-kemerdekaan yang menurut kami dibutuhkan sistem pendidikan kita untuk mendorong profil pelajar Pancasila, yaitu terpenting adalah kemandirian, gotong royong dan kreativitas, bukan hanya pemecahan masalah yang terpenting, bukan hanya bernalar kritis tapi kemampuan untuk berkolaborasi dan bekerja sebagai group team dan berkreasi secara produktif di masyarakat," tegasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.