Sukses

Perkuat Ketahanan Pangan, Kementan Gelar Sekolah Lapang untuk Petani Humbahas

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Sekolah Lapang (SL) merupakan pembelajaran non formal untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.

Liputan6.com, Jakarta - Para petani di Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, semangat mengikuti Sekolah Lapang (SL) II proyek Integrated Participatory Development and Management of Irigation Project (IPDMIP). Apalagi, kegiatan ini turut mendukung ketahanan pangan. Para petani memilih menanam jagung, salah satu komoditas unggulan di wilayah tersebut.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan Sekolah Lapang (SL) merupakan pembelajaran non formal untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani.

"Seluruh proses belajar Sekolah Lapang dilakukan langsung di lapangan. Manfaat Sekolah Lapang IPDMIP sangat baik, karena bisa meningkatkan produksi sekaligus pendapatan petani. Untuk itu, kita berharap kegiatan ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya," tutur Mentan SYL.

Sementara, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan, Dedi Nursyamsi, mengatakan SL IPDMIP turut meningkatkan kemampuan SDM pertanian.

"SL IPDMIP ini meningkatkan produktivitas dengan cara meningkatkan kemampuan SDM pertanian. Baik petani, penyuluh, poktan, gapoktan, maupun petani milenial," terangnya.

Menurut Dedi Nursyamsi, hal ini sangat tepat. Sebab, faktor pengungkit utama dalam peningkatan produksi pertanian adalah SDM.

Di Humbang Hasundutan, Sekolah Lapang tanaman jagung ini dilaksanakan di Desa Parsingguran 1 Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan. Secara keseluruhan pada area program IPDMIP, kegiatan SL ini dimulai dengan pembukaan yang dilaksanakan pada 30 Mei 2020 dan akan berakhir pada akhir Oktober 2020.

Untuk pembukaan kegiatan SL di Kabupaten Humbang Hasundutan dihadiri Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor, Kepala Dinas Pertanian, Kepala Dinas Perhubungan PPL, PPS, dan staf IPDMIP Humbang Hasundutan.

Pada pertemuan ke X, Kamis (8/10/ 2020), Staf lapangan IPDMI, Rotua Nainggolan, dan Konsultan IPDMIP Kabupaten Humbang Hasundutan ikut terjun melaksanakan pendampingan kepada peserta SL yang merupakan anggota kelompok tani Martunas. Pada pertemuan tersebut, materi yang dibahas adalah perawatan tanaman jagung, dan untuk SL kali ini, varietas jagung yang digunakan yaitu Varietas Bisi 18.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemangkasan Daun dan Batang

Kegiatan pendampingan tersebut dilakukan di lahan jagung seluas 0,5 hektare milik ketua kelompok tani (poktan) Martunas, Desa Parsingguran I Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan. Para petani diajarkan secara langsung bagaimana melakukan pemangkasan daun dan batang bagian atas tanaman jagung serta membelah kulit jagung dari tongkolnya. Tujuannya untuk mempercepat pengeringan tongkol tanaman jagung.

Pemangkasan daun dan batang atas tanaman jagung dilakukan tersebut dilakukan pada umur jagung 131 hari setelah tanam (HST). Diharapkan, dengan perawatan yang teratur tanaman jagung tersebut tidak diserang hama dan menghasilkan panen sesuai dengan yang diharapkan.

"Pertanian tidak berhenti, walau ada wabah Covid-19 para petani tetap memiliki semangat luar biasa mengikuti SL, agar tetap dapat berkontribusi dalam penyediaan pangan untuk seluruh masyarakat Indonesia," ujar Rotua Nainggolan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.